AR Batik, Teknologi untuk Meningkatkan Efisiensi Pembuatan Batik

AR Batik, Teknologi untuk Meningkatkan Efisiensi Pembuatan Batik

Dari total waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan Batik tradisional, tahapan membatik adalah yang paling banyak memakan waktu. Hal ini dikarenakan adanya tahapan membuat pola yang berulang dengan menggunakan pensil kemudian ditindas dengan lilin. Belum lagi penggambaran pola batik itu sendiri rawan terjadi kesalahan karena kurang hati-hatinya pengrajin. Untuk mengatasi masalah pembuatan motif/pola Batik tersebut, maka Wahyu Teja, salah seorang mahasiswa program Magister Ilmu Komputer (S2) Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (FILKOM UB) membuat teknologi yang diberinama Augmented Reality Batik (AR Batik). Penelitiannya yang sekaligus dibuat untuk bahan tesis ini dilakukan dibawah bimbingan dosen FILKOM UB yaitu Dr. Eng. Herman Tolle, S.T., M.T. dan Dr. Eng. Ahmad Afif Supianto, S.Si., M.Kom.

Disampaikan oleh Teja bahwa teknologi ini memanfaatkan teknologi Augmented Reality Berbasis Marker. Teknologi ini mampu menampilkan motif batik digital jika dihadapkan pada kain yang telah diberi penanda titik khusus. Dengan demikian maka pembuat batik tidak perlu menggambar motif Batik dengan pensil terlebih dulu pada kain karena motif Batik langsung ditampilkan pada permukaan kain oleh aplikasi. Hal ini dapat mengurangi waktu pada tahap pembuatan pola, sehingga proses produksi Batik secara keseluruhan dapat lebih efektif dan efisien.

“Kebanyakan tujuannya AR adalah bisa leluasa secara natural berinteraksi dengan obyek digital. AR itu teknologi yang mampu memasukkan konten digital ke dunia nyata. Jadi pengguna itu bisa merasakan konten digital dan dunia nyata sekaligus bersamaan dalam satu waktu dengan panca inderanya,” jelas Teja.

Teknologi temuannya ini telah diujicobakan Teja pada produsen batik, Anjani Batik Galery yang berlokasi di Kota Batu, Jawa Timur. Produsen ini dipilih karena sudah banyak memperoleh penghargaan di bidang batik tulis dan setiap bulannya mampu memproduksi lebih dari 200 potong kain batik, dengan peminat dari dalam dan luar negeri.

Dari ujicoba tersebut diperoleh hasil, penggunaan AR Batik terbukti mampu mempercepat proses produksi batik tulis. Tercatat, jika menggunakan metode tradisional maka waktu yang dibutuhkan membuat selembar kain batik mencapai 45,21 menit. Sedangkan jika menggunakan teknologi AR Batik waktu yang dibutuhkan hanya 8,93 menit. Dengan kata lain AR Batik mampu menghemat 80,24% waktu dalam proses pembuatan batik jika dibanding menggunakan cara tradisional. [dna]