Behind the Victory: Inside TIF’s Capstone 2025 Winning Team

Behind the Victory: Inside TIF’s Capstone 2025 Winning Team

dok. Pribadi

Kegiatan Pameran Capstone Project Program Studi (Prodi) Teknik Informatika (TIF), Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya (FILKOM UB) yang terlaksana pada Senin (26/05/2025) (https://filkom.ub.ac.id/2025/05/28/prodi-tif-filkom-ub-gelar-pameran-capstone-project/), menghasilkan para pemenang. Untuk pemenang kategori Inovasi Terbaik diraih oleh kelompok BINKY, pemenang kategori kategori Presentasi Terbaik diraih oleh DISHCOVERY, dan kategori Pengunjung Terbanyak diraih NEO PARK.

Ketua kelompok BINKY, Dayang Alyssa Raisaputri (’22 – TIF), menjelaskan bahwa layanan perpustakaan UB selama ini hanya tersedia pada jam kerja, membatasi akses informasi bagi mahasiswa di luar waktu operasional. Permasalahan ini menjadi latar belakang lahirnya BINKY, chatbot berbasis kecerdasan buatan yang dirancang untuk memberikan layanan perpustakaan secara otomatis dan real-time, 24/7 melalui antarmuka percakapan yang praktis. Data yang digunakan mencakup informasi umum seperti jam operasional, SOP peminjaman dan pengembalian, serta layanan keanggotaan yang sering ditanyakan mahasiswa. Dengan demikian, BINKY dapat memberikan jawaban yang tepat, tidak mengada-ada, dan sesuai dengan sumber resmi. Selain menjawab pertanyaan umum, BINKY juga dilengkapi kemampuan untuk menelusuri ketersediaan dan letak buku dari sistem katalog yang telah diolah, memungkinkan mahasiswa mencari bahan referensi dengan lebih efisien. Tidak hanya menjadi solusi fungsional,

BINKY dibangun menggunakan model LLaMA2 dengan pendekatan Retrieval-Augmented Generation (RAG), yang menggabungkan kemampuan generatif dengan pencarian dokumen. RAG bekerja dalam dua tahap, yaitu retriever mengambil dokumen relevan dari korpus data yaitu hasil web scraping dari situs resmi Perpustakaan UB, kemudian generator menyusun jawaban berdasarkan konteks dari dokumen yang ditemukan tersebut,” jelas Dayang.

Muhammad Fadhil Pradipta (’22 – TIF), selaku ketua kelompok DISHCOVERY, menjelaskan, kelompoknya membuat aplikasi web inovatif yang dirancang untuk membantu pengguna menemukan resep masakan Indonesia berdasarkan bahan-bahan yang mereka miliki di rumah. Fitur utama DISHCOVERY meliputi pencarian resep otomatis dengan memasukkan daftar bahan, sehingga pengguna tidak perlu bingung lagi menentukan menu harian.

“Sistem cerdas pada DISHCOVERY dibangun dengan pendekatan Retrieval-Augmented Generation (RAG), yang menggabungkan pencarian dokumen berbasis term frequency–inverse document frequency (TF-IDF) dan cosine similarity untuk mencocokkan bahan makanan yang dimasukkan pengguna dengan ribuan resep tradisional Indonesia dalam data. Setelah kandidat resep yang relevan ditemukan, sistem menggunakan model bahasa LLaMA3 untuk menghasilkan rekomendasi menu yang kontekstual dan mudah diikuti. Pendekatan ini memungkinkan proses pencarian yang cepat, efisien, dan akurat berdasarkan bahan yang tersedia. Selain menyajikan antarmuka yang ramah pengguna dan visual yang menarik, DISHCOVERY juga berkontribusi dalam mengurangi pemborosan bahan makanan, dengan memaksimalkan pemanfaatan bahan yang sudah dimiliki pengguna tanpa perlu membeli tambahan,” jelas Dipta.

M. Fajar (’22 – TIF), selaku ketua kelompok NEO PARK, menjelaskan, NEO PARK merupakan sistem manajemen parkir cerdas yang mengintegrasikan teknologi Internet of Things(IoT) dan Machine Learning(ML) untuk meningkatkan efisiensi pencarian tempat parkir di kawasan perkotaan. Sistem ini memanfaatkan perangkat ESP32-CAM untuk menangkap citra area parkir secara real-time, yang selanjutnya dianalisis oleh model deteksi objek YOLOV8. Model tersebut telah melalui proses fine-tuning dengan lebih dari 6.000 citra kendaraan, sehingga mampu melakukan identifikasi kendaraan secara akurat dalam berbagai kondisi lingkungan. Informasi hasil deteksi kemudian disajikan melalui antarmuka web yang bersifat interaktif dan responsif.

“Keunggulan utama dari NEO PARK terletak pada arsitektur sistem yang hemat sumber daya, bersifat scalable, serta tidak memerlukan pemasangan sensor fisik pada tiap slot parkir. Dengan pendekatan berbasis visual dan pemrosesan terdesentralisasi, sistem ini dapat diimplementasikan secara adaptif di berbagai skenario parkir,” jelas Fajar. (da/mfp/mf/rr/nas)

Catch us on IG Reels FILKOM UB: https://www.instagram.com/p/DLG2yCCK_Ob/