Cultura, Aplikasi Mobile Pembelajaran dan Pelestarian Budaya Indonesia, Juara 1 ITFEST USU 2020

Cultura, Aplikasi Mobile Pembelajaran dan Pelestarian Budaya Indonesia, Juara 1 ITFEST USU 2020

Cultura, sebuah aplikasi mobile media pembelajaran dan pelestarian budaya Indonesia berbasis game, mengantarkan tim Udukosi menjadi juara 1 kategori App Development dalam ITFEST 2020 yang diselenggarakan oleh Universitas Sumatera Utara (USU). Tim Udukosi beranggotakan tiga mahasiswa Program Studi Teknik informatika (Prodi TIF) Angkatan 2018 Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya (FILKOM UB). Mereka adalah Syahsiyah Rohidah, Fadhil Arif Muhammad dan Dina Noviana.

“Kami ikut serta dalam kompetisi ini untuk menambah pengalaman dan portofolio dalam dunia IT. Selain itu juga untuk mengganti perlombaan sejenis yang sebelumnya gagal kami ikuti,” jelas Syahsiyah.

Ide pengembangan aplikasi Cultura ini dilatarbelakangi oleh fenomena kurangnya minat masyarakat Indonesia untuk mengunjungi objek budaya karena cenderung lebih senang mengunjungi objek wisata lainnya seperti wisata bermain dan belanja. Cultura dengan berbagai fitur yang ditawarkan harapannya dapat mempermudah masyarakat untuk mengenal objek budaya yang ada di sekitarnya. Pertama adalah fitur pencarian kota atau tempat objek budaya. Fitur ini bisa menampilkan objek budaya terdekat dari lokasi pengguna dan menampilkan informasi detil tentang objek budaya tersebut. Kedua adalah fitur challenge yaitu fitur daftar tantangan yang dapat diambil dan diselesaikan oleh pengguna berdasarkan jangka waktu yang telah ditentukan. Pengguna harus menemukan objek budaya yang ditentukan dengan bantuan peta petunjuk lokasi, kemudian mengambil gambarnya dengan kamera smartphone Android yang sudah ditunjang teknologi Augmented Reality di aplikasi Cultura. Jika berhasil menyelesaikan challenge pengguna akan mendapat reward berupa poin yang dapat ditukarkan dengan fitur pendukung berbayar pada aplikasi Cultura.

“Cultura dibuat dalam jangka waktu enam bulan sampai sudah termasuk menggagas inovasi, prototyping dan perancangan Front-End aplikasi,” jelas Syahsiyah.

Disampaikan juga oleh Syahsiyah bahwa dirinya beserta rekan satu tim harus melewati tiga tahapan seleksi yaitu babak penyisihan satu merupakan tahapan seleksi proposal, babak penyisihan dua merupakan tahap seleksi video aplikasi dan babak final adalah tahap seleksi presentasi dan pembuatan aplikasi. Penyelenggaraan babak final yang semula dijadwalkan Maret 2020 di Medan sempat diundur karena kondisi pandemi. Babak final akhirnya diselenggarakan Agustus 2020 secara daring. Para finalis baru mendapatkan jadwal final H-10 deadline pengumpulan produk akhir. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Syahsiyah dan kawan-kawan mengingat mereka harus menyempurnakan produk dalam waktu relatif singkat (sepuluh hari), dalam kondisi berjauhan satu sama lain dan di tengah kesibukan masing-masing.

Syahsiyah dan kawan-kawan berbagi tips sukses untuk rekan-rekannya yang ingin mengikuti kompetisi serupa. Ada tiga aspek utama yang menurut mereka penting ketika bekerja dalam tim, diantaranya komunikasi, kerja sama dan sense of belonging. Komunikasi, sangat penting dilakukan agar setiap detail informasi dapat diketahui dan dikaji bersama untuk menemukan solusi terbaiknya. Kerja sama, merupakan aspek umum utama yang harus dilakukan oleh setiap anggota tim. Kerja sama di sini mencakup pembagian tugas, siap untuk backup satu sama lain, saling menghormati dan saling percaya dari awal hingga akhir. Sementara itu sense of belonging dapat diartikan sebagai komitmen saling memiliki dalam suatu tim. Dengan menanamkan sikap tersebut, tiap anggota tim akan mengerti jelas tujuan dan ekspektasi bersama sehingga kerja sama tim dapat berjalan dengan penuh komitmen dan tanggung jawab. [dna]