NGOMIK LAB SI: “Analisis Kualitatif: Antara Opini dan Fakta”

NGOMIK LAB SI: “Analisis Kualitatif: Antara Opini dan Fakta”

Kegiatan Ngobrolin Akademik Laboratorium Sistem Informasi (NGOMIK LAB SI) pada Jumat, 24 September 2021 mengangkat tema tentang “Analisis Kualitatif: Antara Opini dan Fakta”. NGOMIK Lab SI adalah implementasi dari program Hibah Visiting Professor 3 in 1 yang diperoleh Program Studi Sistem Informasi. Program ini diselenggarakan Universitas Brawijaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan melibatkan praktisi dan akademisi dari dalam dan luar negeri sebagai pengajar pada satu mata kuliah tertentu.

Pembicara yang dihadirkan pada kesempatan ini adalah Adek Media Roza, S.S., M.A., Former head of Research in KataData. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui zoom meeting dengan lebih dari 200 peserta mahasiswa FILKOM yang menempuh mata kuliah Teknik Analisis Kuantitatif dan Kualitatif SI.

Membuka pemaparannya, Adek menyampaikan bahwa Analisis Data Kualitatif itu sifatnya subyektif karena berdasarkan persepsi atau pendapat orang. Analisis data kulitatif ini dapat digunakan untuk kebutuhan jurnalistik dan akademik. Seperti halnya analisis data kuantitatif, prosedur riset merupakan kunci untuk menghasilkan temuan yang handal.

Ada tiga hal krusial dalam melakukan analisis data kualitatif, yaitu memilih dan mengakses narasumber, menyusun pertanyaan dan interview, serta pengolahan dan analisis data. Pengolahan data dan analisis merupakan proses yang saling berkaitan sehingga bahan yang digunakan juga menjadi hal yang penting.

Tantangan dari Analisis Data Kualitatif adalah jumlah narasumber yang sedikit tapi dituntut memiliki kualitas yang tinggi. Karena itu pemilihan narasumber menjadi hal yang sangat penting. Ada kecenderungan semakin menarik tema riset maka semakin sulit mengakses narasumber.

“Jadi penting diketahui saat memilih narasumber, apakah sudah tepat, kredibel, punya otoritas berbicara, otoritas keilmuan dan sebagainya,” ungkap Adek.

Sementara itu dalam menyusun pertanyaan dan interview, Adek menyarankan peneliti untuk menentukan framework berdasarkan teori. Sebagai contoh teori framework (Anderson, 2013) terdiri atas politik, ekonomi, institusi, organisasi, teknologi dan budaya. Tantangan dalam melakukan interview adalah keterbatasan waktu, fokus narasumber dan munculnya hal tak terduga.

“Untuk menyiasati waktu yang terbatas, maka sebaiknya susun pertanyaan dari yang terpenting. Letakkan tiga pertanyaan paling penting di daftar pertanyaan paling atas,” jelas Adek.

Untuk pengolahan dan analisis data terdiri atas proses transkrip dan coding. Transkrip adalah proses mengubah hasil wawancara yang direkam dalam bentuk suara menjadi bentuk tulisan. Dalam proses transkrip ini bagi peneliti yang sudah memiliki tim bisa saja meminta tolong timnya untuk melakukan proses transkrip. Tapi Adek menjelaskan dengan melakukan proses transkrip sendiri akan menambah pemahaman peneliti atas bahan hasil interviewnya dan akan memudahkan dalam proses analisa selanjutnya. Sementara itu proses coding terdiri atas data familiarization, code dan recode. (dna)