Keaktifan Di Kegiatan Kemahasiswaan Akan Jadi Syarat Kelulusan

Keaktifan Di Kegiatan Kemahasiswaan Akan Jadi Syarat Kelulusan

Segala aktivitas mahasiswa Universitas Brawijaya dalam kegiatan kemahasiswaan di kampus akan dijadikan syarat kelulusan. Demikian dikatakan Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (PTIIK), Edy Santoso, S.Si., M.Kom.
“Dengan SKM ini nanti memungkinkan setiap kegiatan kemahasiswaan bisa tercatat dengan baik sama seperti kegiatan akademik. Jadi nanti untuk riwayat keikutsertaan mahasiswa akan ada transkripnya juga yang wajib dilampirkan saat pengajuan didang skripsi,” jelas Edy usai rapat pembahasan Satuan Kegiatan Mahasiswa (SKM), Jumat (8/3) di Ruang Rapat Gedung A PTIIK .

Dalam program SKM ini kegiatan mahasiswa yang akan dinilai dengan satuan poin dibagi dalam 6 kriteria kegiatan yaitu organisasi/kelembagaan, kepanitiaan, lomba/pagelaran, seminar, workshop dan asistensi baik sebagai asisten dosen, praktikum ataupun laboratorium.
“Mahasiswa yang terlibat di dalam sebuah kegiatan selama dia masih kuliah di UB akan mendapat poin. Jadi dari setiap kegiatan yang mereka lakukan, harus ada bukti keikutsertaaan, berupa sertifikat atau surat tugas. Poin tersebut akan menjadi syarat pada saat akan mengajukan sidang skripsi. Nanti kita wajibkan untuk kelulusan minimal setiap mahasiswa mengumpulkan 1000 poin,” kata Edy.

Setiap poin yang diberikan akan terekam dalam sistem akademik, sehingga keuntungan yang lain ketika mahasiswa akan melamar pekerjaan kegiatan tersebut akan langsung tercantum dalam transkrip yang biasanya dilampirkan bersama curriculum vitae (CV).

Edy Santoso sebagai fasilitator pertemuan Rapat SKMProgram SKM ini merupakan usulan PR III UB, Ir. H.R.B. Ainurrrasyid, MS. untuk memberikan penghargaan pada setiap mahasiswa agar lebih giat untuk ikut serta dalam setiap kegiatan atau perlombaan selama berkuliah. Dengan begitu diharapkan pula soft skill lulusan UB juga dapat terbentuk dengan baik.
“Selama ini mahasiswa cenderung didorong untuk ikut serta dalam kegiatan atau perlombaan sehingga tidak banyak mahasiswa yang aktif dalam setiap perlombaan,” ujarnya.

Edy mencontohkan, pada saat kompetisi PKM UB 2013, target 200 judul per fakultas yang ditetapkan kantor pusat UB masih belum bisa dicapai. Sehingga, perlu program yang bisa mendorong mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan atau lomba.

Dari rapat bersama dengan PD III dari seluruh fakultas di UB didapatkan juga berbagai masukan berarti yang dapat semakin memantapkan berjalannya program SKM.
“Jadi dari rapat itu PD III FIA, Ir. Heru Susilo juga memberi masukan supaya tidak hanya ada penambahan poin saja tapi juga ada pengurangan poin atau punishment. Semisalkan mahasiswa melakukan hal negatif seperti memakai kaos atau sandal untuk berkuliah dapat langsung diberlakukan pengurangan poin. Atau jika kasusnya berat dapat juga dipertimbangkan juga untuk di DO,” jelasnya.

Hingga berita ini dinaikkan draft SKM masih dalam proses perbaikan dan sistem pendukungnya juga masih dalam pengerjaan oleh UPPTI UB. Diharapkan segala sarana dan prasarana bisa dipersiapkan di semester ini, sehingga program SKM dapat segera diterapkan di semester depan. [Oky/dna]

*Berita terkait juga telah dipublikasikan di harian Malang Post, Kamis 14 Maret 2013