Workshop “Memulai Bisinis Startup” Bersama APTIKOM

Workshop “Memulai Bisinis Startup” Bersama APTIKOM

Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komputer (Aptikom) bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya menyelenggarakan kegiatan Workshop “Memulai Bisinis Startup” pada Jumat hingga Sabtu (30 Nov – 1 Des 2018). Kegiatan ini tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa FILKOM UB saja namun juga perwakilan mahasiswa dari berbagai universitas di Jawa Timur antara lain Universitas Muhammadiyah Ponorogo, STT STIKMA Internasional, Unair, UISI Gresik, UM Gresik, Univ. Yudharta Pasuruan, Univ. Nurul Jadid Probolinggo, Unitomo Surabaya, STIKI dan UNUSA. Pemateri yang dihadirkan adalah para pakar Information Technology (IT) dan pelaku Startup yaitu James Tomasouw perwakilan Aptikom 7 Jawa Timur sekaligus Indonesian Startup Antusiast, I Putu Agus Swastika selaku Indonesian Founder Startup, Dr. Eng Herman Tolle selaku akademisi bidang IT sekaligus Ketua Jurusan Sistem Informasi FILKOM UB dan Tibyani selaku Akademisi bidang E-commerce dan Entrepreneurship based Information Technology.

Materi yang disampaikan dalam workshop dua hari tersebut mencakup semua tahapan yang dibutuhkan dan harus dilalui dalam penciptaan startup, yang meliputi pencetusan ide, validasi pasar, model bisnis, pengembangan produk/layanan, marketing dan pendanaan. Hari pertama, materi yang diberikan mulai pencetusan ide hingga pengembangan produk/layanan. Sementara materi marketing dan pendanaan disampaikan pada hari kedua. Selain penyampaian materi, pada hari kedua peserta juga diwajibkan untuk melakukan presentasi hasil implementasi dari materi yang telah diberikan pada hari pertama. Informasi mengenai pencetusan ide disampaikan oleh I Putu Agus dalam materi yang bertajuk design thinking. Dijelaskan oleh I Putu Agus bahwa design thinking adalah proses untuk menghasilkan inovasi yang berpusat pada orang sebagai fokus inovasi dan didukung dengan pembuatan prototipe. Inovasi yang dimaksud bisa berupa produk, jasa atau desain bisnis. Karena merupakan suatu proses design thinking terdiri dari beberapa tahapan meliputi (1) melihat masalah yang ada di sekitar untuk menentukan kebutuhan user/pengguna, (2) identifikasi kebutuhan, motivasi dan gagasan untuk solusi atas permasalahan tersebut, (3) mengungkapkan berbagai kemungkinan ide solusi, (4) merubah ide-ide menjadi bentuk nyata dengan membuat prototype dan (5) menguji prototype untuk mempelajari kebutuhan user lebih dalam.

“Jangan membuat produk karena kita yang ingin membuat. Karena belum tentu orang butuh produk itu dan mau pakai. Buatlah produk berangkat dari kebutuhan masyarakat,” jelas I Putu Agus.

Sementara itu materi tentang bisnis model disampaikan oleh James Tomasouw. Bisnis model startup dijelaskan James terdiri atas beberapa jenis, meliputi marketplace, e-commerce, Software as Service (SaaS), Consumer, API Model, Data dan Licensing. Dalam mempelajari konsep bisnis startup harus dipahami pula beberapa istilah seperti revenue stream dan revenue model. Kedua hal ini penting diketahui karena sejatinya sebuah startup dibuat selain untuk memberikan solusi pada masyarakat juga untuk menjadi sumber pendapatan. Revenue stream adalah sumber utama bisnis dalam pemasukan. Modal awal pendiri tidak masuk dalam revenue stream, tapi masuk dalam kategori investasi awal. Sementara revenue model adalah cara yang ditempuh untuk memperoleh revenue stream. Yang termasuk dalam revenue model meliputi iklan, affiliate, transaksional, layanan berlangganan, penjualan online, penjualan tidak langsung, ritel, pemasukan dari pemberian layanan dan freemium atau model bisnis yang memberikan layanan gratis untuk layanan standar, namun menyediakan layanan eksklusif yang bisa didapat secara berbayar.

