FILKOM Tech Talk #1 : Yang Berjuang dan Bertahan di Negeri Rantau

FILKOM Tech Talk #1 : Yang Berjuang dan Bertahan di Negeri Rantau

Masih dalam salah satu rangkaian kegiatan Dies Natalis Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya (FILKOM UB) yaitu kegiatan FILKOM Tech Talks Webinar yang akan diselenggarakan dalam lima kali pertemuan. Karena masih terhalan oleh pandemi kegiatan webinar ini dilaksanakan secara daring melalui zoom dan di siarkan secara live melalui kanal Youtube FILKOM UB.

Pada pertemuan pertama bertemakan “Yang Berjuang dan Bertahan di Negeri Rantau” dengan pemateri Angela Puspita Sari (Alumni FILKOM UB yang saat ini berkarir di Jepang); Fuad Hanif (Alumni FILKOM UB yang saat ini berkarir di Jepang); M. Ali Fauzi (Dosen FILKOM yang saat ini studi Doctoral di Norwegia); dan Jihad Waspada (Alumni FILKOM UB yang saat ini berkarir di Belanda). Kegiatan ini juga dipandu oleh Intan Sartika Eris Maghfiroh, S.E., M.B.A. sebagai moderator dan pembawa acara.

Angela Puspita Sari merupakan alumni FILKOM UB Angkatan 2010 yang saat ini bekerja IOS Developer di salah satu perusahaan cuaca di Jepang. Saat ini Angela sudah 7 tahun tinggal di kota Tokyo dan bekerja di Kota Chiba sehingga lebih banyak bekerja secara online karena jarak Tokyo dan Chiba yang lumayan jauh. Angela memberi masukan kepada para mahasiswa agar aktif dalam organisasi, Angela yang dulu ikut dalam organisasi RAION jadi lebih mengasah ilmu codingnya dalam organisasi tersebut sehingga saat ini Angela menjadi salah satu programmer yang bekerja di luar negeri. Selain itu Angela juga memiliki channel Youtube yang membahas kehidupannya selama berada di Jepang.

“Bekerja di Jepang juga menuntut saya untuk beradaptasi bukan dari segi kehidupan sehari-hari tetapi juga dari bidang ilmunya, banyak ilmu baru yang saya dapatkan di tempat kerja dimana tidak saya dapatkan ketika di kampus sehingga saya haru belajar kembali dengan ilmu-ilmu baru. Perlu semangat dan kemauan untuk beradaptasi agar kita dapat survive di negeri orang.”terang Angela.

Selanjutnya ada Fuad Hanif, Alumni FILKOM UB 2011 yang saat ini bekerja sebagai application engineer di Rakuten. Sama seperti Angela, Fuad juga aktif dalam organisasi yaitu sebagai Advokesma BEM FILKOM. Di Rakuten, Fuad bekerja pada bagian periklanan dan berhubungan langsung dengan orang-orang yang menjual barang pada platform tersebut. Sebelumnya Fuad bekerja di salah satu production house di kota Malang selama dua tahun setelah lulus sebelum akhirnya mendapatkan pekerjaan di Jepang. Saat ini Fuad bertempat tinggal di kota Yokohama, dengan memiliki rekan dari Indonesia yang lumayan banyak.

“Technical skill didapatkan saat kuliah sangat berguna bagi saya saat bekerja di perusahaan ini. Selain itu juga ada kemauan untuk belajar bahasa yang baru, tidak hanya bahasa pemrograman tetapi juga bahasa lisan seperti bahasa Inggris ataupun Jepang.” ujar Fuad.

Ketiga ada Ali Fauzi salah satu dosen FILKOM UB yang saat ini menempuh pendidikan doctoral di Norwegia University of Science and Technology. Saat ini Ali bertempat tinggal di kota Gjøvik. Ali sebelumnya berkeinginan untuk bersekolah di Liverpool, Inggris tapi terkendala oleh beasiswa akhirnya mengikuti penerimaan mahasiswa di Norwegia University of Science and Technology. Status warga negara asing walaupun sebagai mahasiswa di negara Norwegia dianggap sebagai pekerja sehingga positifnya mengeyam pendidikan disana dapat memperoleh gaji.

“Jika ingin melanjutkan pendidikan di luar negeri sebaiknya perdalam bahasa Inggris. Alasan kenapa harus menguasai Bahasa Inggris dikarenakan bahasa ini akan digunakan sebagai bahasa pengantar di manapun kalian berada.” Terang Ali Fauzi.

Terakhir Jihad Waspada yang juga salah satu Alumni FILKOM UB dan sudah bekerja di Belanda sejak tahun 2017. Sebelumnya Jihad bekerja sebagai frontend developer di Bloomon, Belanda mulai 2017 sampai 2019 dan saat ini bekerja sebagai software developer di Chordify Kota Utrecht. Jihad juga pernah bekerja di Indonesia setelah lulus kuliah akan tetapi resign dan akhirnya memberanikan diri untuk mencari tantangan di luar negeri. Positifnya bekerja di Belanda ketika membawa keluarga biaya pendidikan untuk anak gratis sehingga membuat Jihad memboyong istri dan anaknya untuk bertempat tinggal di Belanda.[drn]