Perwakilan FILKOM Sumbangkan Perak bagi UB di PIMNAS 28

Perwakilan FILKOM Sumbangkan Perak bagi UB di PIMNAS 28

Perwakilan Fakultas Ilmu Komputer/FILKOM (d/h PTIIK) turut menyumbangkan 1 medali perak bagi Universitas Brawijaya (UB) dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 28 di Universitas Halu Oleo, Kendari (5 – 10/10). Mereka adalah empat mahasiswa pembuat Jasa Pemasaran Online dengan Teknik SEO sebagai Solusi untuk menghadapi AFTA 2015 yaitu Risnasari (Sistem Informasi/2012), Sutrisno (Informatika/2014), Adhitira Febrieztha Ramadhan (Sistem Informasi/2014) dan Mochammad Alfadz Gemasabil (Ilmu Kelautan/2013).

Bersama perwakilan tim UB lainnya, Risnasari dan timnya datang di Kendari dan mengikuti rangkain kegiatan PIMNAS 28. Disampaikan oleh Risnasari bahwa hari pertama seluruh tim yang hadir wajib melakukan registrasi. Kemudian rangkaian acara PIMNAS dilanjutkan dengan pembukaan dan penilaian poster serta presentasi peserta pada hari kedua dan ketiga. Belum beruntung mendapat penghargaan di kategori poster, Risnasari dan timnya berhasil meyakinkan juri pada sesi presentasi. Disampaikan oleh Risnasari bahwa pada sesi tersebut untuk PKMK dibagi dalam empat kelas. Setiap kelas terdiri atas 20 tim dari berbagai universitas di Indonesia. Setiap tim diberikan waktu presentasi maksimal 15 menit kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab. Hasil presentasi tersebut memiliki bobot 60% dalam penilaian total, sementara 40% lainnya didapatkan dari penilaian atas artikel ilmiah dan laporan akhir yang dibuat tiap tim.
“Di presentasi yang dinilai adalah kerjasama tim, penguasaan materi dan konten materi yang disampaikan. Dapat masukan juga untuk mengembangkan usaha, kami diminta bekerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM untuk mendapat tambahan data UKM yang ada di Indonesia,” jelas Risnasari.

Risnasari ingin lebih banyak mahasiswa UB bisa merasakan pengalaman berkompetisi di PIMNAS. Karena itu dirinya berbagi beberapa tips penting yang perlu diperhatikan saat mengikuti PKM. Antara lain setiap peserta PKM harus membaca panduan PKM dengan teliti, kemudian mengikuti semua aturan administrasi yang berlaku. Hal ini penting karena dalam PKM tahun 2014 lalu saja ada sekitar 48.000 proposal yang masuk, sedangkan hanya 7.000 proposal yang dipilih untuk diberikan pendanaan dan hanya 400 proposal yang dapat masuk ke PIMNAS.
“Jadi yang tidak memenuhi aturan administrasi otomatis akan langsung disisihkan padahal judul PKMnya saja belum dilihat. Lebih penting lagi penelitian PKM yang dikerjakan sebaiknya sesuai dengan bidang disiplin ilmu yang ditekuni. Ini juga menjadi pertimbangan juri dalam penilaian,” ujarnya.

Risnasari beserta tim berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung keberhasilan mereka. Mereka berharap pada PKM berikutnya pihak FILKOM dapat memberikan fasilitas pembinaan yang lebih baik untuk mendukung kesiapan tim yang akan maju ke PIMNAS.
“Misalkan dengan mengadakan monev internal yang intens. Jadi kami bisa banyak dapat masukan perbaikan dan banyak berlatih mempersiapkan diri ke PIMNAS. Kami sebelumnya juga sudah sangat terbantu berkat dosen pembimbing kami yang sudah bersedia menyediakan waktu untuk melakukan simulasi presentasi dan memberikan masukan yang sangat berarti bagi kami,” ungkapnya. [dna]