Tim Doktor Mengabdi UB Berikan Solusi Atas Masalah Produksi Gula Merah di UKM Kabupaten Kediri

Tim Doktor Mengabdi UB Berikan Solusi Atas Masalah Produksi Gula Merah di UKM Kabupaten Kediri

Tim Doktor Mengabdi yang terdiri atas beberapa dosen Universitas Brawijaya (UB) membuat sebuah mesin produksi gula merah modern dan melakukan pendampingan pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Produksi Gula Merah di Desa Sumber Agung Kecamatan Ploso Klaten Kabupaten Kediri selama Mei – November 2019. Hal ini dilakukan untuk membantu UKM tersebut dalam menemukan solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi dalam proses produksi. Tim doktor mengabdi tersebut diketuai oleh Dr. Ir. Bambang Dwi Argo, DEA salah seorang doktor dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP). Sementara anggotanya adalah dosen-dosen dari beberapa fakultas di UB yaitu Angky Wahyu Putranto, STP., MP. (FTP) dengan bidang keahlian analisa kelayakan, Rama Oktavia, S.T., M.Sc. (Fakultas Teknik) dengan bidang keahlian teknologi proses dan Randy Cahya Wihandika, S.ST., M.Kom. (Fakultas Imu Komputer) dengan keahlian teknologi informasi. Tim ini juga dibantu oleh dua orang mahasiswa FTP yang diberikan kepercayaan dalam hal rekayasa mesin, yaitu Anggi Lestari dkan Faisal Ramadhan.

Disampaikan oleh Randy bahwa kegiatan ini adalah bentuk pengabdian kepada masyarakat. Dimana para akademisi memberikan kontribusi sesuai bidang ilmunya untuk menyelesaikan permasalahan nyata yang ada di masyarakat. UKM produksi gula merah di Kabupaten Kediri dipilih sebagai mitra karena selama ini dalam proses produksinya masih memerlukan waktu dan energi yang besar namun kualitas gula merah yang dihasilkan lurang baik dan cenderung tidak stabil/konsisten. Sehingga UKM tersebut tidak bisa memenuhi permintaan pasar dalam jumlah besar dengan kualitas produk yang baik dan konsisten.

Perlu diketahui pembuatan gula merah tradisional memerlukan tahapan proses yang cukup panjang. Mulai dari penggilingan yang menghasilkan rendemen nira tebu untuk diolah lebih lanjut, penyaringan, nira bersih kemudian dipanaskan dengan suhu 70oC, pemberian susu kapur, proses sulfitasi, proses dekantasi dan proses evaporasi. Setelah dilakukan survei oleh tim doktor mengabdi, diketahui permasalahan terdapat pada proses penggilingan yang menghasilkan rendemen nira tebu masih relatif rendah, pengaturan suhu pendidihan nira yang tidak bisa konsisten, penentuan kemasakan gula yang belum ada standar pastinya, sanitasi proses belum baik dan penggunaan tenaga kerja yang belum efisien.

Tim doktor mengabdi menawarkan pembuatan mesin modern dengan teknologi evaporator untuk solusi atas permasalahan tersebut. Mesin ini akan mampu membuat proses pembuatan gula merah lebih mudah dan cepat, serta menghasilkan produk gula merah yang lebih berkualitas dan seragam/konsisten. Tim doktor mengabdi tidak hanya berhenti sampai pemberian mesin saja, namun juga melakukan pelatihan pengoperasian dan maintenance mesin. Hal ini mendapat tanggapan positif dari UKM mitra karena telah mampu memberikan solusi atas proses produksi gula merahnya dan hal positif ini akan ditularkan pada UKM sejenis yang ada disekitarnya. [dna]