Prof. Riyanarto Sarno: Lulusan IT Perlu Persiapkan Diri Songsong Era Data Techology

Prof. Riyanarto Sarno: Lulusan IT Perlu Persiapkan Diri Songsong Era Data Techology

Prof. Drs. Ec. Ir. Riyanarto Sarno, M.Sc., Ph.D. salah satu profesor di Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (FTIF – ITS) menyampaikan bahwa para lulusan IT masa kini perlu mempersiapkan diri untuk menyongsong era Data Technology (DT). Hal ini disampaikannya pada saat menjadi pemateri di kegiatan kuliah tamu yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya (FILKOM UB) Rabu (24/5/2017).

Pernyataannya tersebut tidak hanya berasal dari hasil pengamatannya saja. Namun juga merujuk pada pelaku bisnis bidang Information Technology (IT) yang ada di dunia. Salah satunya adalah Jack Ma yang merupakan pendiri sekaligus chairman executive perusahaan e-commerce terbesar di China. Dimana menurut Jack Ma 20 tahun terakhir ini memang merupakan era IT, namun kini hingga 30 tahun mendatang manusia telah memasuki era DT. IT dan DT merupakan hal yang benar-benar berbeda karena IT adalah teknologi dibuat untuk membantu kehidupan manusia sehari-hari, sedangkan DT adalah teknologi yang dibuat untuk memahami manusia. Karena pergeseran perkembangan teknologi ini maka lulusan IT juga harus peka dan berusaha mencari cara untuk mengembangkan diri sesuai perkembangan kebutuhan industri IT. 

“Sekarang ini eranya dimana input data sudah tidak dilakukan secara manual lagi oleh manusia. Data saat ini bisa diinput melalui sensor. Karena itu dalam waktu yang singkat bisa banyak data yang didapat, jadi big data,” jelas Prof. Riyanarto.

Dijelaskan pula oleh Prof. Riyanarto bahwa lulusan IT saat ini sudah tidak bisa hanya memiliki kemampuan menyimpan data. Melainkan juga harus memiliki keahlian dalam menganalisa data. Hal ini dikarenakan kebutuhan industri IT saat ini lebih banyak untuk analisa data yang meliputi fraud detection, social media analytics, sentiment analytics, predictive analytics, financial risk analytics, customer segmentation, product performance, campaign analytics dan customer relationship management. Untuk memiliki kemampuan dalam analisa data maka pengetahuan yang perlu didalami menurut Prof. Riyanarto Sarno antara lain adalah data processing, matematika dan statistic. Jika lulusan IT Indonesia tidak mempunyai kemampuan yang handal di bidang ini maka akan kalah bersaing dengan lulusan IT negara lain.

“Sebagai contoh Gojek sampai tahun 2015 mengumpulkan programmer Indonesia. Tapi begitu tahun 2016 orang-orang pintar Indonesia sudah tidak sanggup mendukung perkembangan Gojek yang pesat. Lini bisnis Gojek semakin banyak seperti go food, go car dan sebagainya. Akhirnya Gojek ke India dan menemukan perusahaan dengan 100 programmer yang mampu menyelesaikan permasalahan support teknologi di Gojek. Hati-hati dengan tren ini. Kalau begini terus lalu ahli IT di Indonesia ngapain?” ungkap Prof. Riyanarto memotivasi mahasiswa FILKOM yang hadir sebagai peserta kuliah tamu. [dna]