PK2 MABA PTIIK UB 2014 Tanamkan Sifat Menghargai dan Peduli Sesama
Masih terlalu banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa. Mementingkan golongan, ormas dan teman seideologi. Setiap tahun datang adik-adik saya dari sekolah menengah yang menjadi korban-korban baru mahasiswa semacam itu, merupakan kutipan ungkapan Soe Hok Gie yang digaungkan oleh Andi Mohammad Rizki, Presiden BEM PTIIK saat menyambut kehadiran mahasiswa baru (MABA) PTIIK angkatan 2014 (3-4/9). Kutipan tersebut menjadi bahan perenungan serta bekal pembentukan jati diri bagi maba PTIIK dalam memasuki jenjang baru pendidikannya di perguruan tinggi.
Mengangkat konsep serupa dengan tahun 2013 lalu, Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PK2 Maba) PTIIK tahun 2014 kali ini juga mengangkat konsep pendampingan. Konsep tersebut dilaksanakan dengan menempatkan mahasiswa lama sebagai pendamping maba yang wajib memberikan arahan dan bantuan dengan cara yang baik dan benar. Konsep pendampingan tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk membentuk mahasiswa yang berakhlak baik, mampu menghargai sesama dan peduli. Diharapkan maba yang telah dibimbing dan dibantu oleh kakak pendampingnya dengan baik, kemudian dapat menularkan kebaikan tersebut kepada sesamanya dalam kehidupan sehari-hari.
Meneruskan sambutan dari Presiden BEM PTIIK pada upacara pembukaan PK2 Maba 2014, Ketua PTIIK, Ir. Sutrisno MT. juga berpesan kepada maba PTIIK untuk dapat menjadi orang dengan kepribadian positif dan berprestasi dalam bidang akademik maupun non akademik.
Kebanyakan orang saat ini suka berusaha mengangkat harga dirinya dengan melecehkan orang lain. Ini salah kaprah. Justru jika seseorang ingin dihargai, maka harusnya terlebih dahulu mampu menghargai orang lain. Jadilah orang yang mampu memberikan manfaat bagi orang lain, ujar Ir. Sutrisno MT.
Ir. Sutrisno juga mengungkapkan dirinya yakin bahwa sekitar 1.100 maba yang berhasil bergabung dengan PTIIK adalah mereka yang memiliki kemampuan luar biasa, karena telah mampu bersaing dengan 13.000 peminat lainnya. Namun beliau juga berpesan agar kemampuan tersebut dapat terus diasah dan dikembangkan di tingkat perguruan tinggi. Dengan cara mendalami teori yang disampaikan diperkuliahan dan aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan.
Mengikuti kegiatan organisasi kemahasiswaan juga tidak kalah pentingnya dengan kegiatan akademik. Karena dapat meningkatkan kemampuan soft skill kalian alam berkomunikasi dan berorganisasi, ungkap Ir. Sutrisno.
Tidak berhenti pada upacara penyambutan maba saja, kegiatan PK2 Maba PTIIK kemudian dilanjutkan dengan pembekalan bagi maba. Bertempat di ruang-ruang kelas PTIIK, maba diberikan berbagai informasi antara lain tentang pengenalan PTIIK, perbedaan pola pikir mahasiswa dan siswa SMA, pengenalan berbagai kegiatan akademik, serta organisasi kemahasiswaan yang ada di PTIIK. Materi diberikan secara bergantian oleh dosen, mahasiswa lama dan alumni PTIIK. Diharapkan seluruh maba dapat menikmati rangkaian kegiatan PK2 Maba PTIIK dan memetik banyak manfaat serta pengetahuan untuk bekal memulai perannya sebagai mahasiswa, putra putri harapan bangsa. [dna/pic by edw]