Penerapan Geographic Information System (GIS) dalam Tata Kelola Pemerintahan

Penerapan Geographic Information System (GIS) dalam Tata Kelola Pemerintahan

Pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) mutlak dibutuhkan untuk perkembangan di segala bidang. Tidak terkecuali dalam penerapan tata kelola pemerintahan yang baik dan berkualitas. Penerapan berbagai jenis cabang TI termasuk Geographic Information System/ Sistem Informasi Geografis (SIG/GIS) biasanya dimanfaatkan sebagai dasar pengambilan keputusan dan kebijakan pemerintah. Untuk memberikan tambahan wawasan bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya (FILKOM UB) tentang penerapan GIS dalam tata kelola pemerintahan maka diselenggarakan Kuliah Tamu GIS of Good Governance dengan menghadirkan narasumber Prof. Dr.-Ing. Fahmi Amhar selaku peneliti Badan Informasi Geospasial (BIG) sekaligus juri Lomba Inovasi Pemanfaatan Informasi Geospasial (IG) 2017 pada Jumat (17/11/2017).

Fahmi menyampaikan bahwa GIS adalah sistem informasi khusus yang mengelola data bereferensi keruangan (spasial) atau geografis. Teknologi GIS dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Sebagai bentuk nyata pemanfaatan GIS Fahmi menunjukkan beberapa hasil penerapannya di Indonesia yang telah mendapatkan penghargaan Bhumandala Award dari BIG pada lomba Inovasi Pemanfaatan IG 2017.

Pertama adalah program Layanan Siaga 112 yang dikembangkan oleh pemerintah Surabaya. Layanan ini sebagai antisipasi untuk menanggulangi bencana seperti banjir, kebakaran atau pohon tumbang. Dengan layanan ini masyarakat Surabaya dapat melakukan aduan langsung kepada pemerintah jika terjadi bencana di lingkungan sekitarnya. Masyarakat cukup melakukan pelaporan ke command center Surabaya pada call center bebas biaya 112. Command center akan meneruskan informasi ke posko bencana terdekat. Posko bencana inilah yang kemudian akan menyampaikan informasi ke petugas Satuan Pelaksana Penanganan Bencana (Satlak PB) terkait. Setiap posko bencana terhubung dengan beberapa unit seperti dinas perhubungan untuk memberi layanan mobil derek, PMI dan Dinas Kesehatan untuk kebutuhan ambulance atau alat medis, Kepolisian untuk kebutuhan mobil atau motor patrol dan Pemadam Kebakaran untuk kebutuhan jika terjadi bencana kebakaran. Teknologi GIS dimanfaatkan untuk menunjukkan lokasi bencana dan rute terdekat mencapainya kepada unit penanganan bencana yang bertugas. Command center selain menerima aduan darurat juga bertugas memantau kondisi kota Surabaya termasuk memantau ketinggian air sungai melalui kamera CCTV yang tampilan visualnya dapat dimonitoring melalui monitor besar di kantor command center dan kantor walikota. Tidak hanya itu, teknologi GIS juga digunakan untuk mencegah pihak yang tidak bertanggung jawab mengakses nomor 112. Teknologi GIS memunginkan sistem untuk mendeteksi lokasi pelapor yang kemudian akan diverifikasi dengan lokasi terjadinya bencana.

Kedua adalah program pengurusan Keterangan Rencana Kota (KRK) online yang dikembangkan pemerintah Kota Semarang. Dalam program ini teknologi GIS dimanfaatkan untuk dasar pengambilan keputusan pemberian perijinan pembangunan di Kota Semarang. Teknologi GIS digunakan untuk melakukan analisa kondisi geografis pada lokasi yang diajukan perijinan pembangunannya.

Disampaikan oleh Fahmi bahwa dari pantaun pihak BIG, secara umum penerapan GIS dapat meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan antara lain dalam hal meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan tata kelola pemerintahan, memudahkan penegakan hukum terkait tata ruang dan meningkatkan respon atau kesiagaan pemerintah. Diharapkan dengan berbagai informasi yang didapat dari kuliah tamu ini mahasiswa FILKOM yang hadir dapat lebih memahami tentang pemanfaatan GIS dalam dunia nyata. Sehingga kemudian dapat menemukan gagasan yang bermanfaat untuk mengatasi permasalahan di sekitarnya dengan menggunakan teknologi GIS. [dna]