Kuliah Tamu Pengembangan SDM TI Menyongsong Revolusi Industri 4.0

Kuliah Tamu Pengembangan SDM TI Menyongsong Revolusi Industri 4.0

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya (FILKOM UB) bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) serta PT. XL Axiata menyelenggarakan kegiatan kuliah tamu bertajuk  “Pengembangan SDM TI untuk Menyongsong Revolusi Industri 4.0” pada Selasa (6/8/2019). Kegiatan ini diselenggarakan di gedung G lantai 2 FILKOM UB, dengan dihadiri oleh lebih dari 300 peserta Program Fresh Graduate Academy – Digital Talent Scholarship 2019 Universitas Brawijaya (FGA – DTS 2019 UB).

Kegiatan kuliah tamu ini dibagi dalam tiga sesi utama. Pertama adalah penyampaian materi tentang pengembangan Sumber Daya Manusia Teknologi Informasi (SDM TI) menyongsong revolusi industri 4.0 yang disampaikan oleh Dr. Ir. Basuki Yusuf Iskandar, MA. selaku Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kominfo. Kedua adalah materi tentang Security Data pada Layanan Internet of Things dan Cloud yang disampaikan oleh Arifa Febriyanti selaku perwakilan PT. Bit Teknologi Nusantara. Terakhir adalah materi tentang Aspek Big Data Bisnis dan Telco-Based Big Data Driven Business yang disampaikan oleh Yogi Triharso selaku Director of PT. Axiata Digital Analytics Indonesia.

Dalam pembukaan, Dekan FILKOM UB Wayan Firdaus Mahmudy, S.Si, M.T, Ph.D. menyampaikan rasa terima kasihnya pada Kominfo yang mempercayakan penyelenggaraan kegiatan ini kepada FILKOM. Diakui oleh Wayan bahwa FILKOM memang masih merupakan fakultas baru, namun demikian sejak berdirinya, FILKOM selalu berusaha memberi yang terbaik sehingga kini telah lebih dari 5.000 mahasiswa mempercayakan studi lanjutnya di FILKOM UB. Harapannya kegiatan ini bisa menambah bekal skill para peserta dalam bersaing di era Revolusi Industri 4.0.

Sementara itu dalam paparannya Dr. Ir. Basuki berpesan kepada peserta untuk bisa menemukan keminatannya pada suatu hal dan mengembangkannya hingga menjadi nilai lebih sebagai modal bersaing dalam industri IT. Diakui oleh Basuki bahwa hingga saat ini sistem dan ekosistem pendidikan di Indonesia masih terlalu longgar atau santai jika dibanding dengan negara maju. Hal ini dirasakannya sendiri melalui pengalaman studinya di Indonesia dan di Amerika. Dengan sistem pendidikan yang cukup ketat di Amerika Serikat membuat dirinya terpacu melakukan hal-hal baru dan belajar banyak pengetahuan baru sehingga kemudian membantunya menyadari keminatan dan keahliannya di suatu bidang untuk dikembangkan. Namun demikian, para peserta didik di Indonesia diharapkan bisa tetap mengoptimalkan pemanfaatan segala sarana prasarana belajar yang saat ini telah ada untuk memaksimalkan peningkatan kemampuan dirinya. Pemerintah juga terus berbenah dan berupaya menciptakan berbagai regulasi yang dapat mendukung tumbuh kembang kualitas pendidikan di Indonesia dengan menggandeng institusi pendidikan dan perusahaan – perusahaan dari berbagai sektor industri di Indonesia. [dna]