Mahasiswa FILKOM Juara I Varsity Speech ALSA UI 19th English Competition
Radhy Muhammad Ampera (SI/2014) mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer/FILKOM (d/h PTIIK) berhasil memperoleh peringkat pertama pada ALSA UI 19th English Competition kategori varsity speech (23-28/4). Radhy mengungkapkan bahwa dirinya sangat bersyukur dapat membawa pulang hasil tersebut dan berhasil unggul atas perwakilan London School of Public Relations, Unair, STIS, PENS dan Teknokrat. Kompetisi tersebut diikuti Radhy setelah dirinya lolos seleksi pemilihan delegasi Universitas Brawijaya yang diadakan oleh UKM Formasi UB.
Pada kompetisi tersebut terdapat tiga tahapan penyisihan yang harus dilewati Radhy sebelum dinobatkan sebagai juara, yaitu preliminary round, eliminary round dan final round. Di preliminary round tiap peserta harus menampilkan prepared speech dengan durasi waktu 5-8 menit dengan pilihan tema, Youth’s Sense of Belonging to the National Culture, How Youth Preserve the Culture of Indonesia from being stolen dan Technology influences on the National Culture.
“Saya memilih tema How Youth Preserve the Culture of Indonesia from being stolen. Saya merasa tema ini sangat relatable karena seringkali kita melihat di media bahwa ada negara lain yang mengambil atau yang mengakui salah satu budaya kita (Indonesia),” ungkap Radhy.
Setelah preliminary round terpilih 15 dari 30 peserta yang berhak maju ke eliminary round. Pada tahap tersebut peserta wajib melakukan impromptu speech, yaitu pidato dalam bahasa Inggris yang temanya baru diberikan 45 menit sebelum peserta tampil. Dari tahap tersebut dipilih lima peserta untuk maju ke final round. Pada tahap akhir tersebut peserta wajib menampilkan prepared speech dengan durasi 8-10 menit dengan tema berbeda, yaitu How Indonesian Culture Boost Up the Tourism, Indonesia’s Cultural Diversity as an Asset of the Nation dan Youth’s Love for Indonesian Culture.
“Di final round saya memilih tema Indonesia’s Cultural Diversity as an Asset of the Nation, karena menurut saya sekarang ini kita tidak memanfaatkan aneka ragam macam budaya kita dan melupakannya begitu saja. Terkadang perbedaan budaya itu malah memicu munculnya masalah,” jelasnya.
Meski sudah aktif mengikuti kompetisi serupa sejak dibangku SMA, Radhy mengaku tetap mengalami beberapa kesulitan, khususnya dalam hal mengatur waktu untuk latihan dan kuliah.
“Saat lomba juga tugas kuliah tetap menjadi masalah karena deadline yang pendek dan kondisi saya yang juga harus fokus pada lomba,” ungkap Radhy.
Pada kesempatan tersebut Radhy juga berpesan bagi mahasiswa UB yang berminat untuk mengikuti speech competition seperti dirinya, agar dapat bergabung dengan UKM Formasi untuk dapat meningkatkan kemampuan bahasa Inggris.
“Ayo masuk UKM Formasi. Disana kita tidak hanya belajar Bahasa inggris tapi juga banyak info tentang lomba. Kita juga akan dilatih dan dibantu melakukan pendaftaran dan pembuatan surat dispensasi,” jelas Radhy. [dna/pic by @alsaecomp2015]