Dosen JTIF FILKOM Dibekali Kemampuan Kepemimpinan dan Persuasi

Dosen JTIF FILKOM Dibekali Kemampuan Kepemimpinan dan Persuasi

Keberhasilan suatu pembelajaran tidak hanya bergantung pada kesiapan peserta didik dalam menerima materi, namun juga dipengaruhi oleh kemampuan pengajar dalam menyampaikan dan mentrasfer pengetahuannya. Tidak mudah untuk membuat peserta didik memahami sesuatu secara utuh sama seperti yang dipahami oleh pengajar. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain latar belakang, motivasi belajar dan kesiapan peserta didik yang berbeda-beda.

Untuk itu dosen Jurusan Teknik Informatika (JTIF), Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya (FILKOM UB) dibekali kemampuan kepemimpinan dan persuasi melalui Workshop Kepemimpinan “Becoming a Great Lecturer Through Influencing Leadership Skill” pada Selasa (7/8/2018). Kegiatan ini dilaksanakan bekerjasama dengan Daya Inspiring People (diP), lembaga training yang berpengalaman dalam bidang pengembangan Sumber Daya Manusia baik dalam lingkup corporate culture maupun personal development. Adapun trainer dan fasilitator yang hadir adalah Ari Wijaya, ST., MM., ASCA., Awang Surya, Ir., MM., Davied Vierronica, Dinar Apriyanto, S.TP., MS.

Keterampilan kepemimpinan dan persuasi perlu dimiliki oleh seorang pengajar karena dengan kemampuan tersebut akan dapat mempengaruhi dan menarik minat peserta didik untuk memahami materi yang diajarkan. Kemampuan kepemimpinan menurut Forbes Coaches Council terdiri atas 16 keterampilan meliputi diantaranya belajar dengan cepat, kecerdasan budaya, fleksibilitas, kemampuan multi tasking,komunikasi, memahami individu dan memiliki empati. Untuk itu dalam workshop ini para dosen JTIF diberikan materi pelatihan untuk mengasah dan meningkatkan ketrampilan – keterampilan tersebut.

Workshop terdiri atas sesi pemberian materi dan aktivitas yang melibatkan peserta untuk implementasi materi. Pada sesi materi dibagi dalam beberapa sesi utama meliputi materi influencing leadership skill, pentingnya bicara secara sistematis, mengatasi sulit berkomunikasi, bagaimana agar memiliki kemampuan bicara yang memiliki pengaruh dan bisa menggerakkan aksi orang. Dalam materi influencing leadership skill disampaikan oleh Ari Wijaya bahwa seorang pemimpin harus memiliki tujuan yang jelas, hal ini berlaku juga untuk pengajar. Dengan adanya kejelasan tujuan hasil pembelajaran dapat meningkatkan keinginan peserta didik untuk belajar. Sebaliknya jika seseorang tidak tahu apa tujuan dari mempelajari suatu hal akan menurunkan niat belajarnya. Untuk itu seorang pengajar yang memiliki kemampuan kepemimpinan akan menyampaikan apa tujuan pembelajaran yang diberikannya diawal pertemuan untuk meningkatkan kesadaran peserta didik tentang apa yang akan dicapainya di akhir pembelajaran.

Pada materi selanjutnya mengenai cara mengatasi sulit berkomunikasi, Ari Wijaya membukanya dengan pemaparan tentang pentingnya komunikasi. Komunikasi penting dimiliki untuk bisa meyakinkan orang lain melalui lisan. Seseorang boleh saja mempunyai gagasan yang hebat, tetapi jika orang itu tidak bisa menyampaikan kepada orang lain maka gagasan itu tidak ada artinya. Komunikasi yang baik adalah yang berani, sistematis dan berpengaruh. Komunikasi seperti itu dapat diwujudkan dengan memperhatikan beberapa hal antara lain mengetahui tujuan komunikasi dilakukan, paham siapa audience yang diajak berkomunikasi serta fokus pada pesan utama yang akan disampaikan. Jika komunikasi itu dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti slide powerpoint maka sebaiknya dibuat semenarik mungkin.

Materi terakhir mengenai bagaimana agar memiliki kemampuan bicara yang memiliki pengaruh dan bisa menggerakkan aksi orang disampaikan oleh Dinar Apriyanto. Kemampuan bicara atau komunikasi dijelaskan oleh Dinar terdiri atas verbal, vocal dan visual. Verbal memiliki porsi 7% dalam menarik perhatian lawan bicara, sementara vocal memiliki 38% dan visual 55%. Verbal meliputi pemilihan kata yang tepat untuk disampaikan. Sementara vokal meliputi tempo/kecepatan berbicara serta keras dan lembutnya suara. Sementara visual meliputi penampilan dan olah tubuh. Olah tubuh yang baik harus memperhatikan eye contact, smile dan open posture. Cara meningkatkan kemampuan untuk mengendalikan ketiga komponen tersebut agar bisa digunakan untuk menarik perhatian lawan bicara adalah dengan sering berlatih. Perlu diingat bahwa suara bergetar, tidak berani menatap audience hingga lupa akan hal yang ingin disampaikan adalah sesuatu yang normal dan biasa. Jangan menjadi terpuruk ketika mengalami hal tersebut karena setiap orang pernah mengalami hal yang sama dalam situasi tertentu. Mengatasinya dengan menanamkan keberanian pada diri sendiri dan banyak belajar serta mempraktekkan komunikasi yang efektif. Tidak kalah pentingnya, diakhir sesi Dinar menyampaikan bahwa keberhasilan bisa dicapai jika pekerjaan dilakukan dengan ikhlas. Hal ini berlaku juga dalam konteks mengajar.

“Anda harus ingat hukum kekekalan energi. Yakinlah energi atau tenaga positif yang anda keluarkan tidak akan terbuang sia-sia, dia hanya akan berubah bentuk. Jika tidak berubah dan kembali dalam bentuk materi maka pasti akan kembali kepada anda dalam bentuk positif lainnya seperti kebahagiaan, kesehatan dan lain sebagainya,” ujar Dinar. [dna]