FILKOM UB Adakan Kuliah Tamu Peran dan Profesi AI di Bidang Biometrik

Dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai peran kecerdasan buatan di bidang biometrik, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya (FILKOM UB) menyelenggarakan kuliah tamu bertajuk “Peran dan Profesi Kecerdasan Artificial Bidang Biometrik“, pada Kamis (20/02/2025) yang diselenggarakan di gedung G FILKOM UB. Acara ini menghadirkan Dr. Anto Satriyo Nugroho B.Eng., M.Eng., kepala pusat riset kecerdasan artifisial dan keamanan siber, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai pembicara utama. Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan populasi terbesar keempat di dunia, menghadapi tantangan besar dalam administrasi kependudukan. Kasus kejahatan seperti terorisme, perdagangan manusia, dan pemalsuan identitas semakin menuntut solusi identifikasi yang lebih aman. Dr. Anto menyoroti beberapa kasus yang menggarisbawahi kebutuhan akan sistem biometrik, seperti penggunaan KTP palsu dalam aksi kriminal, termasuk serangan bom di Hotel JW Marriot (2009) serta penipuan perbankan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sendiri pernah menyita sekitar 88.000 KTP palsu pada tahun 2008.
Beberapa program strategis untuk meningkatkan keamanan data kependudukan, seperti pembaruan database kependudukan, penerbitan nomor induk kependudukan (NIK), dan juga implementasi KTP Elektronik atau KTP-el telah dilaksanakan pemerintah Indonesia. KTP-el menggunakan chip microcontroller yang menyimpan data biometrik seperti sidik jari, foto, tanda tangan, dan bahkan iris mata. Dengan sistem ini, risiko identitas ganda dapat ditekan hingga tingkat kesalahan sangat rendah, (False Acceptance Rate ≤ 0.01%). Selain sidik jari, teknologi iris recognition semakin banyak digunakan karena tingkat akurasinya yang tinggi. Sistem ini telah diterapkan di berbagai negara, termasuk dalam identifikasi pengungsi Afghanistan dan pengamanan di perbatasan internasional dengan teknologi “Iris On The Move”. Di Indonesia, kepolisian telah mengadopsi sistem MAMBIS (Mobile Automated Multi-Biometric Identification System) untuk meningkatkan efektivitas penegakan hukum melalui identifikasi sidik jari, wajah, dan iris dalam waktu singkat.
“Selama ini kami melakukan riset mengenai sidik jari, selaput pelangi dan wajah. Ini sudah dipublikasikan di berbagai jurnal, kami kolaborasikan dengan rekan rekan di perguruan tinggi, dari Swiss-German University, Al Azhar University, juga Universitas Brawijaya,” jelas Dr. Anto saat diwawancarai.
Dekan FILKOM UB, Prof. Ir. Wayan Firdaus Mahmudy, S.Si., M.T., Ph.D. juga menjelaskan bahwa kuliah tamu ini diadakan agar mahasiswa bisa mendapatkan insight baru dengan praktisi ahlinya.
“Selama ini dari dosen ya namanya dosen, cenderung teoritis hasil penelitian mereka. tapi kalau kita mengundang dari luar apalagi praktisi pasti akan “ini loh yang ada di institusi saya, ini loh yang ada di perusahaan saya.” bagaimana ai itu diterapkan, dikembangkan untuk mendukung sebuah produk atau menjadi sebuah produk itu sendiri,” jelas Prof. Wayan.
Dengan adanya kuliah tamu ini, prof. Wayan berharap mahasiswa mempunyai pandangan yang jelas terkait dengan karir di masa depan, terutama jika memiliki minat di bidang artificial intelligence atau kecerdasan buatan.(ana/rr)