Dosen FILKOM Berikan Pelatihan Sistem Informasi Geografis untuk BPBD Kota Batu

Dosen FILKOM Berikan Pelatihan Sistem Informasi Geografis untuk BPBD Kota Batu

Empat dosen Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya (FILKOM UB) memberikan pelatihan tentang penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk 10 orang dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu pada Selasa (2/7/2019). Mereka adalah Dr. Fatwa Ramdani, S.Si., M.Sc., Budi Darma Setiawan, S.Kom., M.Cs., M. Tanzil Furqon, S.Kom, M.CompSc. dan Alfi Nur Rusydi, S.Si., M.Sc. Pelatihan ini diberikan agar sumber daya manusia (SDM) di BPBD Kota Batu dapat memanfaatkan SIG untuk melakukan pemetaan wilayah potensial tanah longsor di Kota Batu dengan menggunakan Data Digital Elevation Model Nasional (DEMNAS) dan Metode Fuzzy-AHP.

Disampaikan oleh Fatwa selaku ketua pelaksanaan pelatihan ini bahwa BPBD Kota Batu dipilih sebagai peserta berdasarkan pertimbangan bahwa Kota Batu terletak pada wilayah dengan karakteristik geografis yang berbukit dengan lereng yang terjal. Dimana sebagian besar wilayah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk aktivitas pertanian musiman. Hal ini menyebabkan resiko terjadinya tanah longsor semakin besar. Curah hujan yang tinggi serta peningkatan jumlah penduduk menambah resiko terjadinya tanah longsor yang disertai dengan jatuhnya korban. Bahkan berdasarkan data dari BPBD Kota Batu hingga akhir tahun 2018 tercatat telah terjadi lebih dari 100 kejadian bencana, dengan dominasi kejadian bencana tanah longsor lebih dari 25 kejadian.

“Oleh karena itu, diperlukan sebuah pelatihan bagi para pemangku kepentingan termasuk BPBD Kota Batu untuk memperbaharui peta resiko kerentanan kemungkinan terjadinya bencana tanah longsor dengan data terbaru guna kesiapsiagaan dan mitigasi bencana,” jelas Fatwa.

Dijelaskan oleh Fatwa bahwa DEMNAS memiliki resolusi spasial hingga 8 meter. Data ini merupakan data terbaru yang tersedia secara terbuka dan gratis, sehingga dapat dimanfaatkan untuk pemetaan dan analisis wilayah potensial tanah longsor dengan akurasi yang tinggi. Sementara itu Metode Fuzzy-AHP akan digunakan untuk menghasilkan peta yang lebih akurat dan presisi. Hingga saat ini, data peta wilayah bencana rawan tanah longsor yang dimiliki oleh BPBD Kota Batu memiliki skala 1:60.000 atau dengan resolusi piksel 30 meter. Hal ini menyebabkan data dan informasi yang dimiliki masih memiliki akurasi dan presisi yang sangat terbatas. Diharapkan dengan adanya pelatihan ini, data peta wilayah bencana rawan longsor dapat diperbaharui dengan skala 1:20.000 atau dengan resolusi piksel 10 meter.

Kegiatan ini tidak hanya berhenti hingga pelatihan saja. Fatwa menyampaikan timnya akan melakukan monitoring dan evaluasi usai pelatihan. Dimana kegiatan monitoring dan evaluasi ini akan meliputi evaluasi peningkatan pemahaman seluruh anggota BPBD terhadap wilayah Kota Batu yang rentan terhadap tanah longsor, terpasangnya peta skala 1:20.000 dengan ukuran A0 di kantor BPBD Kota Batu dan tersebarnya peta digital kerentanan bencana tanah longsor ke seluruh wilayah administrasi Kota Batu. [dna]