“SABTUAN” Hadirkan Diskusi Konstruktif: Mahasiswa PTI FILKOM UB Suarakan Aspirasi Akademik secara Langsung

“SABTUAN” Hadirkan Diskusi Konstruktif: Mahasiswa PTI FILKOM UB Suarakan Aspirasi Akademik secara Langsung

Program Studi (Prodi) S1 Pendidikan Teknologi Informasi (PTI) Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya (FILKOM UB) menggelar acara sarasehan akademik bertajuk “SABTUAN” (Sarasehan Akademik Bertukar Tanggapan, Ulasan, Aksi, dan Narasi) pada hari Sabtu, 31 Agustus 2024. Acara ini berlangsung secara daring melalui platform Google Meet, dimulai pukul 10.00 WIB dan berjalan dengan lancar hingga sesi terakhir. Pihak-pihak yang hadir pada kegiatan tersebut adalah Ir. Satrio Agung Wicaksono, S.Kom., M.Kom. selaku Sekretaris Departemen Sistem Informasi FILKOM UB (DSI), Ir. Admaja Dwi Herlambang, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi S1 Pendidikan Teknologi Informasi FILKOM UB (PTI), dan mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknologi Informasi FILKOM UB Tahun Angkatan 2021, 2022, dan 2023.

Satrio menyampaikan bahwa selama ini banyak permasalahan akademik mahasiswa yang hanya diselesaikan kasus per kasus bahkan tidak terdeteksi sama sekali oleh DSI. Hal ini berpotensi akan terulang permasalahan yang sama di masa yang akan datang dan mengakibatkan integritas akademik di lingkungan DSI menjadi terkesan semakin lemah jika dilihat oleh stakeholder eksternal.

“Butuh aturan dan tindakan yang bersifat formal dan permanen sehingga kasus yang sama tidak terulang di waktu yang berbeda. DSI butuh sudut pandang konkret dari mahasiswa secara langsung supaya aturan atau penindakan yang akan dilakukan menjadi tepat, bukan sekedar atas dugaan acak”, jelas Satrio.

SABTUAN menghadirkan kesempatan bagi mahasiswa PTI UB Angkatan 2021, 2022, dan 2023 untuk berdiskusi secara terbuka dengan pimpinan DSI, FILKOM UB. Tujuan utama dari acara ini adalah untuk memberikan ruang yang konstruktif bagi mahasiswa dalam berbagi pendapat, tanggapan, dan pengalaman akademik mereka. Agenda acara meliputi diskusi mendalam mengenai berbagai isu yang dihadapi mahasiswa dalam studi mereka, serta pemaparan ide-ide inovatif dan solusi atas permasalahan yang ada. Dalam suasana yang produktif, peserta acara menyampaikan pandangan dan rekomendasi terkait penertiban atau peningkatan integritas proses perkuliahan, fasilitas, serta berbagai aspek lain yang berkaitan dengan pengalaman akademik mereka di PTI UB. Setelah kegiatan ini selesai, menjadi semakin jelas bahwa ada beberapa permasalahan akademik yang terkadang salah tafsir sehingga menghasilkan aturan atau penindakan yang perlu ditingkatkan lagi ketepatannya. Kesalahtafsiran tersebut terjadi karena hanya dilakukan berdasarkan dugaan acak dan tidak melibatkan aspirasi dari perspektif mahasiswa saat ini secara kongkret.

“Sebagai contoh, jika ada fenomena mahasiswa kesulitan belajar mata kuliah tertentu, maka selama ini ada kecenderungan diartikan bahwa materi kurang mutakhir atau “canggih”, SKS perlu diperbanyak, kemampuan akademik mahasiswa perlu ditingkatkan, materi terlalu sulit, atau narasi-narasi lain yang mengarah pada bahwa kurikulum saat ini tidak bagus sehingga perlu diganti, atau pemakluman bahwa prakondisi bawaan potensi akademik mahasiswa yang perlu dinaikkan. Padahal akar masalah tidak terletak pada hal-hal demikian, tetapi terletak pada bahan praktik yang belum ada, proses pengajaran yang perlu ditertibkan integritasnya, pemberian tugas mahasiswa yang terlalu mendadak sehingga tidak wajar batas penagihannya, atau unsur lain di luar konteks kurikuler. Secara ideal seharusnya proses pengajaran, aktivitas kelas, atau bahan dan sarana perkuliahan yang bergerak dinamis menyesuaikan kebutuhan kurikulum, bukan dibalik menjadi kurikulum yang menjadi objek untuk dibonsai karena menyesuaikan kondisi kemampuan pengajar, aktivitas kelas, atau bahan yang ada. Bagi pihak-pihak yang terlibat secara aktif dan mengalami proses teknis penyusunan kurikulum dari hulu ke hilir pasti bisa memahami dan merasakan hal yang saya maksud ini”, jelas Herlambang.

Partisipasi aktif mahasiswa dalam acara ini mencerminkan komitmen Prodi PTI UB dalam menangkap aspirasi dan kebutuhan mahasiswa secara konkret. Diskusi yang berlangsung menunjukkan adanya keterbukaan dan keseriusan dari pihak pimpinan DSI dalam menanggapi berbagai masukan, keresahan, serta usulan dari mahasiswa.

“Tujuan lain dari acara ini adalah memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menyampaikan gagasan atau keresahan akademik secara demokratis tanpa ada kekhawatiran apapun yang mengandung unsur sentimen personal”, jelas Herlambang.

Herlambang juga menambahkan bahwa, tujuan kegiatan SABTUAN ini merupakan bentuk komitmen dan langkah nyata DSI dan PTI FILKOM UB dalam meningkatkan kualitas pendidikan di FILKOM UB dan Indonesia. FILKOM FOR SOCIETY!.(adh/rr)