Persiapkan Sistem Informasi Berstandar Internasional FILKOM Gelar Pelatihan Framework CMMI

Persiapkan Sistem Informasi Berstandar Internasional FILKOM Gelar Pelatihan Framework CMMI

Semakin meluasnya penggunaan Information Technology (IT) dalam mendukung optimalisasi kegiatan manusia sehari-hari untuk meningkatkan taraf hidupnya, menuntut adanya standarisasi untuk produk IT yang diproduksi. Termasuk didalamnya standarisasi dalam pengembangan perangkat lunak/software. Salah satu standar yang saat ini marak digunakan adalah Capability Maturity Model Integration (CMMI).

Oleh karena itu dalam upaya untuk mempersiapkan penerapan Sistem Informasi berstandar internasional, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (FILKOM UB) menyelenggarakan pelatihan framework CMMI selama tiga hari (29 – 31/08/2016). Peserta pelatihan ini adalah 16 dosen serta karyawan FILKOM yang aktif dalam pengembangan sistem informasi di FILKOM.

PT. Adi cipta Carsani Ekakarya (ACE), sebagai salah satu perusahaan yang berpengalaman di bidang CMMI dipercaya untuk mengirimkan dua orang perwakilannya sebagai pemateri pada pelatihan tersebut. Mereka adalah Daniel Adhinugraha W. selaku HR Dept Head dan Martin Eric Gunawan selaku Trainer & Operational. Dalam 3 hari tersebut peserta mendapat materi yang meliputi (1) konsep dasar CMMI for Development, (2) manfaat CMMI for Development bagi seluruh stakeholder, (3) Process Area pada CMMI for Development dan (4) hal-hal yang perlu disiapkan untuk mengadopsi CMMI for Development.

CMMI sendiri merupakan framework/kerangka kerja yang digunakan untuk memperbaiki proses/tahapan prosedur dalam pembuatan perangkat lunak seperti analisa kebutuhan klien dan coding serta berbagai prosedur penting lainnya. Dijelaskan oleh Daniel, CMMI dikembangkan oleh Watts Humphrey pada tahun 1989 dengan sponsor utama Office of the Secretary of Defense (OSD)/ Departemen Pertahanan dan National Defense Industrial Association (NDIA ) Systems Engineering Committee Amerika Serikat. CMMI dirumuskan dari hasil penelitian atas proyek pembangunan perangkat lunak berbagai perusahaan dan organisasi di seluruh dunia termasuk NASA dan IBM, baik proyek kecil maupun proyek besar. Diyakini bahwa dengan penerapan proses/tahapan prosedur yang baik maka suatu perusahaan atau organisasi akan dapat menghasilkan produk yang baik pula.

Dari penelitian tersebut didapatkanlah rumusan standar kerangka kerja pengembangan perangkat lunak yang ideal. Menurut CMMI suatu perusahaan atau organisasi dapat disebut mampu memproduksi perangkat lunak yang baik adalah jika telah menjalankan dengan benar 22 poin panduan atau yang disebut 22 process area. Detil mengenai 22 process area tersebut dapat dilihat di tautan ini pada Bab 2 Process Area Components. Penerapan seluruh process area dapat dilakukan secara bertahap. Dimana dalam CMMI tahapan tersebut dibagi menjadi lima tingkat yang disebut maturity level. Tingkat paling rendah atau maturity level 1 adalah jika perusahaan atau organisasi belum menerapkan satupun poin process area. Sementara tingkat berikutnya maturity level 2 adalah jika telah menerapkan 7 process area, maturity level 3 jika telah menerapkan 18 process area. Maturity level 4 jika telah menerapkan 20 process area dan tingkatan tertinggi/terbaik adalah maturity level 5 jika telah menerapkan 22 process area.

Berbagai detil mengenai cara implementasi CMMI tersebutlah yang diajarkan pada dosen dan karyawan pengembang sistem informasi di FILKOM yang hadir sebagai peserta pelatihan. Sementara informasi mengenai gambaran umum tentang CMMI pada kesempatan tersebut juga dibagikan kepada mahasiswa baru Magister Ilmu Komputer Semester Ganjil TA 2016/2017. Tujuannya untuk memberikan tambahan wawasan karena hingga saat ini CMMI telah diterapkan di lebih dari 5.000 perusahaan di 94 negara di dunia. Termasuk juga 5 perusahaan di Indonesia yang telah tersertifikasi CMMI-DEV v1.3 hingga 30 April 2015 lalu. [dna/pic by hnf]