Workshop Konselor Sebaya FILKOM UB 2025: Meningkatkan Minat Mahasiswa Menjadi Konselor Sebaya

Unit Konseling Layanan Terpadu Kekerasan Seksual dan Perundungan (UKLTKSP) Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya (FILKOM UB) menyelenggarakan Workshop Konselor Sebaya pada Jumat (11/04/2025) di Gedung Kreativitas Mahasiswa (GKM) FILKOM UB. Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber dari tim ULKTSP Pusat UB, Yunita Kurniawati S.Psi., M.Psi., dan Ulifa Rahma, S.Psi., M.Psi. Kegiatan dibuka oleh Drs. Muh. Arif Rahman, M.Kom, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kewirausahaan Mahasiswa FILKOM UB. Pada kesempatan ini, juga hadir ketua UKLTKSP FILKOM UB, Yuita Arum Sari, S.Kom., M.Kom., Ph. D., perwakilan Dharma Wanita Persatuan (DWP) FILKOM UB, Sumarah Noor Widyastuti dan Iin Lujeng Ariati.
Workshop Konselor Sebaya adalah suatu kegiatan pelatihan bagi mahasiswa FILKOM UB sebagai langkah awal mempersiapkan diri menjadi konselor sebaya. Pelatihan ini bertujuan mengedukasi mahasiswa untuk memahami karakteristik teman sebaya, tahapan dan micro skill konseling bagi teman sebaya. Tak hanya itu, pemateri memberikan kesempatan melatih skill peserta dengan praktik konseling bersama.
Pada sesi pertama materi, Yunita Kurniawati S.Psi., M.Psi. memaparkan topik pencegahan dan penanganan kekerasan seksual dan perundungan.
“Kekerasan seksual dapat terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari pelecehan seksual fisik, pelecehan seksual non-fisik, hingga kekerasan seksual berbasis elektronik. Tindakan pencegahan agar terhindar dari kekerasan seksual serta penanganan dapat dilakukan bagi remaja khususnya mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi,” ujar Yunita.
Yunita menambahkan, UB juga telah memiliki akses website Satuan Tugas Pencegahan Perundungan dan Kekerasan Seksual UB (Satgas PPKS) (http://s.ub.ac.id/laporkekerasanseksualub), dan layanan konseling UB (https://konseling.ub.ac.id/ ).
Sesi pemateri kedua disampaikan oleh Ulifa Rahma, S.Psi., M.Psi. dengan topik mengenai micro-skill konseling.
“Ada beberapa jenis micro-skill yang dibutuhkan dalam konseling, yaitu client observation skill, attending behavior, questioning, hingga encouragement. Selain itu, keterampilan eksplorasi perasaan dan pikiran juga sangat penting untuk menggali lebih dalam isi hati dan pikiran dalam konseling,” jelas Ulifa.
Pada akhir sesi materi, beliau juga mengajak peserta untuk melakukan praktik analisis jenis micro-skill yang tepat untuk diterapkan pada suatu studi kasus selama kurang lebih 40 menit. Praktik konseling ini bertujuan agar melatih peserta untuk memahami karakter teman sebaya serta jenis micro-skill yang dapat diterapkan berdasarkan konseling teman sebaya. Harapannya, kegiatan ini mampu meningkatkan minat peserta untuk menjadi konselor sebaya, yang dapat membantu mahasiswa dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi.
(znp/rr)