CEO Algostudio Malang Berbagi Pengetahuan Tentang Tahapan Rekayasa Aplikasi Perangkat Bergerak

CEO Algostudio Malang Berbagi Pengetahuan Tentang Tahapan Rekayasa Aplikasi Perangkat Bergerak

Adib Toriq, S.Kom., M.T. selaku CEO Algostudio Malang hadir di Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya (FILKOM UB) untuk berbagi pengetahuannya di bidang Rekayasa Aplikasi Perangkat Bergerak pada Selasa (23/4/2019). Untuk diketahui Algostudio adalah sebuah perusahaan pengembang full-service web, mobile application dan game yang telah berdiri sejak 2012 lalu dan sudah banyak menangani klien dari badan, institusi dan perusahaan besar seperti Bekraf, Lenovo dan Philips. Adib dihadirkan sebagai narasumber dalam kegiatan kuliah tamu “Rekayasa Aplikasi Perangkat Bergerak Dari Sudut Pandang Praktisi” di ruang multimedia lantai 12, gedung F FILKOM UB. Peserta yang hadir adalah sekitar 100 mahasiswa FILKOM UB yang pada semester genap 2018/2019 ini mengambil mata kuliah Rekayasa Aplikasi Perangkat Bergerak.

Disampaikan oleh Agi Putra Kharisma, S.T., M.T. selaku ketua pelaksana bahwa kegiatan perlu dilakukan karena saat ini referensi dan literatur tentang metode spesifik di bidang Rekayasa Aplikasi Perangkat Bergerak masih sangat terbatas. Oleh karena itu diperlukan tambahan pengetahuan yang dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa, khususnya dari para praktisi yang pastinya banyak memahami isu terkini di bidang tersebut.

“Harapannya mahasiswa bisa memperoleh tambahan informasi tentang isu-isu terkini yang mungkin belum tercakup dalam sumber literatur yang ada,” jelas Agi.  

Dalam paparannya Adib menyampaikan tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam pembuatan aplikasi perangkat bergerak. Dimana tahapan tersebut meliputi requirement gathering, wireframing, create a mockup, membuat product development architecture, testing, product launch dan evaluation. Adib memberikan tips serta informasi tentang berbagai hal penting yang perlu diperhatikan di setiap tahapan. Pada tahapan requirement gathering Adib menyarankan beberapa hal meliputi perlunya melibatkan seseorang yang memahami teknikal dan business process, memulai dengan mendefinisikan big goal, selalu sesuaikan solusi yang diberikan dengan dana yang dimiliki klien, libatkan semua stakeholder dalam proyek bersangkutan dari top management hingga end user, serta selalu lakukan konfirmasi ulang sebelum melakukan eksekusi final.

Sementara itu tahapan wireframing dijelaskan Adib adalah cafra mendesain website service dalam bentuk tahapan struktural. Adib menyarankan dalam wireframing sebaiknya berfokus pada konten bukan pada “look” dan “feel”, gunakan software seperti balsamiq untuk mengkomunikasikan wireframe kepada klien dan jangan melanjutkan ke tahapan proses selanjutnya sebelum semua stakeholder setuju. Pada tahapan membuat Mockup yang perlu diperhatikan adalah pembuatan desain yang menggambarkan brand perusahaan bersangkutan, buat user interface guideline, gunakan teknologi sketch, adobe photoshop, adobe XD atau teknologi sejenis lainnya dan dalam tahapan ini harus ditentukan pula estimasi project time.

“Untuk menentukan project time biasanya Anda akan sudah punya bayangan proyek ini membutuhkan waktu berapa lama. Tapi saran saya sampaikan ke klien lama proyek anda itu dikali tiga. Jadi kalau Anda perkirakan selesai dalam satu bulan sampaikan ke klien Anda butuh waktu tiga bulan. Karena pasti ada saja beberapa hal yang membuat molor dari waktu yang diestimasikan,” jelas Adib.

Dalam tahapan product development architecture pastikan setiap business logic sudah tercakup dalam web service dan selalu buat backup minimal di dua lokasi berbeda. Sementara di tahapan testing Adib mengungkapkan bahwa testing biasanya dilakukan berdasarkan permintaan dan disesuaikan dengan budget. Tapi selama ini beradasarkan pengalamannya testing sebaiknya dilakukan minimal pada functionality dan user experience. Penting juga untuk selalu melibatkan orang lain selain programmer dalam melakukan testing sebelum mulai mempublish. Pada tahap product launch sebaiknya gunakan email blast untuk launching product karena email biayanya rendah dan measureable. Selain itu perlu dibuat juga contact support karena biasanya user akan frustasi jika tidak ada pihak yang dihubungi saat menghadapi masalah, serta fokuskan perhatian pada pengumpulan data pengguna seperti berapa banyak orang yang telah mendownload aplikasi, berapa lama user menghabiskan waktu menggunakan aplikasi dan fitur apa yang paling disukai user. Terakhir pada tahap evaluasi Adib menyarankan untuk selalu menganalisa data relevan yang telah dikumpulkan, kemudian jika muncul permasalahan sebaiknya jangan sibuk mencari orang untuk disalahkan tapi lebih fokuskan diri tentang bagaimana mencari solusi atas permasalahan tersebut. [dna]