Park Me, Teknologi Internet of Things Solusi Masalah Parkir

Park Me, Teknologi Internet of Things Solusi Masalah Parkir

Terus meningkatnya volume kendaraan di Indonesia menjadi permasalahan tersendiri di masyarakat yang harus dicermati dan diupayakan solusinya. Hal ini yang kemudian menjadi perhatian dari tiga mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (FILKOM UB). Untuk memberikan solusi bagi masyarakat di kota besar yang seringkali kesulitan mencari tempat parkir saat berkunjung ke pusat perbelanjaan, tiga mahasiswa FILKOM membuat sebuah teknologi Internet of Things yang diberi nama “Park Me”. Mereka adalah Hedy P. (Teknik Komputer/2014), Mukmin (Teknik Komputer/2014) dan Rizky Novriansyah (Sistem Informasi/2015).

Hedy menyampaikan bahwa “Park Me” adalah solusi bagi pengguna kendaraan bermotor untuk mencari tempat parkir yang berbasis lot di pusat perbelanjaan. Ide pembuatan teknologi ini disampaikan oleh Hedy dikarenakan pertemuannya dengan penduduk di Kota Jakarta yang menyatakan bahwa sering kali harus berputar-putar di tempat parkir hingga berjam-jam untuk mencari lot pakir yang kosong. Dengan teknologi “Park Me” maka pengguna aplikasi dapat mengetahui apakah di mall yang dituju terdapat lot parkir kosong atau tidak.

“Park Me” dibuat dengan memadukan penggunaan hardware dan software. Hardware yang digunakan adalah sensor magnet yang dirancang sedemikian rupa untuk dipasang di setiap lot parkir yang ada di pusat perbelanjaan. Hardware tersebut berguna mendeteksi apakah sebuah lot parkir sedang terisi kendaraan yang sedang parkir atau tidak. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan Hedy bersama timnya didapati bahwa teknologi yang saat ini sudah dipakai pada lot parkir pusat perbelanjaan adalah sensor jarak. Namun demikian sensor jarak dinilai masih memiliki kekurangan karena tidak hanya mendeteksi kendaraan bermotor yang parkir saja. Sensor jarak akan mendeteksi lot parkir seakan terisi kendaraan meski kenyataannya hanya ada orang yang lewat pada lot parkir itu. Dengan menggunakan sensor magnet maka tidak akan terjadi kesalahan tersebut. Penentuan penggunaan sensor magnet ini bukan tanpa dasar. Sebelumnya Hedy beserta tim telah melakukan penelitian bahwa setiap kendaraan bermotor pasti memiliki magnet yang terdapat pada bagian dinamo starternya.

Hasil penelitiannya tersebut telah disampaikan juga kepada pengelola parkir Mall Gandaria City Jakarta. Hedy beserta tim mendapat tanggapan positif terkait hasil penelitiannya karena kesalahan deteksi kendaraan pada lot parkir akan mengakibatkan kesalahan pula pada perhitungan pemasukan dari biaya parkir. Sehingga penggunaan teknologi hasil penelitian Hedy dianggap bisa menjadi solusi permasalahan tersebut.

Sementara bagi pengguna lot parkir, teknologi Park Me menyediakan aplikasi terintegrasi untuk melihat kondisi lot parkir di pusat perbelanjaan terkait sehingga dapat mengetahui bagian lot mana yang masih kosong. Aplikasi Park Me dilengkapi dengan menu booking lot parkir, terintegrasi dengan google map sehingga memudahkan pengguna mencari lokasi yang dituju, serta terdapat pula menu untuk melacak lokasi kendaraan di parkir.
“Di lot parkir akan dipasang barcode. Pengguna aplikasi dan lot parkir tinggal scan barcode, nanti setelah berbelanja tinggal pilih menu untuk tracking lokasi kendaraan sesuai barcode maka pengguna akan mendapat arahan menuju tempat dimana kendaraannya di parkir. Biasanya di pusat perbelanjaan yang besar akan sulit mengingat dan menemukan lokasi tempat parkir. Menu ini akan membantu,” jelas Hedy.

Untuk diketahui Park Me telah membawa Hedy beserta timnya menjadi Runner up dalam CompFest 8, sebuah ajang kompetisi bidang IT yang diselenggarakan oleh Fasilkom UI. Berkat capaiannya tersebut Hedy beserta timnya berhak atas uang tunai sebesar Rp600.000,- dan 1 pack Cubeacon.
“Rencananya Cubeacon yang kita dapat akan kita bongkar. Untuk mengetahui bagaimana mereka membuat boardnya sendiri karena Cubeacon buatan startup Indonesia yang sudah dipasarkan secara luas. Kita ingin tahu bagaimana startup IoT dijalankan,” jelas Hedy. [dna]