Raion’s Head Juara Gemastik 6 Kategori Game
Raion’s Head salah satu tim perwakilan PTIIK UB berhasil meraih medali emas dalam kategori game di ajang kompetisi Gemastik 6 (7-9/10). Tim ini beranggotakan Hanas Subakti, Ika Kusumaning Putri dan Dwi Hardyanto dengan pembimbing Eriq Muhammad Adams Jonemaro, ST, M.Kom. Pada kompetisi yang diselenggarakan di Bandung tersebut, Raion’s Head mengusung game yang diberi nama “Application Game Therapy ADHD (AGTA)”. Game tersebut berhasil unggul atas 9 karya game finalis lainnya yang merupakan perwakilan dari berbagai universitas di Indonesia.
Sesuai dengan namanya, game AGTA dirancang khusus bagi anak penderita Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD). ADHD merupakan gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik yang kebanyakan diderita oleh anak-anak. Gejala yang sering ditunjukkan oleh penderita ADHD antara lain kesulitan untuk memusatkan perhatian dan kebiasaan hiperaktif (perilaku yang tidak bisa diam).
“Menurut terapis yang kami temui saat riset pembuatan game AGTA ini, biasanya anak penderita ADHD tidak dapat duduk diam dan fokus pada suatu hal meski hanya dalam waktu 1 menit,” ujar Ika.
Mengingat mahalnya berbagai terapi untuk penanganan ADHD ini maka tim Raion’s Head tergerak untuk membuat sebuah aplikasi game yang dapat dimanfaatkan juga sebagai terapi penderita ADHD.
“Untuk terapi obat biayanya 65 ribu rupiah per butir, untuk terapi biomedis dan terapi cognitive biaya yang harus dikeluarkan mencapai 90 hingga 95 ribu rupiah per pertemuan. Belum lagi terapi itu harus rutin dilakukan. Dengan AGTA, biaya yang harus dikeluarkan hanya sekitar 1,5 juta rupiah untuk pembelian alat sensor gerak kinect dan dapat digunakan untuk jangka panjang,” jelas Ika lagi.
Ada 3 pilihan gameplay yang disajikan pada AGTA, yaitu (1) catch the jellyfish, (2) falling party dan (3) go fishing. Pada gameplay catch the jellyfish, player harus menangkap ubur-ubur yang lewat dengan menggunakan tangan kanannya saja. Gameplay kedua falling party mengharuskan player menggerakkan kedua tangan kiri dan kanan untuk menangkap berbagai ikan yang jatuh dari arah atas. Sedangkan pada gameplay ketiga go fishing, player harus memilih satu ikan yang warnanya sesuai dengan perintah yang diberikan sistem. Selain dapat melatih konsentrasi dan fokus anak, game ini juga dapat melatih perkembangan kognitif mereka.
Ditanya tentang rencana kedepannya, Ika mengatakan bahwa game ini akan dikembangkan untuk tujuan sosial. Utamanya untuk sekolah-sekolah anak berkebutuhan khusus, ataupun perorangan yang memang membutuhkan.
“Memang kami buat untuk sekolah bagi anak berkebutuhan khusus, tapi bisa juga bagi perorangan yang membutuhkan,” ungkapnya.
Ika beserta anggota tim Raion’s Head lainnya juga mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah memberikan dukungan, sehingga game AGTA dapat menjadi juara di Gemastik 6.
“Terima kasih untuk para dosen yang telah membimbing kami, juga teman-teman yang telah mensupport dan mendoakan kami,” pungkas Ika.
Untuk diketahui, pada kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh program Direktorat Penilitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M) DIKTI ini ada tiga tim perwakilan PTIIK yang lolos ke babak final. Dua tim lainnya yang masih belum beruntung di babak final adalah tim Bumble Square dan Garuda Merdeka. Bubble Square digawangi oleh I Dewa Gedhe Anthasena, Fidila Vania Aziz dengan bimbingan Fajar Pradana, S.ST, M.Eng. Sementara Garuda Merdeka digawangi oleh Lingga Perdana Kusuma, Neny Silvia Nurhidayah, Afni Wilujeng Setyorini dengan dosen pembimbing Denny Sagita Rusdianto, S.Kom, M.Kom. [dna]