Kajian Sambut Ramadhan: Ramadhan Bukan Latihan Menahan Hawa Nafsu
Ustadz Ahmad Syakirin Asmu’i, MA. selaku Pengasuh Pondok Pesantren Daarul Ukhuwwah Putri Malang mengungkapkan bahwa Ramadhan sebenarnya bukanlah waktu untuk melatih diri dalam menahan hawa nafsu. Melainkan sebagai puncak dari upaya umat Islam dalam menahan hawa nafsu. Hal ini disampaikan dalam kesempatannya menjadi pemateri pada acara Kajian Sambut Ramadhan di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (FILKOM UB) pada Jumat (26/5/2017).
“Kalau Ramadhan dikatakan sebagai ajang latihan menahan hawa nafsu saya kurang setuju. Kalau latihan itu anak-anak TK dan SD. Kalau sudah baligh sudah tidak ada latihan lagi. Untuk tarhib Ramadhan juga sebaiknya dilakukan dua bulan sebelumnya sehingga saat masuk bulan Ramdhan bisa menjalankan ibadah dengan benar,” ujar Ustadz Ahmad Syakirin.
Dijelaskan oleh Ustadz Ahmad Syakirin bahwa puasa yang benar membutuhkan persiapan. Oleh karena itu jika tarhib Ramadhan dilakukan dua bulan sebelumnya dapat diisi dengan membiasakan diri melakukan puasa Sunnah dan memperkuat tilawah. Selain itu karena puasa hakikatnya menjaga diri maka sebaiknya dibiasakan pula menjaga mata, mulut, telinga dan panca indra lainnya hanya untuk melakukan kebaikan. Diingatkan pula oleh Ustadz Ahmad Syakirin bahwa tidak hanya puasanya saja yang istimewa di bulan Ramadhan, tapi juga Lailatul Qadarnya.
“Sebisa mungkin itu dikejar dari awal puasa. Ada yang bilang itu diakhir bulan Ramadhan. Tapi sebainya kita berusaha mengejar Lailatul Qadar dari awal,” ungkapnya.
Setelah menjalankan puasa di bulan Ramadhan dengan benar, maka untuk mengetahui berhasil atau tidaknya puasa tersebut dapat dilihat dari peningkatan dari setiap individu.peningkatan tersebut meliputi peningkatan dalam hal ibadah, sedekah dan perilakunya sehari-hari.
“Kita mulai catat dari sekarang apa tahun ini kita sudah lebih baik dari Ramadhan sebelumnya. Kemudian tahun ini sekarang dicatat seperti apa ibadahnya, sedekahnya. Nanti dibandingkan setelah Ramdhan ada peningkatan atau tidak. Kalau ada peningkatan lebih baik berarti puasanya berhasil,” jelasnya.