Dr. Eng Herman Tolle menyampaikan materi tentang validasi pasar. Dimana dalam kesempatan tersebut dijelaskan bahwa validasi pasar dapat dilakukan dengan bantuan alat bernama validation board. Validation board ini terdiri atas tiga bagian utama yaitu bagian track pivot, design experiments dan invalidated/validated. Track pivot berisi kolom-kolom terkait hipotesa awal tentang calon pelanggan, hipotesa tentang permasalahan dan hipotesa tentang solusi. Dalam bagian ini nantinya pengguna dapat memperbaiki hipotesa awal dengan melakukan pivoting. Design experiments adalah bagian yang dapat digunakan untuk mendefinisikan ulang bahwa produk yang dibuat yadalah sebuah percobaan. Sementara invalidated/validated kolom adalah bagian yang digunakan untuk membantu dalam mengukur progress pengguna dengan cara mempelajari apa saja yang sudah dilakukan sebelumnya. Dalam sesi ini para peserta diajak langsung mempraktekkan penggunaan validation board untuk menilai masing-masing startup yang dibuat setiap tim.

Materi prototyping disampaikan oleh Hanifah Muslimah Az-Zahra, S.Sn., M.Ds. salah satu dosen FILKOM UB. Prototyping dijelaskan Hani adalah proses membuat sebuah ide yang tidak terlihat atau tidak bisa dirasakan panca indra, menjadi suatu wujud nyata yang dapat dilihat dirasakan dan dipahami dengan panca indra. Proses prototyping diawali dengan memfokuskan pemahaman tentang user/pengguna, kemudian dilanjutkan dengan paper prototype atau menuangkan ide dalam bentuk coretan di kertas, digital prototype atau membuat gambaran ide menjadi lebih nyata dengan bantuan teknologi digital dan kemudian test it atau menguji prototype tersebut. Dalam sesi ini para peserta juga diebri kesempatan mempraktekkan cara membuat persona untuk membantu fokus pada user secara detil dan menyeluruh.

Tibyani salah satu dosen FILKOM UB berkesempatan memberi materi tentang digital marketing. Dimana dijelaskannya bahwa digital marketing saat ini marak dipilih sebagai salah satu strategi marketing berbagai perusahaan termasuk perusahaan startup karena bebarapa alasan antara lain karena jangkauannya yang luas mencapai wilayah internasional, dapat diakses 24 jam, membutuhkan biaya sedikit namun memberikan dampak yang besar serta data yang lengkap serta mudah diakses sehingga mudah melakukan analisa keberhasilan marketing.

Sementara itu materi terakhir disampaikan oleh James tentang bagaimana memperoleh pendanaan untuk bisnis startup. Pendanaan dapat diperoleh dari berbagai sumber antara lain dari investasi dari perusahaan besar, hibah dari pemerintah, asosiasi atau instansi atau melalui dana pribadi. Untuk bisa memperoleh dana dari pihak lain para pendiri startup wajib memiliki kemampuan pitch presentation atau presentasi singkat namun memberikan kesan mendalam. Dalam kesempatan tersebut James memberikan tips cara membuat slide presentasi yang baik dan menarik.

Berbagai materi yang diberikan dalam workshop ini diharapkan dapat memberikan wawasan serta mendorong para peserta untuk segara membangun bisnis startupnya masing-masing. Saat menjadi mahasiswa adalah saat yang tepat untuk memulai bisnis startup karena saat ini mereka belum dituntut untuk bisa mandiri secara finansial, sehingga kegagalan dalam membangun startup tidak akan memberikan tekanan yang terlalu besar. Karenanya mahasiswa bebas bereksperimen mewujudkan berbagai ide kreatifnya untuk dijadikan startup yang akhirnya benar-benar bisa bermanfaat untuk masyarakat luas. [dna]