MMD UB, Kelompok 62: Kontribusi Mahasiswa FILKOM UB, Ciptakan Absensi QR Code, Pertama untuk SD Negeri di Lumajang

MMD UB, Kelompok 62: Kontribusi Mahasiswa FILKOM UB, Ciptakan Absensi QR Code, Pertama untuk SD Negeri di Lumajang

dok. MMD UB-Kel. 62

Mahasiswa Membangun Desa Universitas Brawijaya (MMD UB) dari Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM) Kelompok 62 meluncurkan sebuah inovasi absensi digital berbasis QR Code di SD Negeri Gedangmas 02, Lumajang pada Jumat (25/7/2025). Aplikasi bernama GADIS (Gedangmas 02 Absen Digital Integrasi Sekolah) ini digagas untuk menjawab masalah inefisiensi absensi manual yang kerap mengurangi waktu belajar efektif di kelas. Selain itu, inovasi ini bertujuan memperkenalkan digitalisasi sejak dini kepada para siswa agar lebih siap menghadapi perkembangan zaman. Lahirnya aplikasi GADIS berawal dari diskusi antara tim MMD UB Kelompok 62 dengan kepala sekolah SDN Gedangmas 02. Ditemukan bahwa proses absensi manual setiap pagi memakan waktu sekitar 5 hingga 10 menit dari total 90 menit jam pelajaran, sehingga mengurangi waktu belajar siswa. Selain itu, metode manual rentan terhadap human error seperti kesalahan pencatatan dan membuat proses rekapitulasi di akhir semester menjadi sangat rumit karena harus dihitung satu per satu.

Solusi digital berbasis QR Code dipilih karena dinilai paling efektif dan efisien. Teknologi ini tidak membutuhkan biaya tambahan yang membebani sekolah, berbeda dengan metode lain seperti pemindai sidik jari yang mahal. Sistem ini cukup memanfaatkan ponsel pintar yang dimiliki oleh setiap guru. Selain itu, karena tidak semua siswa memiliki ponsel, penggunaan QR Code yang disematkan pada kartu pelajar menjadi jawaban yang paling tepat. Berangkat dari gagasan tersebut, tim proyek yang terdiri dari Jildan Adam Zein sebagai Project Lead & Technical Implementer dan Feni Nur Aisyah sebagai Data Manager & Operational Support bergerak cepat. Dalam waktu tiga minggu selama masa pengabdian MMD, mereka berhasil mengembangkan aplikasi ini dari tahap desain awal hingga siap diimplementasikan. Tantangan terbesarnya adalah waktu pengembangan yang singkat, yaitu hanya 31 hari masa MMD.

“Kami melihat setiap pagi ada waktu berharga yang hilang hanya untuk memanggil nama siswa satu per satu. Dari sanalah kami berpikir, harus ada cara yang lebih cepat dan modern, sekaligus bisa menjadi media belajar bagi siswa,” ujar Jildan, penggagas aplikasi GADIS dari FILKOM UB.

dok. MMD UB-Kel. 62

Sistem ini dibangun dengan memanfaatkan teknologi dari Google Workspace, yang mengintegrasikan Google Form dan Google Spreadsheet dengan sistem QR Code melalui aplikasi GADIS. Peluncuran resmi aplikasi ini dilaksanakan di tengah puncak acara “SAPA Literasi”, yang dihadiri oleh 110 siswa, jajaran guru, kepala sekolah, serta Koordinator Wilayah (Korwil) Bidang Pendidikan Kecamatan Randuagung. Dalam acara tersebut, tim MMD juga memberikan pelatihan langsung kepada para guru tentang cara menggunakan aplikasi untuk memindai QR code di kartu pelajar siswa. Dampak positif dari inovasi ini langsung terasa. Proses absensi untuk 110 siswa di sekolah tersebut kini menjadi dua kali lebih cepat, memberikan lebih banyak waktu untuk kegiatan belajar-mengajar. Inovasi ini pun mendapat apresiasi tinggi dari pemangku kebijakan pendidikan setempat.

“Ini adalah inovasi yang baik. Aplikasi GADIS ini bisa ditiru untuk SD lain di Kecamatan Randuagung,” tutur Koordinator Wilayah Bidang Pendidikan Kecamatan Randuagung saat menghadiri acara peluncuran.

Inisiatif yang digagas oleh Jildan dan timnya menjadi cerminan nyata dari semangat program Mahasiswa Membangun Desa Universitas Brawijaya. Melalui kolaborasi antara ilmu pengetahuan dari bangku kuliah dan kepekaan terhadap kebutuhan masyarakat, teknologi berhasil dihadirkan sebagai solusi konkret. Program ini membuktikan bahwa mahasiswa dapat berperan aktif sebagai katalisator kemajuan pendidikan di daerah, meninggalkan jejak inovasi yang bermanfaat bahkan setelah program pengabdian berakhir. (jaz/fna/rr)