STOSMACON, Teknologi Smart Home Ekonomis dan Praktis

STOSMACON, Teknologi Smart Home Ekonomis dan Praktis

Meski tergolong baru di Indonesia, namun teknologi smart home yang memungkinkan hunian atau tempat tinggal dilengkapi dengan sistem terintegrasi untuk kepentingan keamanan, penghematan energi, hingga kenyamanan pemilik kini mulai dikembangkan oleh beberapa perusahaan IT dan perusahaan komunikasi di Indonesia.  Berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh smart home membuatnya diprediksi mampu menarik minat masyarakat di masa mendatang. Meski demikian untuk dapat memiliki smart home buatan perusahaan ternama perlu biaya yang tidak sedikit, bahkan dapat mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Hal ini menjadi pertimbangan tiga mahasiswa Universitas Brawijaya untuk membuat Stosmacon, sebuah teknologi smart home yang ekonomis dan praktis. Mereka adalah Ahmad Faris Adhnaufal (FILKOM/2013), Alvin Leonardo (FILKOM/2013) dan Merry Dewi Putri (FIA/2013).

Difokuskan untuk dapat memonitor dan mengendalikan peralatan elektronik di dalam rumah, Stosmacon dikembangkan oleh ketiga mahasiswa UB dalam bentuk stopkontak yang dilengkapi bluetooth dan server berupa kotak mikrokontroler yang berfungsi untuk berkomunikasi dengan smartphone atau teknologi terkoneksi internet lainnya. Stosmacon merupakan hasil pengembangan dari Stomoklis yang telah dibuat oleh kelompok ini sebelumnya (lihat berita sebelumnya di sini).
“Semula pada Stomoklis jangkauan area kendali masih sebatas jangkauan maksimum bluetooth yaitu 10 meter. Tapi kini kami telah kembangkan Stosmacon untuk jarak jauh. Jadi selama ada koneksi internet, dimanapun pemilik berada tetap dapat memonitor dan mengendalikan penggunaan listrik di rumahnya,” ungkap Ahmad Faris.

Ditambahkan oleh Alvin, selain harganya yang terjangkau Stosmacon juga praktis karena saat pengguna harus berpindah rumah dapat dengan mudah memindahkan teknologi Stosmacon ke tempat yang baru.
“Dengan Stosmacon ini pemilik rumah tidak perlu melakukan penanaman instalasi pada tempat tinggalnya. Cukup dengan memasangkan stopkontak Stosmacon di rumah dan menghubungkannya dengan alat-alat elektronik yang ingin dikendalikan. Sehingga saat akan berpindah rumah cukup melepasnya saja, tidak perlu membongkar bangunan. Bagi yang berminat untuk memiliki Stosmacon, cukup dengan 250.000 rupiah saja sudah bisa mendapatkan paket yang terdiri dari satu stopkontak khusus dan aplikasi pengendalinya,” ujar Alvin.

Ahmad Faris beserta timnya juga berharap agar Stosmacon dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membantu penghematan penggunaan energi listrik dan menjaga keawetan alat elektronik. Sebagai contoh, untuk pengisian daya pada mobile phone. Sering kali pengguna tidak langsung melepas charger setelah mobile phone terisi penuh, baik karena lupa atau tertidur. Dengan Stosmacon pengguna dapat mengatur timer kapan listrik pada pengisi dayanya dimatikan.
“Jadi walaupun ditinggal beristirahat, tidak perlu khawatir lagi handphone akan rusak karena di charge terlalu lama. Listrik juga tidak terbuang percuma,” ujar Ahmad Faris.

Stosmacon tersebut juga telah berhasil membawa Ahmad Faris beserta timnya menjadi Juara Favorit pada kompetisi National Electrical Festival UI (NEST UI) 2015 yang digelar di Jakarta, 10 – 12 Maret 2015 lalu. [dna]