Keamanan Syber dan Investigasi Digital Forensik

Keamanan Syber dan Investigasi Digital Forensik

Departemen Teknik Informatika (DTIF), Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya (FILKOM UB) melaksanakan program hibah 3in1 dengan menyelenggarakan sharing session/webinar yang diisi oleh praktisi industri padaSabtu (28/5/2022) secara daring. Bertemakan Keamanan Syber dan Investigasi Digital Forensik, sharing session kali ini mengundang Pratomo Djati Nugroho, yang berprofesi sebagai IT Security – GRC pada Bank Danamon. Selain itu Pratomo Djati juga tergabung dalam Asosiasi Forensik Digital Indonesia (AFDI) yang disupport oleh Badan Siber dan Sandi Negara Republik Indonesia (BSSN RI) dan Siber POLRI.

Mengawali materi, Pratomo menjelaskan mengenai cyber attack yang dapat diartikan sebagai serangan dalam dunia maya, baik yang ditujukan untuk menyerang ataupun bertahan yang diharapkan terjadi kerusakan pada suatu objek yang dituju. Umumnya cyber attack ini terjadi karena lemahnya antisipasi keamanan sistem yang diterapkan oleh pemilik piranti, baik individu maupun perusahaan. Hal tersebut mempermudah terjadinya hacking.

“Cyber security sendiri adalah praktik yang mencakup pemasangan firewall, backup data, multi factor authentication dan lainnya yang bertujuan untuk melindungi sebuah perangkat, jaringan, program, dan data dari segala macam serangan digital yang membahayakan data dan informasi milik kita,” terang Pratomo

Kemudian Pratomo menyampaikan bahwa ada 4 (empat) pondasi utama yang mendukung perkembangan teknologi informasi dan harus dijaga keamanannya yaitu perkembangan perangkat lunak (software) seperti sistem dan aplikasi dan perkembangan, alat keras (hardware) perkembangan informasi (information) meliputi identitas pribadi, password sebuah akun, dan communications seperti email, messengers serta perdagangan online atau melalui internet

Pratomo juga menjelaskan bahwa melindungi informasi dan data merupakan kebutuhan sebagian besar perusahaan dan instansi pemerintah di seluruh dunia karena data merupakan aset berharga dari suatu perusahaan dan bisa menjadi masalah di kemudian hari apabila data tersebut jatuh ke tangan orang yang tidak berhak.

Di akhir kegiatan Pratomo juga memberikan saran dimana pegetahuan mengenai cyber security merupakan sebuah keharusan untuk mahasiswa jurusan TI. Mengikuti pelatihan mengenai keamanan data adalah salah satu cara untuk meningkatkan skill dan pengetahuan mengenai cyber security. Kegiatan ini juga ditutup dengan sesi tanya jawab dari audience kepada Pratomo selaku pemateri dan pembicara.[drn]