Mahasiswa FILKOM UB Belajar Tips Menjadi Pengusaha Bisnis Online

Mahasiswa FILKOM UB Belajar Tips Menjadi Pengusaha Bisnis Online

Dalam rangka membangkitkan semangat mahasiswa untuk berwirausaha, Kelompok Diskusi Bisnis Online dan Internet Marketing Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (FILKOM UB), menggelar diskusi technopreneurship di Ruang Riset Embedded System and Robotic, C1.12 pada Rabu (26/10/2016). Kegiatan yang bertemakan “Success Story Technopreneur” ini dipandu Tibyani, S,T., M.T. salah satu dosen FILKOM yang menghadirkan mahasiswa bimbingannya Annas Ahmad, S.T. alumni Teknik Elektro UB 1999 dan penerima hibah Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) Tahun 2003. Disampaikan oleh Tibyani bahwa tujuan dihadirkannya alumni UB di FILKOM adalah untuk berbagi kiat serta tips menjadi pengusaha Bisnis Online.

Membuka sharing sessionnya Annas mengungkapkan bahwa setelah lulus pada tahun 2004 lalu dirinya langsung bekerja di PT Astra International hingga Tahun 2011. Sedangkan Bisnis Onlinenya dimulai sejak Tahun 2006 dan masih dijalankan hingga saat ini. Annas kini aktif sebagai Direktur Penggalangan Sumberdaya dan Kerjasama www.tangandiatas.com dan owner dari herbabagoes.com sebuah usaha Bisnis Online dalam bidang produksi dan pemasaran obat-obat tradisional dan makanan sehat alami. Produk yang dijualnya meliputi virgin coconut oil (VCO), minyak kemiri, Lamandel, ramuan tanaman obat rasa segar untuk mengatasi gangguan amandel tanpa operasi dan lain sebagainya. Peserta yang hadir terdiri atas delapan mahasiswa FILKOM UB dari semester 3, 5 dan 7 antusias mendengar berbagai informasi yang disampaikan seperti kiat-kiat berbisnis yang baik dan mencapai kesuksesan.

Annas pada kesempatan tersebut memaparkan tentang cara mencapai tujuan dan cita cita dalam hidup secara efektif dengan mempertimbangkan metode SMART (Spesific, Measureable, Achivable, Reliable and Time). Tujuan finansial yang spesifik (Specific) artinya seseorang harus mampu menetapkan tujuan yang fokus, jelas dan dirumuskan secara tertulis. Tujuan finansial yang spesifik dicontohkan oleh Annas jika seseorang ingin mempunyai penghasilan pasif per bulan sebesar lima juta rupiah,  maka orang tersebut tidak boleh hanya menetapkan tujuannya ingin mempunyai penghasilan pasif yang besar. Tujuan finansial tersebut terlalu umum dan tidak jelas.
Penghasilan pasif adalah penghasilan yang diperoleh secara terus menerus tanpa keharusan untuk bekerja mendapatkan uang, karena uang yang dimilikinya sudah bekerja menghasilkan uang sendiri untuk pemiliknya,” jelas Annas.

Target finansial yang terukur (Measurable) menyangkut kriteria keberhasilan dalam mencapainya, baik kuantitatif maupun kualitatif.  Kriteria keberhasilan wajib ditentukan. Sebagai contoh penentuan jumlah penghasilan pasif yang diinginkan dan berapa lama waktu yang dibutuhkan agar penghasilan tersebut dapat diwujudkan. Tujuan finansial ingin mempunyai penghasilan pasif per bulan sebesar 5 juta rupiah memiliki kriteria yang jelas karena menyangkut besaran satuan rupiah yang dapat diukur. Tujuan tersebut akan semakin mudah diukur jika ditambahkan dengan besaran waktu. Misalkan tujuan finansial ingin mempunyai penghasilan pasif per bulan sebesar 5 juta pada saat telah berumur 40 tahun.

Tujuan finansial tersebut dapat dicapai (Achieveable) karena orang yang bersangkutan mempunyai keyakinan untuk mencapainya. Seseorang bisa mempunyai keyakinan mampu mencapai tujuannya karena ada seseorang yang memiliki kemampuan setara atau bahkan pendidikan dan pengalamannya relatif lebih rendah telah mampu mencapainya.

Target finansial yang realistis (Reliable) artinya target tersebut bersifat moderat, tidak terlalu sulit tapi juga tidak terlalu mudah. Target yang terlalu sulit mustahil dapat diwujudkan, sedangkan target yang terlalu mudah membuat orang tidak termotivasi untuk memperjuangkannya. Mendapatkan penghasilan pasif sebesar lima ratus ribu rupiah per bulan pada saat berumur 40 tahun adalah terlalu mudah, namun jika ditetapkan sebesar lima ratus juta rupiah per bulan juga tidak realistis karena terlalu sulit.

Target finansial juga perlu ditetapkan waktunya (Timebound). Tujuan finansial ingin mempunyai penghasilan pasif per bulan sebesar lima juta rupiah pada saat berumur 40 tahun telah memenuhi persyaratan ini. Annas mencontohkan dirinya sendiri sejak tahun 2009 telah berniat ingin menunaikan ibadah haji pada tahun 2014. Saat itu pula dirinya berusaha menerapkan metode SMART dengan berbagai kendala dan rintangannya hingga pada akhirnya tahun 2010 Annas mampu membayar biaya pergi haji untuk dirinya beserta Istri dan mendapat kuota keberangkatan tahun 2016.

Selain Metode SMART, Annas juga memberikan pengetahuan tentang BMC (Business Model Canvas) dengan media online  kepada para peserta kegiatan. Annas menerangkan bahwa dengan BMC seseorang dapat mengetahui siapa target customernya hingga estimasi profit yang didapatkan. Dengan demikian BMC dapat memudahkan seseorang dalam mengembangkan bisnis.

Salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh seorang technoprener, menurut Annas adalah kekuatan fokus termasuk dalam pengembangan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu dalam kesempatan tersebut Annas juga meminta para peserta diskusi yang hadir untuk menuliskan tujuan/GOALnya dalam sebuah kertas dengan menggunakan metode SMART. Para peserta kemudian saling berpasangan menyampaikan tujuannya tersebut kepada rekannya. Pasangan peserta diminta untuk menyangkal, membantah dan memotivasi tujuan tersebut. Hal ini untuk melatih fokus peserta pada tujuan yang telah ditetapkan saat menghadapi penolakan dan penyangkalan dari luar.
Sebuah bisnis tidak harus dimulai dengan yang besar, bisa saja dimulai dari lingkungan sekitar dengan mengenali kebutuhan-kebutuhannya. Mulai berbisnis bisa dari mana saja. Termasuk mengajak teman, keluarga atau kerabat dekat yang memiliki minat yang sama. Untuk aplikasi bisnisnya, bisa juga dimulai dari sebuah komunitas, grup-grup, mendukung acara-acara kampus hingga nantinya akan menjadi sebuah bisnis yang besar. Bisnis juga dapat dimulai dari kegemaran yang kita miliki,” tambah Annas. [tib/dna]