WHIM Talk: Creative Industry 4.0

WHIM Talk: Creative Industry 4.0

WHIM Management sebuah perusahaan end to end Solutions Provider di Asia Tenggara bergerak dalam bidang Talent Management, Content Creation, Project Management dan Marketing Strategy mengadakan Campus Tour 2019 di Universitas Brawijaya. Event yang mengangkat tema “WHIM Talk: Creative Industry 4.0” ini diselenggarakan di gedung F lantai 12 Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM) pada Selasa (1/10/2019). Acara ini juga didukung oleh EVOS Esports, CBN, EVOSGoods dan Young on Top yang masing-masing mengirimkan perwakilannya sebagai narasumber dalam sharing session. Acara dibuka dengan sambutan dari Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan FILKOM UB Edy Santoso, S.Si., M.Kom. dan dilanjutkan dengan agenda utama yaitu sharing session dari berbagai narasumber yang hadir.

Sharing session diawali dengan pengenalan tentang WHIM Management oleh Muhammad Sazali dan Silkria Margatama. Disampaikan oleh Sazali bahwa WHIM Management didirikan khusus untuk membantu individu-individu yang ingin berkarir di social media. WHIM Management akan memberikan dukungan meliputi penyediaan talent coordinator, sales and development, public relations, production support dan incubation programs. Dimana semua aspek tersebut akan memudahkan para individu atau talent untuk mematangkan karirnya di social media. Hingga saat ini WHIM Management telah menangani talent di bidang gaming dan lifestyle. Selain itu WHIM Management juga telah memiliki banyak partner dari berbagai perusahaan ternama antara lain pop mie, krip krip, uniqlo, bukalapak, ovo, toyota, asus, J&Texpress, BCA dan lain sebagainya.

Sesi kedua diisi oleh Harry Dharma Setiawan selaku Head of Corporate Secretary PT Cyberindo Aditama (CBN). Harry menyampaikan bahwa CBN adalah grup perusahaan yang menyediakan berbagai jasa terintegrasi di bidang Information and Communication Technology (ICT). Dalam paparannya Harry juga menyampaikan bahwa saat ini para lulusan bidang Information Technology (IT), tidak hanya bersaing dengan sesama lulusan IT saja. Kini telah banyak lulusan non IT yang juga memiliki keahlian bidang IT dari hasil belajar otodidak atau mengikuti kursus keahlian. Untuk itu Harry berpesan pada para lulusan IT agar mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh jika tidak ingin tersisih dari persaingan dunia industri. Secara spesifik Harry menyampaikan kebutuhan SDM IT yang dibutuhkan perusahaannya adalah yang memiliki keahlian dalam data gathering, data analyst, data treasure dan customer profiling. Hingga saat ini masih banyak dibutuhkan SDM IT namun sedikit sekali yang memenuhi kualifikasi yang diinginkan perusahaan.

Hal senada juga disampaikan oleh Riki Sonjaya selaku Direktur Operasional Young on Top yang menyampaikan sharing experience pada sesi selanjutnya. Saat ini banyaknya pengangguran bukan berarti dikarenakan lapangan pekerjaan yang semakin sedikit, namun karena adanya pergerakan kebutuhan SDM. Para lulusan perguruan tinggi saat ini seringkali tidak mampu memenuhi kualifikasi kebutuhan SDM perusahaan.

“Kalau lapangan pekerjaan semakin sedikit tidak mungkin perusahaan penyedia informasi lowongan pekerjaan seperti jobsteet bisa semakin besar. Banyak sekali kebutuhan SDM dari industri. Tapi para lulusan perguruan tinggi kita yang masih belum bisa memenuhi kualifikasi kebutuhan mereka akhirnya harus mengambil SDM dari negara lain,” jelas Riki.

Disarankan mulai saat ini para mahasiswa bidang IT bisa mempersiapkan diri dengan memiliki keahlian tambahan disamping keahlian utamanya. Keahlian tambahan ini bisa berupa kemampuan berbahasa asing atau kemampuan manajemen organisasi atau soft skill lainnya. Hal tersebut dapat memberi nilai tambah saat bersaing dalam dunia kerja.

“Pelajarilah berbagai macam hal. Saya yakin tidak ada ilmu yang tidak berguna,” ungkap Riki.

Sharing session kemudian dilanjutkan dengan paparan dari Gatra Rona Voluntary selaku Event & Partnership J&T Express yang menjelaskan tentang perkembangan industri logistik saat ini di tanah air. Kemudian diakhiri dengan sharing pengalaman dari gamer profesional yang menjadi perwakilan Indonesia dalam Asian Game 2018 lalu. Mereka adalah Carraway dan Hans. Keduanya bercerita tentang bagaimana perjuangannya menekuni game yang semula hanya dipandang sebelah mata dan tidak menjanjikan masa depan, hingga kini bisa menjadi memberi penghasilan bagi mereka. Sharing dari seluruh narasumber tersebut diharapkan dapat memberikan motivasi tersendiri bagi para peserta yang hadir untuk bisa lebih mempersiapkan dirinya menjadi SDM yang handal dan mampu bersaing di dunia industri digital.

Untuk diketahui, dalam kesempatan tersebut juga dilakukan kegiatan campus recruitment dari CBN untuk menjaring kebutuhan SDM full time dan internship. Informasi lebih lanjut tentang kesempatan berkarir di CBN dapat juga diakses di akun instagram @hiredcbn. [dna]