D-Day Info Session x Tech Talk : “Breaking Into a World of Startup as a College Student”

D-Day Info Session x Tech Talk : “Breaking Into a World of Startup as a College Student”

Google Developer Student Clubs University of Brawijaya (GDSC UB) bersama Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (FILKOM UB)  menyelenggarakan webinar (Info Session & Tech Talk) pada hari Minggu (26/9/2021) yang diadakan secara daring dan disiarkan langsung melalui kanal Youtube Google DSC Universitas Brawijaya. Dengan topik Breaking into Startup as a College Student, GDSC UB menghadirkan Audrey Maximillian Herli selaku Co-Founder & CEO Riliv untuk membagikan pengalaman dan wawasannya terkait tantangan yang dihadapi serta hal-hal yang harus dipersiapkan dalam membangun startup sebagai seorang mahasiswa. Hanifa Putri Rahima (Lead GDSC UB) dan AlizzaIman Raddin (Community Development Core Team GDSC UB) yang juga mahasiswa dari FILKOM turut memberikan knowledge bagi 300 peserta webinar.

Webinar ini terbagi menjadi dua sesi dimana sesi pertama yaitu info session. Info session dimaksudkan untuk memberikan pengenalan, informasi, aktivitas, dan open member Google Developer Student Clubs University of Brawijaya. Sedangkan di sesi kedua yaitu tech talk oleh guest speaker Audrey Maximillian Herli.

Mengawali materi pertama Hanifa menyampaikan bahwa GDSC merupakan Global Community yang ditujukan kepada mahasiswa diseluruh dunia yang memiliki ketertarikan terhadap Google. GDSC pertamakali dibentuk di India pada tahun 2017, dengan tujuan memfasilitasi para mahasiswa agar dapat lebih terasah dalam practical skills yang dimiliki sehingga lebih siap dalam terjun di dunia industri. Aktifitas utama di GDSC terbagi menjadi tiga macam, yang pertama yaitu Connect yang diartikan pertemuan dengan mahasiswa di luar negeri untuk sharing pengetahuan mengenai teknologi. Kedua adalah Learn, yaitu pembelajaran dari berbagai macam mengenai teknologi, dan yang ketiga adalah Grow, yaitu mengimplementasikan apa yang dipelajari di GDSC untuk dapat membuat sebuah solusi atau produk yang dapat memberikan nilai manfaat untuk diri sendiri dan masyarakat luas.

Masuk di acara utama yaitu sharing ilmu oleh Audrey Maximillian Herli (Maxi) yang menjelaskan bagaimana awal mula merilis RIliv yang berdiri sejak 2015. Perlu diketahuai sebelumnya, Riliv merupakan aplikasi yang berkaitan dengan kesehatan mental. Hal dasar yang membuat Maxi merintis aplikasi ini yaitu berdasarkan data dari Indonesian Basic Health Research dimana jutaan orang Indonesia memiliki masalah pribadi serta cenderung merasakan depresi dan World Health Organization (WHO) menyatakan setiap 40 detik 1 orang di dunia melakukan suicide karena depresi. Di Indonesia, untuk tenaga Kesehatan khusus menangani mental pasien juga masih belum banyak dan menjadi hal yang langka.

Riliv membantu para klien dapat berhubungan dengan psikolog professional dimanapun dan kapanpun. Sehingga para klien yang mengalami masalah dan berimbas pada mentalnya tidak perlu lagi malu atau minder ketika akan periksa ke psikolog. Riliv sendiri juga disediakan sarana untuk bermeditasi agar klien lebih dapat rileks dan mengatur emosi agar lebih baik. Maxi juga menyampaikan harapannya, dengan adanya Riliv dapat menyebarkan pentingnya memiliki kesehatan mental serta membantu seseorang yang memiliki masalah serta depresi agar dapat memulihkan kesehatan mentalnya dengan berkonsultasi kepada psikolog.

Maxi berpesan, ketika mengawali membangun sebuah startup atau sebuah bisnis, jangan ragu dan jangan takut akan kegagalan. Kegagalan merupakan suatu proses dan pengalaman yang baik agar kita dapat bangkit lagi dan menemukan keberhasilan di tujuan akhir.(drn)