Kolaborasi FILKOM UB–UKM Malaysia Bahas Keamanan Siber dan Etika Kecerdasan Buatan

Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (FILKOM UB) kembali menghadirkan kegiatan akademik berbasis penguatan literasi digital melalui kuliah tamu bersama Prof. Dr. Rosilah Hassan dari Faculty of Information Science and Technology (FTSM), Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Kegiatan ini dilaksanakan secara daring pada Kamis dan Jumat (20–21/11/2025), sebagai bagian dari upaya memperluas wawasan mahasiswa dan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi tantangan dunia digital.
Pada sesi Kamis, tema yang diangkat adalah Social Engineering Threats in the Digital Era. Social engineering in the new era refers to manipulation techniques using modern digital technology, online platforms, and human psychology to deceive individuals or organizations. Dalam pemaparannya, Prof. Rosilah menjelaskan bahwa social engineering merupakan salah satu modus serangan siber yang paling sering terjadi karena memanfaatkan kelemahan manusia, bukan celah teknis sistem. Serangan ini dilakukan dengan cara memanipulasi psikologis korban untuk memperoleh informasi pribadi, akses sistem, maupun keuntungan finansial. Faktor psikologis menjadi aspek penting yang membuat individu semakin rentan terhadap serangan phishing dan berbagai bentuk kejahatan siber lainnya. Dalam kondisi panik atau terburu-buru, seseorang lebih mudah mengambil keputusan impulsif yang dimanfaatkan pelaku. Oleh karena itu, sebagaimana ditegaskan dalam sesi pemaparan, “bila panik tetap tenang” menjadi prinsip pertama yang perlu diingat oleh setiap pengguna agar tidak terjebak dalam manipulasi digital.

Setelah sesi Kamis membahas social engineering, kuliah tamu dilanjutkan pada Jumat dengan tema AI Ethics in Mobile Communication. Sesi ini menekankan pentingnya etika kecerdasan buatan dalam kehidupan sehari-hari, terutama pada perangkat yang paling dekat dengan pengguna. Di tengah perkembangan teknologi yang begitu cepat, ponsel kini bukan sekadar alat komunikasi, tetapi menjadi “ruang pribadi” yang selalu terbawa ke mana pun penggunanya pergi. Setiap sentuhan layar, setiap aplikasi yang dibuka, hingga setiap lokasi yang dikunjungi meninggalkan jejak data. Etika kecerdasan buatan dalam komunikasi mobile menjadi semakin penting agar teknologi yang digunakan tetap bekerja secara adil, transparan, dan aman, serta memastikan inovasi tetap mengutamakan manusia, bukan semata aspek bisnis atau kecanggihan teknis.

“Literasi digital dan kewaspadaan terhadap ancaman siber merupakan keterampilan penting bagi mahasiswa di era digital saat ini. Memahami pola serangan seperti social engineering, phishing, dan risiko etika penggunaan AI, sekaligus menekankan pentingnya pengelolaan data pribadi yang aman. Pemahaman ini bukan sekadar pengetahuan teknis, tetapi juga bagian dari pendidikan yang berkualitas, yang membekali generasi muda untuk menggunakan teknologi secara cerdas, bertanggung jawab, dan etis,”jelas prof. Rosilah.
Peningkatan kasus kejahatan digital saat ini tidak hanya disebabkan oleh kemajuan teknologi, tetapi juga oleh rendahnya kewaspadaan pengguna. Oleh karena itu, mahasiswa didorong untuk memahami pola ancaman, menjaga kerahasiaan data pribadi, serta berhati-hati terhadap permintaan informasi dari sumber yang mencurigakan. Kuliah tamu ini sekaligus menjadi pengingat bahwa literasi digital, kewaspadaan, dan penerapan etika teknologi menjadi fondasi penting bagi setiap sivitas akademika dalam menghadapi era digital yang kian kompleks. (rr)