Fitri Utaminingrum Kembali Bawa Pulang Penghargaan Presenter Terbaik di ICRCA 2019 Guangzhou, Cina

Fitri Utaminingrum Kembali Bawa Pulang Penghargaan Presenter Terbaik di ICRCA 2019 Guangzhou, Cina

Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh dosen Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya  (FILKOM UB) di kancah internasional. Kali ini, Dr. Eng Fitri Utaminingrum., ST., MT. berhasil meraih penghargaan sebagai Best Presenter dalam ajang International Conference and Robotics, Control and Automation (ICRCA 2019) yang diselenggarakan di Guangzhou China pada tanggal 26-28 Juli 2019 dengan Paper yang berjudul “Obstacle Detection for Assisting Navigation of Visually Impaired People Based on Segmentation Process”.

Prestasi yang ketiga kalinya sebagai best presenter dalam ajang Konferensi  Internasional ini tidak membuat Fitri cepat berpuas diri dan terlena atas pencapaiannya, karena menurutnya yang terpenting adalah menumbuhkan tekad ingin mengembangkan potensi diri. Konferensi internasional ini dihadiri oleh 48 peserta sebagai penyaji oral ditambah 15 peserta sebagai penyaji poster yang berasal dari berbagai negara antara lain Canada, Brazil, Korea Selatan, Pakistan, Jepang, Cina, Singapore dan Taiwan. Para peserta konferensi tersebut adalah para akademisi dan pakar industri yang inovatif di bidang Kontrol, Robotik dan Automatisasi.

“Saya bersyukur karena bisa membawa nama harum Indonesia, khususnya civitas akademika FILKOM UB di level internasional,” ungkap Fitri yang hadir pada konferensi tersebut sebagai presenter sekaligus undangan sebagai Technical Committee.

Disampaikan oleh Fitri bahwa konferensi tersebut dirinya memaparkan hasil penelitiannya yang mengagas tentang deteksi halangan berbasis mobile aplikasi dengan memanfaatkan kamera untuk penyandang Tuna Netra. Tujuan peneitiannya ini agar penyandang Tuna Netra bisa melakukan aktivitas secara mandiri tanpa bantuan orang lain ataupun tanpa memanfaatkan tongkat tuna netra yang disebut juga “The White Cane”. Selama ini kekurangan tongkat tuna netra memiliki konstruksi yang tidak praktis karena terbuat dari bahan keras dan tidak bisa dilipat dan memiliki kemampuan deteksi atau jangkauan yang sangat terbatas yaitu sekitar 1-2 langkah kaki. Dengan hasil temuan penelitiannya ini dapat menjadi solusi atas berbagai kekurangan dari tongkat tuna netra tersebut.

“Menurut saya seorang peneliti akan memiliki kepuasan tersendiri saat hasil penelitiannya dapat memberikan kemanfaatan untuk banyak orang,” ujar wanita yang akhir-akhir ini memfokuskan penelitiannya untuk membantu para penyandang disabilitas dengan memanfaatkan Teknologi Computer Vision tersebut. [fitri/dna]