Podcast Dekan FILKOM UB: Menyiapkan SDM Adaptif di Tengah Perubahan Teknologi

Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (FILKOM UB) terus menegaskan komitmennya dalam menyiapkan Sivitas Akademika yang adaptif dan berdaya saing di tengah dinamika perubahan zaman. Komitmen tersebut tercermin dalam Podcast Dekan FILKOM UB yang dilaksanakan pada Senin, (16/12/2025), bertempat di Gedung Rektorat UB. Beberapa hal menarik dibahas dalam podcast tersebut, Dekan FILKOM UB, Ir. Tri Astoto Kurniawan, S.T., M.T., Ph.D., IPM. menyampaikan bahwa perubahan, sebagaimana terjadi saat ini secara masif dan intensif di era informasi dan digitalisasi, menurutnya, adalah sebuah keniscayaan, layaknya gelombang di lautan, bukan untuk dilawan tetapi harus disikapi secara proporsional.
“Saya sering menggunakan istilah surfing over the wave, kita tidak mungkin untuk melawan gelombang perubahan karena perubahan itu adalah sebuah keniscayaan dalam kehidupan kita, tetapi harus mampu menyelaraskan diri dan “berselancar” di atasnya secara proporsional. Kunci utamanya untuk tetap relevan, adalah dengan belajar sepanjang hayat (lifelong learning) dan membangun growth mindset. Ini juga saya sampaikan kepada Sivitas Akademik di FILKOM, baik dosen, tenaga kependidikan, maupun mahasiswa, setiap insan FILKOM harus mau belajar, meskipun sudah berumur. Kita dituntut untuk berani belajar dan berubah agar mampu bertahan dan berkembang di tengah arus transformasi yang semakin cepat,” jelas beliau.
Beliau menambahkan, transformasi yang cepat tersebut sangat dipengaruhi oleh karakter teknologi digital yang memiliki life cycle sangat pendek. Perkembangan perangkat seperti smartphone menjadi contoh nyata betapa cepat teknologi berevolusi. Kondisi tersebut menuntut kemampuan untuk belajar secara cepat dan responsif, namun tetap terstruktur dan sistemik. Hal yang kita lakukan dalam merespons perubahan memerlukan proses konsolidasi yang matang agar setiap langkah yang diambil tidak reaktif. Dalam konteks ini, Kebijakan Akademik FILKOM UB 2022–2042 sebagai representasi dari rencana induk pengembangan jangka panjang FILKOM menjadi pijakan strategis agar institusi tidak “kesrimpet” dalam menghadapi perubahan. (https://filkom.ub.ac.id/2024/02/20/filkom-ub-adakan-public-hearing-kebijakan-akademik/)

Lebih lanjut, Dekan FILKOM UB juga menyoroti pentingnya kesadaran bahwa pendidikan menjadi core business fakultas karena anggaran yang digunakan secara dominan bersumber dari Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa. Hal ini menjadi pengingat bahwa setiap kebijakan dan inovasi harus berorientasi pada peningkatan kualitas layanan pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang betul-betul berkompeten. Landasan moral ini memberikan pemahaman bahwa anggaran dari UKT tersebut dipandang sebagai modal usah dan bukan hasil usaha, karena produk yang harus dihasilkan yaitu berupa lulusan yang berkompeten masih sedang akan diupayakan. Salah satu upaya serius tersebut, khususnya untuk Maba 2025, adalah melakukan pemetaan kepribadian mahasiswa baru FILKOM UB melalui Talent DNA yang bekerja sama dengan ESQ Leadership Center Ari Ginanjar. Hasil pemetaan tersebut tidak hanya disampaikan kepada mahasiswa, tetapi juga kepada orang tua, sebagai bentuk transparansi dan pendampingan bersama.
Aspek kesehatan mental turut menjadi perhatian serius. Dekan menegaskan bahwa mahasiswa perlu sehat secara akademik sekaligus sehat secara mental. Keberadaan ruang-ruang interaksi dan layanan pendukung, termasuk penguatan peran peer atau sahabat sejawat, menjadi sarana penting untuk berbagi, bercerita, dan saling menguatkan. Kemampuan berinteraksi, berempati, dan memvalidasi kematangan diri melalui relasi sosial dipandang sebagai kompetensi yang tidak kalah penting dibandingkan kemampuan teknis. Untuk mendukung ke arah itu, Dekan juga menginformasikan sebuah program yang digagas tahun ini yaitu Program 2MB, kependekan dari Mlebu Bareng Metu Bareng, sebuah kerangka kerja dalam rangka membangun soliditas dan solidaritas mahasiswa baru angkatan 2025 agar bisa bersama-sama berproses untuk bisa menyelesaikan studi bersama-sama.
Dalam podcast tersebut, Dekan juga menyinggung salah satu upaya konkret yang terus diperkuat adalah pengembangan konsep Teaching Factory dan penguatan linkage dengan dunia industri. FILKOM UB menyiapkan ruang dan ekosistem khusus bagi mitra industri untuk mengerjakan proyek-proyek riil, sekaligus membuka peluang bagi mahasiswa untuk terlibat langsung melalui program magang dan pengalaman kerja nyata. Pendekatan ini diharapkan mampu menjembatani kesenjangan antara dunia akademik dan kebutuhan industri agar lulusan FILKOM UB dapat langsung memperoleh pekerjaan yang relevan dengan kompetensi yang dimiliki serta siap berkontribusi secara profesional di berbagai bidang industri teknologi informasi.
“Dengan demikian, lulusan tidak hanya menguasai aspek teoritis, tetapi juga memiliki pengalaman praktis dan pemahaman terhadap dinamika kerja di lapangan. Dalam pertemuan dengan alumni, yang baru dilaksanakan Sabtu, (13/12/2025), kami memperoleh valuable insight terkait urgensinya mata kuliah yang relevan dengan dunia kerja,” jelas beliau.
Menutup perbincangan menarik dalam podcast, beliau mengingatkan bahwa godaan dunia digital kerap membuat manusia semakin individual dan enggan berinteraksi secara langsung. Tantangan ke depan bukan hanya soal apakah kita mampu secara teknis, tetapi juga apakah kita masih mampu menjadi manusia yang utuh—mampu berelasi, berkolaborasi, dan bertumbuh bersama di tengah gelombang perubahan teknologi digital. (rr/tak)