Profesor Tohoku University Berbagi Ilmu tentang Social Environment of GIS in Japan

Profesor Tohoku University Berbagi Ilmu tentang Social Environment of GIS in Japan

Prof. Masateru Hino dari Tohoku University, Jepang berkunjung ke Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya (FILKOM UB) pada Senin (17/2/2020). Kedatangannya bertujuan untuk berbagi pengetahuan tentang penggunaan Geographic Information System (GIS) dalam meneliti kondisi lingkungan sosial (social environment). Acara yang dikemas dalam bentuk seminar kecil tersebut diikuti oleh puluhan mahasiswa S1 dan S2 dan diseleggarakan di ruang kelas gedung F lantai 11 FILKOM UB.

Beberapa materi yang disampaikan oleh Prof. Hino meliputi perkembangan GIS di Jepang, contoh layanan informasi geospatial yang disediakan oleh pemerintah Jepang dan bagaimana GIS digunakan untuk memetakan masalah sosial yang ada di Jepang. Dijelaskan oleh Prof. Hino bahwa di Jepang interdisciplinary GIS association didirikan pada tahun 1991. Hal ini didorong fakta semakin meningkatnya kebutuhan akan GIS di berbagai bidang termasuk geografi. Kemudian pada tahun 2007 mulai dicanangkan gerakan mempromosikan GIS, mengingat besarnya manfaat dan kebutuhan atas GIS pasca gempa bumi yang melanda wilayah Kobe dan Awaji pada 1995. Selain itu standarisasi dan integrasi GIS juga dibutuhkan dalam meningkatkan efisiensi administrasi untuk mewujudkan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat yang aman dan makmur.

Sementara itu disampaikan Prof. Hino beberapa layanan informasi geospatial yang disediakan oleh pemerintah Jepang meliputi geospatial information authority, services of national land numeric data yang bisa diunduh dan disediakan oleh ministry of land and transportation, electronic data statistic yang disediakan oleh Statistic Bureau of Japan, Ministry of Internal Affairs and Communications. Dari berbagai data yang disediakan oleh pemerintah tersebut masyarakat bisa mengetahui banyak informasi antara lain kecenderungan masyarakat dalam memilih pemukiman dan kondisi demografi di suatu negara pada suatu waktu.

Pemerintah Jepang kini bahkan sudah memasukkan matari tentang GIS pada kurikulum pendidikan tingkat menengah dan lanjut. Beberapa yang diajarkan meliputi beberapa tools yang biasa digunakan untuk memproses GIS yaitu ArcGIS, QGIS, MANDARA dan PGIS. Sementara itu dipergurun tinggi yang memiliki keminatan bidnag geografi seperti Ritsumeikan University, pembelajaran tentang GIS dibagi dalam empat tingkat (four grader). First grader akan belajar tentang konsep fundamental GIS, second grader belajar tentang berbagai regional analysis techniques, seperti spatial data processing, data superposition dan aggregation. Sementara itu third grader akan belajar tentang advanced skills seperti kombinasi GIS dan software lainnya untuk regional analysis. Fourth grader ditargetkan sudah mampu menggunakan GIS untuk menganalisa permasalahan sosial yang sedang terjadi di masyarakat.

Peserta mengikuti seminar dengan antusias hingga sesi akhir tanya jawab. Usai istirahat, acara kemudian dilanjutkan dengan praktek penggunaan QGIS untuk menganalisa kondisi wilayah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Dalam kesempatan itu para peserta dibimbing langsung oleh Fatwa Ramdani, D.Sc., S.Si., M.Sc. selaku ketua grup riset geoinformatika FILKOM UB. [dna]