Praktisi Jepang Berbagi Ilmu Tentang Pengembangan Media Edukasi dan Project Mapping

Praktisi Jepang Berbagi Ilmu Tentang Pengembangan Media Edukasi dan Project Mapping

Dua orang praktisi asal Jepang hadir di Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya (FILKOM UB) pada Selasa (7/5/2019) untuk berbagi pengetahuan serta pengalamannya berkecimpung dalam dunia pengembangan media edukasi untuk anak dan project mapping. Mereka adalah Kiichiro Muto pendiri Global Coding Inc. Japan dan Mirai Education Project serta Michiyuki Ishita yang tergabung dalam Projection Mapping Association of Japan. Keduanya dipercaya sebagai pemateri dalam kegiatan “Special Guest Lecture: Technology and Digital Media to Enhance Teaching and Learning” yang dilaksanakan di ruang multimedia, gedung F lantai 12 FILKOM UB.

Disampaikan oleh Admaja Dwi Herlambang, S.Pd., M.Pd. selaku ketua pelaksana bahwa kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menambah wawasan mahasiswa Jurusan Sistem Informasi (JSI). Selain itu juga untuk memperjelas arah keilmuan di bidang teknologi dan digital media dalam pembelajaran.

“Harapannya dari kegiatan ini bisa meningkatkan motivasi civitas akademika JSI FILKOM UB untuk menghasilkan produk teknologi dan digital media yang bermutu dan layak jual,” ujar Herlambang.

Pada sesi pertama Kiichiro Muto menyampaikan pengalamannya dalam mengembangkan Mirai, perusahaan aplikasi edukasi yang kini produknya sudah merajai app store. Adapun produknya yang paling banyak diminati adalah aplikasi tuntunan membuat origami dan aplikasi untuk belajar menulis aksara Jepang (hiragana, katakana dan kanji). Dijelaskan oleh Kiichiro bahwa keuntungan dari membuat aplikasi edukasi dibanding game adalah aplikasi edukasi penggunaannya jtidak lekang waktu karena akan selalu dibutuhkan oleh masyarakat. Disampaikannya sebagai contoh adalah aplikasi belajar menulis aksara jepang, setiap tahunnya selalu memiliki siklus dimana banyak diunduh oleh pengguna khususnya pada masa ujian pelajar. Saat ini Mirai telah bekerjasama dengan grup riset media, game dan mobile application (MGM) dan menghasilkan beberapa aplikasi edukasi untuk pasar Indonesia. Selain itu Mirai juga telah menggandeng beberapa perusahaan besar dalam perjalanan bisnisnya, antara lain dengan Apple Inc. untuk melakukan promosi, google sebagai admob top partner, microsoft sebagai development support dan amazon kerjasama dalam hal content.

Sementara itu pada sesi kedua Michiyuki menjelaskan introduction of media arts & video mapping. Disampaikan bahwa cara mengekspresikan seni/arts pada era ini sangat beragam. Oleh karena itu media arts yang ada saat ini juga sangat beragam, meliputi video projection mapping, AR & VR, high definition (4K & 8K), holographic, dome projection, LED, laser and moving lights, drone, robot, kinetic, sensors, artificial intelligence, sound, human performance dan science. Dalam implementasinya media arts tersebut sering kali digunakan secara bersama-sama atau disebut mixed media. Penggunaan mixed media ini sering diterapkan pada projection mapping/ spacial video performance yaitu sebuah seni cara mengontrol setiap bagian ruang dengan tampilan visual. Penggunaan projection mapping ini sudah marak digunakan diluar negeri antara lain untuk entertainment, art science & research, environment design, sightseeing regional branding serta business promotion. Michiyuki menjelaskan ada 3 elemen kpenting yang perlu diperhatikan dalam membuat sebuah projection mapping, yaitu video contents, objects dan equipment & technics. Berdasarkan pengalamannya selama ini, Michiyuki bahwa software yang dibutuhkan untuk mapping meliputi resolume arena, mad mapper, media master pro, VDMX, PandrasBox, Watchout dan Modulo-Pi. Michiyuki juga berbagi beberapa permasalahan yang dihadapinya di tahun awal membuat projection mapping untuk bangunan besar di Jepang. Beberapa tantangan yang dihadapi meliputi kurangnya pemahaman masyarakat bahwa projection mapping membutuhkan dana yang besar, belum banyak contoh penerapan projection mapping sekitar tahun 2007 – 2009 untuk ditunjukkan pada klien, adanya permasalahan hukum dan regulasi, banyak bangunan modern yang punya kesulitan tinggi untuk projection mapping, serta belum ada proyektor dan software yang cukup memadai. Untuk saat ini penerapan projection mapping memang tidak bisa dibilang mudah tapi sudah mulai banyak contoh, serta teknologi yang memadai, sehingga banyak yang mulai mempertimbangkan penerapannya. Untuk itu bagi yang berminat menekuni bidang ini peluang karirnya masih terbuka lebar hingga beberapa tahun ke depan. [dna]