Mahasiswa FILKOM Ikuti Program Pertukaran Pelajar di Saga University Jepang

Mahasiswa FILKOM Ikuti Program Pertukaran Pelajar di Saga University Jepang

Dua mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (FILKOM UB) terpilih untuk mengikuti Saga University Program for Academic Exchange (SPACE) di Jepang pada periode 8 April – 8 Agustus 2016. Mereka adalah mahasiswa Program Studi Teknik Informatika angkatan 2012 Sabrina Amelialevi dan Mariani. Program ini adalah tindak lanjut dari kerjasama Universitas Brawijaya khususnya FILKOM dengan Saga University. Setiap tahunnya SAGA memberi kesempatan bagi universitas yang telah bekerjasama untuk mengirimkan tiga kandidatnya dalam seleksi program SPACE.

SPACE terdiri atas dua jenis program yaitu SPACE-E dan SPACE-J. Dalam program SPACE-E, kursus akan diberikan dalam Bahasa Inggris dan diperuntukkan bagi mahasiswa S1. Sementara untuk program SPACE-J kursus akan diberikan dalam bahasa Jepang dan dapat diikuti oleh mahasiswa S1 atau graduate program yang telah memiliki sertifikat kemampuan Bahasa Jepang minimal Level 2 (JLPT N2).

Disampaikan oleh Sabrina bahwa dirinya dan Mariani terpilih untuk mengikuti program SPACE-E, dengan rekomendasi yang diberikan oleh Herman Tolle, Dr. Eng., S.T, M.T salah satu dosen FILKOM yang merupakan lulusan Saga University. Adanya rekomendasi tersebut dapat menjadi nilai tambah bagi kandidat, karena sekaligus dapat membantu mempermudah mendapatkan supervisor pembimbing selama menjalani studi di Saga University.
“Kami ikut atas rekomendasi dari Pak Herman Tolle. Pertama mengisi formulir registrasi kemudian mengumpulkan berkas syarat administrasi. Termasuk juga harus bebas dari catatan tindak kriminal,” jelas Sabrina.

Meskipun kursus dapat diikuti secara gratis namun program SPACE tidak memberikan fasilitas uang saku atau tunjangan hidup selama mengikuti program. Karenanya jika merasa perlu mahasiswa terpilih dapat mengajukan beasiswa pada pemerintah Jepang (JASSO) atau Saga University. Sabrina mengaku dirinya mendapat beasiswa JASSO dengan fasilitas yang diberikan berupa living allowance senilai 80.000 yen/bulan. Sementara Mariani memperoleh beasiswa dari Saga University berupa living allowance senilai 50.000 yen/bulan.

Dalam program SPACE peserta diberi kesempatan untuk belajar sesuai dengan bidangnya masing-masing, untuk Sabrina dan Mariani keduanya mengikuti program SPACE di Faculty of Engineering. Menurut Sabrina untuk mahasiswa SPACE Faculty of Engineering wajib mengambil dan menyelesaikan mata kuliah dengan total 12 credits (sks) selama 1 semester. Adapun 12 credits tersebut terdiri atas Field Work on Japanese Affairs (2 credits), mata kuliah sesuai bidang masing-masing (4 credits), Japanese Language Courses, Courses in Cross-cultural Interactions (pilihan). Dari pengalaman Sabrina dan Mariani, mereka mengumpulkan 12 credits dengan mengambil mata kuliah (1) Introduction Faculty of Engineering, (2) Independent Study yaitu memilih salah satu professor yang keahliannya sesuai dengan bidang keminatan mahasiswa, untuk kemudian melakukan penelitian sesuai dengan topik yang diminati, (3) Web Development, (4) Japanese Language Courses.
“Pembagian jadwal sistemnya sama dengan KRS di UB. Untuk kelas bahasa Jepang wajib diikuti karena tujuan utama program ini adalah belajar bahasa Jepang. Sedangkan untuk kegiatan diluar kampus seperti festival dan welcome party biasanya diberitahukan universitas melalui email. Segala kegiatan kami dipantau oleh kampus karena masing-masing dari kami memiliki penanggung jawab yaitu professor yang sudah kami pilih sebagai supervisor kami. Dimana beliau juga adalah professor yang kami pilih untuk melakukan riset,”
jelas Sabrina.

Sabrina dan Mariani mengaku sangat senang memperoleh kesempatan mengikuti program SPACE. Karena selain dapat menambah pengetahuan, program ini memungkinkan mereka untuk menambah teman yang berasal dari berbagai macam negara, sekaligus dapat memperkenalkan Indonesia juga pada mahasiswa perwakilan berbagai negara yang ikut serta.
“Untuk mahasiswa Indonesia diberikan satu hari spesial yang diberi nama Indonesia Day. Di hari itu kami diberi kesempatan untuk memperkenalkan indonesia kepada mahasiswa di Saga University. Kami memilih untuk memainkan dan mengajarkan permainan angklung. Kami tidak menyangka ternyata mahasiswa yang datang sangat banyak bahkan mereka sangat antusias,” tutur Sabrina. [dna]