Antusiasme Mahasiswa PTIIK UB di Seminar Sukses Studi dan Bekerja di Jepang

Antusiasme Mahasiswa PTIIK UB di Seminar Sukses Studi dan Bekerja di Jepang

Mahasiswa Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (PTIIK) Universitas Brawijaya antusias dalam mengikuti seminar yang bertajuk “Sukses Studi dan Bekerja di Jepang”. Pendaftaran peserta seminar yang hanya dibuka selama 2 hari, berhasil mengumpulkan 160 peserta dari mahasiswa PTIIK UB.

Acara ini dibuka dengan sambutan yang diberikan oleh Ir. Sutrisno, MT, yang menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Tibyani, S.T., M.T, karena telah bersedia membagikan pengalaman serta ilmunya untuk para anak didik yang juga berminat untuk bisa belajar dan bekerja di Jepang.
“Saya berterima kasih pada Bapak Tibyani yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu dengan kami di sini. Semoga Bapak Tibyani bisa segera menyelesaikan studinya di Jepang dan kembali memperkuat tim pengajar di PTIIK,” ujar Ir. Sutrisno.

Sutariyono, S.AB, selaku ketua panitia pelaksanaan seminar menyampaikan bahwa tujuan utama dari seminar ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada peserta tentang kiat-kiat memperoleh beasiswa S1, S2, S3 dan Prospek kerja di Jepang.
“Jadi mumpung kebetulan ada Bpk. Tibyani ini pulang ke Indonesia, kita buat acara ini supaya bisa disharing ke mahasiswa kita bagaimana kiat-kiat supaya bisa belajar ke Jepang dengan mendapat beasiswa,” jelasnya.

Dalam acara yang diselenggarakan pada Selasa, 26 September 2012 di Aula Gedung D Fakultas Ekonomi Bisnis UB ini, menghadirkan Tibyani, S.T., M.T, salah satu dosen PTIIK yang pada tahun 2009 pernah menerima Beasiswa Dikti Batch 3 Jepang dan saat ini sedang menjalankan studi S3 di Waseda University, Jepang.

Tibyani, S.T., M.T dalam seminar ini memberikan berbagai materi persiapan untuk mendapatkan beasiswa ke Jepang dalam 4 sesi. Dimana pada sesi pertama membahas tentang bagaimana prospek belajar dan bekerja di Jepang.  Setelah itu dilanjutkan dengan sesi kedua penyampaian materi workshop strategi penulisan e-mail untuk mencari calon professor pembimbing di Jepang. Sesi ketiga, workshop strategi penulisan proposal riset. Sedangkan sesi keempat diisi dengan workshop strategi penulisan pembuatan modul, persiapan wawancara, dan administrasi. Pada setiap sesi workshop yang diberikan, para peserta juga langsung diberikan kesempatan untuk bisa mempraktekkan materi yang diberikan, karena contoh materi antara lain seperti Curriculum Vitae (CV) dalam bahasa Inggris, e-mail untuk mencari professor pembimbing, dan proposal riset dapat didownload peserta di web PTIIK (ptiik.ub.ac.id), sehingga peserta tinggal mencontoh dan menggantinya dengan data yang sesuai dengan masing-masing peserta. Selain itu, pada setiap akhir sesi, para peserta juga selalu diberikan kesempatan untuk bertanya, agar semakin memahami materi yang diberikan.

Sementara itu sesi kelima yang merupakan sesi penutup diisi dengan testimonial penerima beasiswa Monbukagakusho Japan, yang disampaikan oleh Fitra A. Bachtiar, dosen PTIIK UB yang juga pernah mendapatkan beasiswa dari pemerintahan Jepang (Monbukagakusho) untuk S2 nya di Human Information Science, Ritsumeikan University, Jepang. Dalam kesempatan itu Fitra A. Bachtiar juga membagikan informasi yang tidak kalah penting bagi para peserta, yaitu mengenai bagaimana kondisi alam, budaya dan kebiasaan orang-orang Jepang. Mulai dari iklim dan musim, makanan, tempat tinggal, sampai bagaimana karakteristik orang Jepang. Berbagai informasi ini diberikan agar para peserta yang mengikuti seminar juga bisa memiliki gambaran bagaimana situasi dan kondisi di Jepang, sebagai bekal untuk beradaptasi di negeri sakura tersebut.

Pada akhir acara, Tibyani, S.T., M.T berpesan pada para peserta yang masih ingin menanyakan berbagai hal terkait beasiswa, studi dan bekerja di Jepang, masih bisa berkonsultasi atau bertanya di luar seminar ini dengan cara mengirimkan email ke  alamat tibyani@ub.ac.id.
“Kalau memang ada yang masih perlu ditanyakan bisa langsung email saya. Semoga ke depannya nanti banyak mahasiswa PTIIK yang bisa mendapatkan kesempatan studi di Jepang,” pungkas beliau.