Difodeaf, Aplikasi Penerjemah Bahasa Verbal ke Bahasa Isyarat

Difodeaf, Aplikasi Penerjemah Bahasa Verbal ke Bahasa Isyarat

Keberadaan kaum difabel disekitar kita perlu mendapat perhatian, mengingat jumlah difabel yang ada di beberapa negara sangatlah banyak. Termasuk di beberapa negara berkembang seperti Malaysia, Indonesia dan India. Kurangnya perhatian masyarakat atas keberadaan para difabel berdampak pada aktivitas mereka yang terisolir dan masih sangat terbatas. Angka difabel tuna rungu dan wicara tergolong banyak di Indonesia. Keterbatasan mereka dalam berkomunikasi menjadi permasalahan yang besar bagi mereka, terlebih masyarakat pada umumnya masih belum dapat menggunakan bahasa isyarat untuk dapat berkomunikasi dengan para difabel tuna rungu dan wicara.

Berlatar belakang permasalahan tersebut tiga mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya (FILKOM UB) Program Studi Teknik Informatika (Prodi TIF) angkatan 2016 membuat aplikasi penerjemah bahasa verbal menjadi bahasa isyarat yang diberinama DIFODEAF (Dictionary for Deaf). Mereka adalah Anjas pramono, Jauhar Bariq Rachmadi dan Avisena Abdillah Alwi. Dijelaskan lebih detil oleh Anjas bahwa DIFODEAF adalah aplikasi ponsel berbasis android yang dapat membantu berkomunikasi antara orang normal dan penderita tuna rungu. Caranya, aplikasi ini akan membantu pengguna untuk mempelajari bahasa isyarat. DIFODEAF dilengkapi fitur yang dapat mengubah kata dari Bahasa Inggris atau bahasa Indonesia menjadi gambar ilustrasi dalam bahasa isyarat.

“Lebih tepatnya gambar yang ditampilkan dalam bentuk file .gif. Jadi untuk bahasa isyarat yang perlu ada gerakan tangan bisa dipahami. Aplikasi kami ini tidak hanya menerjemahkan kata saja, tapi juga bisa untuk kalimat,” jelas Anjas.

Dasar yang digunakan dalam penerjemahan pada aplikasi DIFODEAF adalah American Sign Language (ASL). Sehingga bahasa isyarat dalam DIFODEAF dapat digunakan untuk skala internasional, tidak terbatas untuk lokal atau nasional saja. Rencananya aplikasi ini akan terus dikembangkan dengan melakukan penambahan perbendaharaan kata.

“Harapannya dengan adanya DIFODEAF, keterbatasan komunikasi antara penyandang tuna rungu dan wicara dengan masyarakat umum dapat diselesaikan. Selain itu semoga bisa menggugah masyarakat umum juga supaya bisa lebih aware dengan keberadaan difable disekitarnya,” tambah Anjas.

Aplikasi DIFODEAF ini juga telah membawa Anjas beserta tim meraih penghargaan dalam ajang kompetisi internasional. Penghargaan berupa silver medal berhasil di dapat dalam ajang kompetisi interansional Crown International Invention, Innovation and Articulation (I-IDEA 2018 CROWN) yang diselenggarakan di Universiti Teknologi MARA, Malaysia (26/4/2018).