FILKOM UB Gelar Kuliah Tamu Adjunct Professor Batch 4, Bahas Kiat Menyusun Proposal FYP Sesuai Tren Riset Global

FILKOM UB Gelar Kuliah Tamu Adjunct Professor Batch 4, Bahas Kiat Menyusun Proposal FYP Sesuai Tren Riset Global

dok. Pribadi

Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (FILKOM UB) terus menghadirkan kegiatan akademik berskala internasional melalui Kuliah Tamu dari Hibah Adjunct Professor Batch 4 Tahun 2025. Pada sesi terbaru, kegiatan ini menghadirkan Associate Prof. Dr. Maizatul Akmar Binti Ismail dari Department of Information Systems, Faculty of Computer Science and Information Technology (FCSIT), Universiti Malaya, Malaysia. Kegiatan ini dipandu oleh Dr., Ir. Diva Kurnianingtyas, S.Kom. sebagai host dan diikuti  oleh mahasiswa FILKOM UB. Beliau membawakan materi bertajuk Proposal Preparation for Final Year Projects (FYP) yang bertujuan membantu mahasiswa memahami bagaimana menentukan topik penelitian akhir yang relevan, inovatif, dan aplikatif.

Dalam pemaparannya, Dr. Maizatul menekankan bahwa mahasiswa tidak harus menciptakan sistem yang sepenuhnya baru, melainkan dapat melakukan pengembangan dari sistem yang sudah ada. Menurutnya, langkah seperti menambahkan fitur pada aplikasi e-commerce, meningkatkan keamanan data pada sistem pembayaran digital, atau mengoptimalkan fungsi Learning Management System (LMS) justru lebih menunjukkan pemahaman terhadap kebutuhan nyata.

“Kalau sistemnya sudah ada, jangan diulang dari awal. Lebih baik tingkatkan dan buat lebih bermanfaat bagi pengguna,” jelasnya.

Selain itu, beliau juga menekankan pentingnya mengangkat masalah nyata dari lingkungan sekitar. Isu-isu sehari-hari seperti keterlambatan transportasi kampus, manajemen distribusi vaksin, hingga persoalan food waste disebut sebagai contoh yang dapat dijadikan landasan penelitian. Dengan begitu, mahasiswa tidak hanya mengembangkan keterampilan akademik, tetapi juga memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat.

Topik penelitian, lanjut Dr. Maizatul, juga sebaiknya dikaitkan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) agar memiliki nilai tambah di tingkat global. Riset yang selaras dengan SDGs akan lebih mudah diterima karena berkontribusi terhadap isu-isu pembangunan berkelanjutan. Tak kalah penting, mahasiswa juga diajak untuk melibatkan stakeholder dalam setiap tahap penelitian.

“Stakeholder itu kunci. Mereka yang punya masalah nyata, jadi masukan mereka harus menjadi dasar pengembangan sistem,” ujarnya.

Kegiatan berlangsung interaktif dengan mahasiswa yang aktif berdiskusi dan mengajukan ide-ide riset sederhana namun kontekstual, mulai dari sistem antrean layanan publik, aplikasi pencatat pengeluaran pribadi, hingga platform digital untuk pelestarian bahasa lokal. Diskusi ini memperlihatkan bahwa ide penelitian tidak selalu harus rumit, asalkan memberikan solusi nyata yang dibutuhkan. Dengan menghadirkan pakar dari luar negeri, kuliah tamu ini diharapkan dapat memperluas perspektif mahasiswa sekaligus meningkatkan kualitas penelitian akhir. Melalui materi yang disampaikan, mahasiswa FILKOM UB mendapatkan bekal penting dalam menyusun proposal tugas akhir yang tidak hanya berorientasi akademis, tetapi juga memiliki dampak nyata di masyarakat. (dk/rr)