Pelatihan Google Colab dan AWS Educate untuk Praktikum dan Pembelajaran Dosen FILKOM UB

Pelatihan Google Colab dan AWS Educate untuk Praktikum dan Pembelajaran Dosen FILKOM UB

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya (FILKOM UB) menyelenggarakan Pelatihan Google Colab dan AWS Educate untuk Praktikum dan Pembelajaran pada Kamis (17/9/2020). Pelatihan ini dilaksanakan secara daring melalui aplikasi zoom dan dihadiri oleh semua dosen FILKOM. Ada dua materi utama yang disampaikan pada pelatihan tersebut. Pertama tentang penggunaan Google Colab untuk praktikum dan pembelajaran yang disampaikan oleh salah satu dosen FILKOM Yuita Arum Sari, S.Kom., M.Kom.  Kedua tentang penggunaan AWS Educate untuk praktikum dan pembelajaran yang disampaikan oleh Furin Ongko dari AWS Educate Indonesia dan Ari Sujarwo selaku AWS Educate Ambassador dari UII Yogyakarta.

Dalam sambutannya pada pembukaan acara, Ketua Jurusan Teknik Informatika (Kajur TIF) Achmad Basuki, S.T., MMG, Ph.D. atau yang akrab dipanggil Abas menyampaikan bahwa pelatihan ini sengaja diberikan sebelum perkuliahan Semester Ganjil TA. 2020/2021 dimulai. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dosen dalam pemanfaatan platform pendukung pembelajaran dan perkuliahan daring.

“Satu hal yang kami ingatkan bahwa setiap mahasiswa mempunyai hak yang sama untuk mengakses fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh FILKOM. Harapannya dengan platform yang ada mahasiwa dan dosen dapat selalu berinteraksi meski secara daring,” ungkap Abas.

Pada sesi pertama tentang penggunaan Google Colab, Yuita memperkenalkan platform tersebut dan mendemokan cara penggunaannya dalam pembelajaran dan praktikum. Dijelaskan Yuita bahwa Google Colab memudahkan perkuliahan daring pada mata kuliah yang mengharuskan adanya praktikum coding. Beberapa kelebihan Google Colab adalah tidak memerlukan proses instalasi, tersedia package library yang sudah tertanam didalamnya, sudah terintegrasi dengan google classroom untuk memudahkan assessment tugas mahasiswa dan mendukung kolaborasi coding.

Sementara itu pada sesi kedua materi tentang pengenalan Amazon dan AWS Educate disampaikan oleh Furin Ongko dari AWS Educate Indonesia. Kemudian dilanjutkan tentang informasi teknis implementasi AWS Educate di Informatika, UII Yogyakarta oleh Ari Sujarwo selaku AWS Educate Ambassador.

“Pada awal berdirinya tahun 1995 atau 1996, Amazon hanya menjual buku online saja dan belum punya publishing. Yang menarik dan membuat Amazon terkenal pada saat itu adalah layanan tracking buku yang dipesan online. Karena penjualan semakin banyak maka dibutuhkan dukungan IT yang lebih besar, kemudian Amazon membuat tim IT sendiri. Tim IT itu kemudian di release untuk publik pada 2006 sebagai Amazon Web Service,” ungkap Furin mejelaskan sejarah AWS.

Kini layanan AWS sudah dipercaya dan dimanfaatkan oleh jutaan pengguna di 190 negara. Kelebihan dari AWS Educate dapat dimanfaatkan oleh dunia pendidikan secara gratis tanpa syarat, baik oleh pelajar ataupun pengajar. AWS Educate sudah mendukung layanan basic service mulai dari server, storage, RDS hingga database. [dna]