DELETE, Alat Penghasil Sumber Listrik dari Kotoran Manusia

DELETE, Alat Penghasil Sumber Listrik dari Kotoran Manusia

Energi listrik yang kini banyak digunakan umumnya berasal dari sumber energi fosil yang tidak dapat diperbarui dan terbatas dalam kuantitasnya. Sementara itu jumlah pengguna dan kebutuhan akan energi yang tidak terbarukan tersebut terus meningkat. Hal ini mendorong tiga mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) untuk melakukan penelitian tentang sumber energi alternatif baru, inovatif yang bahan bakunya mudah didapatkan serta terbarukan. Muhammad Syarifuddin (Fakultas Ilmu Komputer/FILKOM), Sihabudin Nurfajari (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/FISIP) dan Muhammad Khuzain      (Fakultas Teknik/FT) membuat sebuah alat penghasil sumber listrik dari kotoran manusia yang diberinama DELETE (Digital Fuel Cell From Human Waste).

DELETE bekerja dengan memanfaatkan Microbial Fuel Cell yang merupakan teknologi energi listrik dengan memanfaatkan interaksi bakteri yang terdapat di alam. Dijelaskan oleh Syarifuddin bahwa cara kerja DELETE mula-mula dengan mengalirkan sekitar 3 liter kotoran manusia dari septictank ke tempat penampungan khusus/chamber yang sudah terhubung langsung dengan elektroda. Dalam chamber yang didesain khusus akan terjadi proses kimiawi dan konversi energi. Elektroda akan mengikat elektron sehingga memunculkan beda potensial pada kedua ujung elektroda dan terbentuk tegangan listrik. Tegangan yang dihasilkan awalnya merupakan tegangan DC, dimana agar dapat digunakan untuk menyuplai energi listrik ke piranti elektronik membutuhkan tegangan AC. Karena itu tegangan DC yang dihasilkan kemudian diinverting menjadi tegangan AC dengan menggunakan DC to AC inverter. Dari 3 liter kotoran manusia tersebut dapat dihasilkan tegangan sebesar 12 Volt dan daya sebesar 500 W.

Selain itu, DELETE juga didukung dengan teknologi Internet of Things (IoT) yang memungkin mengontrol sistem DELETE dari jarak jauh melalui mobile phone berbasis andoid. Kontrol jarak jauh yang bisa dilakukan meliputi memutus dan mengaktifkan arus listrik, memantau besarnya tegangan yang dihasilkan, besar arus yang akan mengalir ke DC to AC inverter serta dapat mengetahui sisa kotoran manusia yang ada dalam chamber DELETE.

Teknologi DELETE ini dikembangkan Syarifuddin beserta tim dalam waktu hampir 2 bulan. DELETE telah dipresentasikan dalam ajang internasional 10th International  Exhibition  of  Inventions (IEI) dan The 3rd World Invention and Innovation Forum (WIIF) di Foshan, China (13-21/9/2018). Syarifuddin beserta tim bertekad untuk terus mengembangkan penelitiannya pada teknologi DELETE agar tegangan yg dihasilkan bisa lebih besar dan harapannya kemudian dapat diimplementasikan ke masyarakat. [dna]