FILKOM UB Adakan Pelatihan Microsoft Copilot untuk Pembelajaran yang Kreatif dan Etis untuk Guru SDN 1 Sedaeng, Pasuruan

Tim pengabdian kepada masyarakat (Pengmas) dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (FILKOM UB) melaksanakan pelatihan pemanfaatan Microsoft Copilot bagi guru-guru Sekolah Dasar Negeri 1 Sedaeng, Pasuruan. Kegiatan terlaksana pada Kamis (24/07/2025) ini dipimpin oleh Andi Reza Perdanakusuma, S.Kom., M.MT., bersama Riswan Septriayadi Sianturi, S.Si.., MM., M.Sc., Ph.D. dan Dr. Himawat Aryadita, S.T., M. T., M.Sc. Kegiatan ini sebagai bentuk komitmen FILKOM UB dalam mendukung transformasi pembelajaran berbasis teknologi di wilayah dengan keterbatasan akses digital. Dengan semangat untuk menjembatani keterbatasan akses teknologi di lingkungan pendidikan dasar. Microsoft Copilot, sebagai representasi kecerdasan buatan generatif/Generative Artificial Intelligence (GAI), diperkenalkan bukan hanya sebagai aplikasi, tetapi sebagai co-pilot dalam proses belajar mengajar. Pelatihan dirancang dengan pendekatan integratif: pemaparan teori GAI dan prinsip Responsible AI, praktik langsung dengan teknik prompt engineering, eksplorasi mandiri, serta evaluasi melalui pre-test dan post-test. Hasilnya? Rata-rata skor peserta meningkat dari 53,64 menjadi 67,00, dengan efek praktis yang tergolong sedang hingga besar (Cohen’s d ~0,84).
Reza mengatakan, selama pelatihan, guru-guru menghasilkan berbagai perangkat ajar: Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) tematik, modul mingguan, bank soal Higher Order Thinking Skills (HOTS), hingga infografik pembelajaran. Fitur Compose dan Designer pada Copilot dimanfaatkan secara optimal, didukung oleh teknik prompt yang eksplisit dan kontekstual.
“Pelatihan ini berusaha membentuk perubahan sikap peserta, dari yang semula skeptis menjadi adaptif, serta dari pengguna pasif menjadi desainer pembelajaran. Melalui proses ini, diharapkan suasana kelas menjadi lebih kolaboratif dengan kultur berbagi praktik dan refleksi yang mulai tumbuh. Selain itu, pelatihan ini juga bertujuan memberikan pemahaman tentang etika sebagai pilar prinsip Responsible AI yang menjadi fondasi kegiatan. Guru dibekali pengetahuan mengenai keadilan, privasi, transparansi, dan akuntabilitas, serta menerapkan praktik nyata seperti verifikasi fakta, penyertaan disclaimer, dan perlindungan data pribadi siswa. Pada akhirnya, guru tetap menjadi penanggung jawab utama atas konten yang dihasilkan, sehingga integritas pedagogis tetap terjaga di tengah kemudahan teknologi,” jelas Reza

Reza menambahkan, model train-the-trainer memungkinkan beberapa guru menjadi mentor internal, memperluas dampak pelatihan ke jenjang dan sekolah lain. Modul pelatihan disusun sistematis, mulai dari pengenalan konsep hingga evaluasi. Evaluasi jangka menengah dan pengembangan kebijakan internal menjadi rekomendasi lanjutan untuk memastikan keberlanjutan dan kualitas implementasi AI di kelas.
Pelatihan Microsoft Copilot di SDN 1 Sedaeng bukan sekadar intervensi teknologi, melainkan langkah strategis menuju transformasi pembelajaran dasar yang inklusif dan bertanggung jawab. Di tengah keterbatasan, guru-guru menunjukkan bahwa dengan pendampingan yang tepat, teknologi dapat menjadi sahabat dalam mendidik generasi masa depan. (rr)