Dosen FILKOM UB Latih Guru SMA/SMK Gunakan Aplikasi Bimbingan Konseling
Tim dosen mengabdi Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya (FILKOM UB) memberikan Pelatihan Penggunaan Aplikasi Bimbingan Konseling bagi Guru SMA/SMK pada Selasa (28/7/2020). Pelatihan dilakukan secara daring dan diikuti oleh belasan guru dari unit bimbingan konseling SMA Negeri 1 Pandaan dan SMK Negeri 1 Bangil. Tim tersebut terdiri atas empat orang dosen yang dibantu oleh dua mahasiswa FILKOM, yaitu Fajar Pradana, S.ST., M. Eng. (Ketua Tim), Fitra A. Bachtiar, Dr.Eng, S.T, M.Eng, Denny Sagita Rusdianto, S.Kom, M.Kom., Achmad Arwan, S.Kom, M.Kom., Diva Fardiana Risa dan Ardi Wicaksono.
Terdapat dua sesi materi pada pelatihan tersebut. Materi Pertama tentang pengaruh aspek afektif siswa yang disampaikan oleh Dr. Eng. Fitra Bachtiar, S.T., M.Eng.. Sementara materi kedua tentang sosialisasi dan pendampingan penggunaan Sistem Monitoring Bimbingan Konseling (BK) disampaikan oleh Achmad Arwan, S.Kom., M.Kom. Pelatihan penggunaan sistem monitoring BK ini dirasa penting karena selama ini pencatatan hanya dilakukan secara manual, sehingga kurang tertata dengan baik dan sulit untuk dilakukan monitoring siswa kedepannya.
Pada sesi pertama Fitra menjelaskan bahwa perkembangan pendidikan anak menurut konsep Taksonomi Bloom dibagi dalam tiga model klasifikasi, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Aspek kognitif berkaitan dengan nalar atau proses berpikir. Aspek afektif berkaitan dengan emosi, sementara aspek psikomotor berkaitan dengan perilaku gerakan dan koordinasi jasmani. Dengan demikian pendidikan afektif dapat didefinisikan sebagai pendidikan untuk pengembangan sosial indivdu , perasaan, emosi, moral dan etika. Faktor afektif penting dalam pembelajaran karena dari hasil penelitian yang sudah disebutkan bahwa emosi dan motivasi mempengaruhi kualitas kognitif dan kemampuan pengambilan keputusan seseorang.
Pada sesi kedua Arwan menyampaikan cara penggunaan SMART, Stress Management System. Dengan adanya SMART maka logbook konsultasi akan tercatat pada sistem untuk setiap sesi konseling. Selain itu sistem ini juga menyediakan fitur untuk mendeteksi tingkat stress siswa berdasarkan media sosial “twitter”. Nantinya pengguna utama sistem ini adalah siswa dan pihak yang memonitoring siswa adalah guru BK dan walikelas. Diharapkan dengan adanya sistem ini dapat mempermudah pencatatan dan pemantauan bimbingan dan konsultasi konseling siswa, serta dapat membantu pelaksanaan deteksi tingkat stress anak secara cepat. [dna]