Halal Bihalal FILKOM UB: Teori dan Seni Kebahagiaan

Halal Bihalal FILKOM UB: Teori dan Seni Kebahagiaan

Memberikan sarana untuk bersilahturahmi usai Ramadhan 1438 H, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (FILKOM UB) meyelenggarakan acara Halal Bihalal di gedung F lantai 1 pada Jumat (7/7/2017). Pada kesempatan tersebut hadir sebagai pemateri untuk memberikan tausiyah adalah dr. Arief Alamsyah Nasution, MARS. Selain berprofesi sebagai dosen Fakultas Kedokteran UB beliau juga merupakan seorang motivator.

Pada kesempatan itu dr. Arief berbagi pengetahuannya tentang kebahagiaan. Dijelaskan oleh beliau bahwa kebahagiaan merupakan perpaduan antara sains/ keilmuan dan kebijaksanaan. Selama ini sains dan kebijaksanaan dianggap tidak berkaitan. Padahal dalam Al Qur’an seorang scientist/ ilmuwan yang memiliki kebijaksanaan disebut Ulul Albab. Yaitu kelompok orang yang berilmu pengetahuan dan segala ilmu pengetahuannya tersebut membawanya menjadi orang yang beriman. Berdasarkan hasil penelusurannya pada beberapa jurnal ilmiah tentang kebahagiaan, dr. Arief mengetahui bahwa teori kebahagiaan sebenarnya telah ada dalam Islam dan telah dinasihatkan oleh Allah dalam Al Qur’an.

Dijelaskan oleh dr. Arief bahwa uang memang bisa memberikan kebahagiaan. Hal ini telah dibuktikan oleh hasil penelitian Daniel Kahneman, seorang psikolog ternama dengan artikelnya Objective Happiness. Dimana penelitiannya tersebut kemudian dilanjutkan oleh murid-muridnya hingga menghasilkan teori happiness dissociation curve. Dalam teori ini disebutkan bahwa uang bisa memberi kebahagiaan tapi hingga batas tertentu. Hal ini berarti ada kebahagiaan yang tidak bisa diraih dengan uang. Penelitian pada masyarakat Amerika menunjukkan bahwa seseorang yang telah mencapai pendapatan USD 75.000 (IDR 1 Milyar) per tahunnya, maka maka pertambahan rupiah atau dolar tidak akan bisa lagi menambah kebahagiaannya.

“Justru uang bisa menjadi sumber ketidakbahagiaan jika Anda terkena penyakit yang bernama kemelekatan. Barang yang ringan jika dipegang terlalu erat akan membuat Anda cepat lelah. Karena itu jika hidup Anda terasa melelahkan perlu dilihat kembali mungkin hidup Anda terlalu melekat pada hal duniawi,” jelas dr. Arief.

Hasil penelitian terbaru para ahli social science, rumus kebahagiaan yang sesungguhnya bukanlah uang namun emosi positif (positive emotion), kekhusukan (engangement) dan hubungan yang positif (positif relationship). Positive emotion meliputi rasa bersyukur, tabah, rasa ingin tahu dan ketulusan. Sementara negative emotion meliputi marah, putus asa dan sedih berkepanjangan yang semuanya itu dilarang dalam agama.  Dimana pada surat Ali Imran Ayat 133-136 disebutkan bahwa ciri orang yang bertakwa adalah orang yang berinfaq, mampu menahan amarah dan memaafkan kesalahan. Cara mengendalikan amarah adalah dengan berdoa, berdiam diri dan mengubah posisi lebih rendah.

“Jadi kalau anda marah dalam posisi berdiri kata Rasulullah anda disuruh duduk di kursi. Kalau masih marah juga duduk di bawah. Masih marah juga anda diminta bersujud, berwudhu dan mengingat pahala menahan amarah,” jelas dr. Arief

Engangement/kekhusukan bisa membawa kebahagiaan bagi seseorang. Sholat itu membahagiakan bagi orang yang khusuk. Oleh karenanya disarankan untuk sholat berjamaah dengan imam yang tuma’ninah. Saat sholat berjamaah otomatis seseorang akan sholat dengan lebih lambat sehingga bisa membawa pada kekhusukan.

Positive relationship/ Silahturahim. Disebutkan dalam Al Qur’an bahwa kunci kebahagiaan adalah dengan memaafkan (forgiveness). Hal Ini telah dibuktikan secara ilmiah dalam riset project yang dilakukan Stanford University sejak tahun 1970 dengan nama Stanford forgiveness project. Hasil penelitian kemudian dibukukan oleh dr. Fred Luskin dengan judul Forgive for Good. Didalamnya dijelaskan bahwa ternyata orang yang memaafkan bisa mendapat manfaat positif diantaranya menurunkan depresi dan stress, meningkatkan harapan, kepercayaan diri, kualitas hidup dan mengurangi kemarahan.