Halal Bihalal 1 Syawal 1441 H Keluarga Besar Jurusan Teknik Informatika

Halal Bihalal 1 Syawal 1441 H Keluarga Besar Jurusan Teknik Informatika

Jurusan Teknik Informatika (JTIF) menyelenggarakan Halal Bihalal 1 Syawal 1441 H secara daring melalui aplikasi zoom pada Sabtu (30/5/2020). Acara ini diikuti oleh sekitar 60 orang yang terdiri atas jajaran pimpinan Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM) dan JTIF, dosen serta tenaga kependidikan. Acara Halal Bihalal ini tetap terasa istimewa meskipun dilaksanakan secara daring, karena dosen JTIF yang saat ini sedang menjalankan tugas belajar di luar negeri juga bisa ikut serta dalam acara tersebut.

Acara dibuka dengan sambutan dari pimpinan FILKOM dan JTIF. Pada kesempatan tersebut sambutan pimpinan FILKOM diwakilkan oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Edy Santoso, S.Si., M.Kom. dikarenakan Dekan FILKOM Wayan Firdaus Mahmudy, S.Si., M.T., Ph.D. berhalangan untuk ikut serta mengikuti acara. Dalam sambutannya Edy menyampaikan mohon maaf jika selama bertugas sebagai wakil dekan maupun secara personal telah melakukan kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Sementara itu Tri Astoto Kurniawan, S.T., M.T.,Ph.D. selaku Ketua JTIF dalam sambutannya juga menyampaikan mohon maaf atas segala kesalahan yang dilakukan dalam berinteraksi selama ini. Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa JTIF sudah berencana untuk mengagendakan kegiatan di luar rutinitas kampus dengan melibatkan seluruh dosen dan tenaga kependidikan beserta keluarga masing-masing dalam rangka menguatkan tali silaturrahim. Momentum halal bihalal daring ini sangat sesuai dengan rencana tersebut di tengah pandemi.

“Sebulan penuh kita telah menjalani puasa dan bertemu dengan hari kemenangan Syawal, sembari mengagungkan Asma Allah. Hal ini memberikan pelajaran bahwa apapun reputasi dan prestasi yang kita telah dan akan perjuangkan sejatinya hanya terjadi atas ijin Allah SWT. Tugas kita hanya menyempurnakan ikhtiyar. Pemahaman ini penting sebagai landasan membangun pribadi dan institusi di atas nilai-nilai spiritualitas,” ungkap Tri Astoto.

Puncak acara Halal Bihalal adalah tausiyah yang disampaikan oleh KH. Abdul Wachid Mudzakir, S.Ag. selaku Pimpinan Ponpes As-Salam, Singosari, Malang sekaligus Ketua MUI Kabupaten Malang. Tema yang diangkat “Memaknai kebesaran Allah SWT di hari kemenangan”.  Beliau yang akrab dipanggil Gus Wahid ini menyampaikan ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam memaknai kebesaran Allah di hari kemenangan. Pertama adalah dengan menyadari bahwa sesungguhnya tidak ada satu hal atau peristiwa yang bisa terjadi kecuali di dalam kebesaran dan kehendak Allah SWT.

“Bahkan ada disebutkan dalam Al-Qur’an bahwa tiada sehelai daun pun yang jatuh di muka bumi ini kecuali di ketahui oleh Allah SWT,” ungkap Gus Wahid.

Kedua adalah bertawasul dengan amal sholih. Termasuk di dalamnya tetap menjalankan amalan sunah yang bisa dijalankan di luar Ramadhan, seperti sholat witir, qiyamul lail, membaca Al-Qur’an dan juga puasa enam hari Syawal.

“Allah membenci orang-orang fasik. Siapa orang-orang fasik itu? Diantaranya adalah orang-orang yang terbiasa menjalankan amalan sunah kemudian dia tinggalkan. Ini disebutkan dalam Hadis Riwayat Bukhari ‘Janganlah kamu seperti si fulan. Dahulu ia rajin shalat malam, sekarang ia meninggalkan shalat malam tersebut’,” jelas Gus Wahid.

Ketiga adalah Hablumminannas atau menjaga hubungan antar sesama manusia dengan silahturahmi. Gus Wahid menyampaikan bahwa perlu adanya pemahaman tentang hakikat silahturahmi. Rasulullah SAW menyatakan bahwa yang dimaksud silahturahmi secara hakiki bukanlah seseorang yang mau mengunjungi saudaranya hanya jika saudaranya mau mengunjunginya. Bukan juga seseorang yang hanya mau mengunjungi saudaranya yang tidak memiliki masalah dengan dirinya. Melainkan seseorang yang mau mengunjungi saudaranya meskipun saudaranya tersebut memutuskan persaudaraannya.

“Jadi silahturahmi ini ternyata tidak mudah ya,” ungkap Gus Wahid.

Keempat Hablumminannas juga dilakukan dengan mencintai sesama. Rasulullah SAW bersabda 'Salah seorang di antara kamu sekalian tidaklah sempurna imannya sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri'' (HR Bukhari dan Muslim). Menumbuhkan rasa saling mencintai ini bisa dilakukan dengan membiasakan saling salam, saling membantu (ta’awun), saling memberi hadiah serta taat cinta dan menghormati pimpinan. Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa yang menghina seorang penguasa, maka Allah akan menghinakannya” (HR al-Tirmidzi [2224] ).

“Memberi saran atau nasehat itu boleh. Tapi kalau menghina pimpinan itu tidak boleh,” jelas Gus Wahid.

Usai tausiyah dari Gus Wahid, acara kemudian dilanjutkan dengan sesi penyampain ucapan syawal oleh masing-masing dosen dan tenaga kependidikan bersama keluarga secara bergantian. Kemudian ditutup dengan dialog singkat Ketua JTIF dengan dosen-dosen yang sedang menjalankan studi lanjut di luar negeri. [dna]