Dosen FILKOM UB Terangkan Deep Learning Dan Aplikasinya Di Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya
Salah satu dosen Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya (FILKOM UB); Dr. Eng. Novanto Yudistira, S.Kom., M.Sc. menjadi narasumber pada kuliah tamu di Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya pada Kamis (8/12/2022). Kuliah tamu ini dilakasanakan secara daring dengan dihadiri sekitar 30 partisipan yang terdiri dari beberapa dosen FILKOM dan Unair serta mahasiswa pascasarjana Unair. Selain itu dalam menyampaikan paparannya Novanto dibantu oleh salah satu dosen Unair yaitu Imam Yuadi, S.Sos., M.MT, Ph.D. sebagai moderator.
Masuk dalam materi, Novanto menyampaikan bahwa saat ini adalah era akusisi data dengan kemudahan untuk mengumpulkannya dengan bantuan teknologi, berbeda dari 20 tahun lalu dimana data hanya didapatkan secara manual tanpa bantuan teknologi. Saat ini terdapat cloud, sosial media maupun internet yang berpotensi menambah data secara dinamis dengan perubahan yang sangat cepat dari hitungan detik, manit, jam dan akan terus bertambah besar.
“Dengan menggunakan sosial media saat ini seperti Facebook, Instagram, twitter maupun crowdsourcing maka kita akan secara tidak sadar mengumpulkan data, hal ini mempermudah akuisisi data besar. Data besar ini berhubungan langsung dengan Deep Learning,” jelas Novanto.
Novanto menjelaskan data besar ini berhubungan langsung dengan deep learning dikarenakan untuk menggali seoptimal mungkin pola yang ada pada data besar tersebut dengan membutuhkan model yang kompleks dan tidak lagi menggunakan menggunakan model tradisional. Selain itu Novanto juga menyampaikan mengenai simulasi deep neural network, dimana deep neural network didefinisikan sebagai serangkaian algoritma yang berusaha untuk mengenali hubungan yang mendasari suatu set data melalui proses meniru operasi otak manusia.
Deep learning juga merupakan kunci dari pengembangan teknologi yang mengandalkan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Dalam deep learning, sebuah komputer akan mempelajari berbagai model dan mengklasifikasikan tugas-tugasnya melalui data yang dikumpulkan. Data tersebut bisa berupa gambar, teks, hingga suara. Bahkan, tingkat akurasinya pun lebih tinggi dalam mengolah data-data berjumlah besar.
Lebih spesifik Novanto menjelaskan mengapa deep learning diciptakan adalah untuk membuat kinerja dari unstructured data menjadi lebih optimal pada sebuah website maupun aplikasi. Di samping itu, secara langsung maupun tak langsung akan berdampak pada biaya operasional dan pengembangan teknologi. Kemudian, deep learning dapat membuat teknik manipulasi dan rekayasa fitur menjadi lebih efektif.[drn]