Buka Puasa Bersama FILKOM Ramadhan 1438 H: Kembali menjadikan Al Qur’an Pedoman Hidup

Buka Puasa Bersama FILKOM Ramadhan 1438 H: Kembali menjadikan Al Qur’an Pedoman Hidup

Manusia selalu membutuhkan pedoman dalam segala aktivitas hidupnya, baik di rumah, perjalanan maupun di kampus. Hal ini disampaikan oleh Dr. H. Ahmad Jalaluddin, MA., selaku Dosen UIN Malang yang diundang untuk memberikan tausiyah pada kegiatan Buka Puasa Bersama Keluarga Besar Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (FILKOM UB), Jumat (9/6/2017). Dikatakan oleh beliau bahwa saat ini jika diperhatikan, tingkat kepatuhan seseorang dengan berbagai pedoman yang dibuat oleh manusia sangat tinggi. Namun jika dikaitkan dengan Al Qur’an kepatuhan yang ditujukkan tidak setinggi saat seseorang menerapkan pedoman buatan manusia.
“Sebagai contoh kepatuhan pada pedoman yang ada di kampus sangat luar biasa. Untuk mahasiswa diterapkan khusus pedoman akademik, pedoman penulisan skripsi, tesis atau disertasi. Saya yakin bapak ibu dosen saat membimbing mahasiswa ketika tidak sesuai dengan pedoman reaksinya adalah penolakan. Apalagi kalau terkait dengan akreditasi dan ISO, tingkat  kepatuhannya terhadap standar itu luar biasa,” ungkap beliau yang akrab dipanggil Ustad Jalaluddin.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku tersebut. Dua diantaranya disampaikan oleh Ustad Jalaludin adalah karena (1) imbalan dan akibat dari ketaatan atau ketidaktaatan pada Al Qur’an tidak diterima secara langsung, (2) tidak seperti pedoman buatan manusia yang mudah dimengerti, Al Qur’an yang menggunakan Bahasa Arab lebih susah untuk dipahami.

“Diantaranya adalah yang diberikan oleh Allah tidak cash. Kalau pedoman buatan manusia itu cash and carry. Kalau imbalan yang diberikan oleh Allah kadang keri-keri* (*bahasa Jawa artinya didapat terakhir) sehingga tingkat kepatuhannya kurang,” ungkap Ustad Jalaluddin.

Dijelaskan lebih lanjut bahwa Al Qur’an memang berbahasa Arab tapi bukan berarti Al Qur’an hanya diperuntukkan bagi orang Arab. Kemudahan untuk memahami Al Qur’an juga telah dijamin dan tertulis pada QS. Al-Qamar: 17 “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?”. Bahkan saat ini beragam metode yang memudahkan seseorang untuk memahami Al Qur’an telah banyak yang dipublikasikan dalam buku atau bisa dicari dengan bantuan internet. Orang lebih dimudahkan lagi memahami Al Qur’an dengan adanya Al Qur’an yang telah disertai terjemahan dan tafsirnya.

“Bahkan sekarang lebih mudah lagi ketika seseorang tidak bisa membaca Al Qur’an ada teknologi yang penggunaanya hanya dengan menunjuk ayat pada Al qur’an yang tersambung dengan alat bersangkutan, maka alat tersebut kemudian bisa memperdengarkan bacaan Al Qur’an. Sehingga tinggal kesungguhan seseorang menggunakan Al Qur’an sebagai pedoman hidup,” jelasnya.

Perlu dipahami bahwa Allah maha tahu karena Allah yang menciptakan alam semesta termasuk manusia. Allah tahu apa yang manusia butuhkan. Segala sesuatu yang manusia butuhkan itu sesungguhnya telah tertuang dalam Al Qur’an.

“Kalau patuh sama Al Qur’an itu memang dapatnya pahala yang tidak langsung diberi saat ini. Dikasihnya masih nanti. Tapi pahala yang diberikan nanti itu sangat menguntungkan kita dan rahmat bagi kita. Sehingga jangan meragukan Al Qur’an sebagai pedoman meskipun imbalan yang diberikan oleh Allah tidak langsung saat ini,” tegas Ustad Jalaluddin.