Belajar Membangun Startup dari Para Ahli Lokal hingga Internasional

Belajar Membangun Startup dari Para Ahli Lokal hingga Internasional

Seminar Nasional “Build a Business StartUp Based on Socio Friendly Technology” yang dihelat Minggu (21/02/2016) memberi kesempatan bagi sekitar 300 pesertanya untuk belajar mengenai cara membangun Startup dari para ahli yang dihadirkan sebagai pemateri. Para ahli yang telah sukses di bidang Startup tersebut adalah Zulfiar Ryanda Putra (CEO GumCode), Eko Kurniawan Khannedy (‎Principal Software Development Engineer Blibli.com) dan Kiichiro Muto (Direktur Mirai Project).

Eko mewakili Blibli.com mendapat kesempatan pertama untuk mentransfer pengetahuannya kepada para peserta. Beberapa hal yang disampaikan oleh Eko meliputi pengertian Startup, perkembangannya di Indonesia, teknologi yang digunakan di Startup dan Blibli.com serta tips untuk memulai membangun sebuah Startup. Dijelaskan oleh Eko bahwa Startup adalah beberapa orang yang berkumpul untuk membuat produk barang dan jasa. Hanya saja saat ini startup dengan memanfaatkan teknologi informasi (IT) akan lebih menjanjikan mengingat perkembangan pengguna IT di Indonesia kini meningkat cukup pesat. Data statistik menunjukkan bahwa dari 250 juta penduduk Indonesia 95.87 jutanya adalah pengguna smartphone dan 83.6 juta diantaranya adalah pengguna layanan internet service. Jumlah tersebut diprediksi masih akan terus mengalami peningkatan pada beberapa tahun mendatang.
“Jadi startup itu sebetulnya tidak harus selalu yang berhubungan dengan IT. Jualan cilok atau gorengan itu juga startup,” ungkap Eko.

Hanya saja menurut Eko untuk mengembangkan startup di Indonesia masih ditemui kesulitan dalam mencari sumber daya manusia (SDM) berbakat, khususnya di Bidang IT. Dijelaskan Eko seringkali lulusan universitas belum memiliki kemampuan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Oleh karena itu Eko berpesan bagi peserta yang ingin membangun startupnya sendiri agar mempersiapkan dengan baik.
“Membangun sebuah startup banyak yang harus dipersiapkan. Kalau masih kesulitan sebaiknya belajar dulu dengan bekerja di perusahaan startup. Nanti setelah paham bagaimana menjalankan perusahaan startup baru mencoba membuat startup sendiri,” jelas Eko.

Pada sesi kedua Kiichiro Muto mengawali sharing sessionnya dengan bercerita tentang perjalanan hidupnya sejak SMA di Jepang, kemudian berkuliah di Columbia University, membangun web company di New York dan kemudian memutuskan untuk kembali ke Jepang bersama istrinya setelah peristiwa upaya pemboman tahun 2010 di New York. Di Jepang Kiichiro Muto kemudian membangun usaha startup di bidang game education bernama Mirai. Bermula dari membuat aplikasi mobile di platform iOS berupa panduan origami untuk anaknya yang bernama Mirai, tidak disangka aplikasi tersebut ternyata digemari masyarakat di Jepang dan di luar negeri. Melihat reaksi positif masyarakat tersebut kemudian Kiichiro Muto mulai serius menjalankan startupnya. Bermula tahun 2011 hanya dengan 5 orang karyawan termasuk dirinya, kini pada 2016 Mirai telah memiliki 32 karyawan dengan hasil aplikasi yang telah dipublikasikan di apple store mencapai lebih dari 350 aplikasi. Dimana sebagian besar karyanya tersebut berada di top 10 ranking paling populer dan banyak di download.

Dari pengalamannya, Kiichiro Muto menyimpulkan proporsi kebutuhan untuk programming 14%, design 20%, research 50%, promotion 2%, management 2% dan relation 2%. Kiichiro Muto juga mengungkapkan bahwa kunci suksesnya adalah membuat segala sesuatu dengan hati. Seperti aplikasi yang dikerjakan untuk anaknya, berbagai aplikasi dibuatnya dengan memikirkan dan menempatkan dirinya pada kenyamanan dan manfaat yang akan diperoleh pengguna.
“Untuk coding biasanya butuh waktu yang singkat karena membuat sesuatu yang sangat sederhana, tapi untuk desain biasanya butuh waktu lebih banyak bisa sampai berbulan-bulan,” ujarnya.

Menutup seminar, pada akhir sesi Zulfiar Ryanda Putra mahasiswa FILKOM angkatan 2012 yang juga menjabat sebagi CEO Gumcode juga berbagi kiat sukses membangun startup pada peserta yang hadir. Diusianya yang masih belia, Zulfiar telah berhasil mengembangkan usaha startupnya yang bergerak di bidang IT solution. Hingga saat ini Gumcode digerakkan oleh 19 SDM, telah mengerjakan puluhan project dan bekerjasama dengan perusahaan besar di Indonesia seperti Telkom, Argo Perdana Taksi dan Batam Inovasi Teknologi. [dna]