FILKOM Gelar International Symposium on Geoinformatics 2015

FILKOM Gelar International Symposium on Geoinformatics 2015

Bagaimana jika bumi kehabisan cadangan air bersih? Apa yang akan terjadi jika permukaan air laut terus meningkat dan pemanasan global membuat temperatur di permukaan bumi terus naik? Berbagai permasalahan terkait kondisi alam yang semakin memburuk sehingga dapat membahayakan keberlangsungan kehidupan manusia di bumi tersebut yang kemudian mendorong Pusat Kajian Geoinformatika Fakultas Ilmu Komputer/FILKOM (d/h PTIIK) menggelar International Symposium on Geoinformatics (ISYG) 2015 (3/12). Geoinformatika merupakan kombinasi disiplin ilmu geospatial dan informatika yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk mengetahui kondisi bumi mulai dari kondisi tanah, luasan perairan hingga tumbuhan yang ada di atas permukaan tanah. Hasil informasi dari penerapan geoinformatika tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan dalam upaya pelestarian alam. ISYG 2015 merupakan yang pertama kali diselenggarakan oleh FILKOM dengan mengangkat tema “Advancing Geoinformatics Technology and Science For Humanity”

ISYG 2015 yang digelar dalam satu hari tersebut menjadi ajang pertemuan bagi para peneliti bidang geoinformatika untuk membahas dan menganalisa berbagai isu global serta menetapkan solusi terbaik untuk mengatasi isu tersebut. Dua orang ahli bidang geoinformatika dari Jepang dihadirkan sebagai keynote speaker pada kesempatan tersebut. Mereka adalah Dr. Eng. Wataru Takeuchi dari University of Tokyo dan Prof. Masayuki Tamura dari Kyoto University. ISYG 2015 terdiri atas tiga agenda penting yaitu (1) presentasi keynote speaker, (2) serial session registered author dan (3) paralel session workshop dari Pusat Kajian Geoinformatika dan Laboratorium Game FILKOM UB.

Prof. Masayuki Tamura membuka sesi presentasi keynote speaker dengan memaparkan hasil penelitiannya yang berjudul “Utilization of satellite imagery for monitoring disaster damage and environmental change”. Penelitian yang dilakukannya tersebut bertujuan memperkenalkan serta mengajak para peneliti untuk melakukan banyak penelitian lebih lanjut di bidang remote sensing. Sementara Dr. Eng. Wataru Takeuchi menyampaikan hasil penelitiannya “Near-real time meteorological drought monitoring and Early warning system for croplands in Asia”. Penelitian tersebut dillakukan untuk membandingkan hasil teknologi satelit Himawari-7 dengan teknologi satelit terbaru milik Jepang yaitu Himawari-8. Disampaikan oleh Dr. Eng. Wataru Takeuchi bahwa Himawari-8 lebih unggul dalam pengambilan data real-time dibandingkan teknologi sebelumnya. Satelit tersebut kemudian dimanfaatkan untuk pembuatan Satellite-based drought monitoring and warning system. Sistem tersebut telah diluncurkan dan dapat diakses melalui webgms.iis.u-tokyo.ac.jp/DMEWS/ untuk keperluan penelitian lebih lanjut.

Sementara itu pada serial session, enam penulis yang telah mendaftar menyajian presentasi makalah hasil penelitiannya di hadapan peserta yang hadir. Para penulis tersebut antara lain dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Aceh, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang dan The International Institute for Geo-Information Science and Earth Observation (ITC) Enschede, Netherlands. Pada kesempatan tersebut dipilih dua orang penulis dengan makalah dan presentasi terbaik. Penghargaan makalah terbaik diberikan kepada Ichwana dari Unsyiah dan penghargaan presenter terbaik diberikan kepada Muhammad Kamal dari UGM.

Sesi workshop menampilkan presentasi dua hasil penelitian. Pertama “Automatic palm oil trees calculator” yang disampaikan oleh Fatwa Ramdani, D.Sc., S.Si., M.Sc. selaku Kepala Pusat Kajian Geoinformatika. Kedua “How to build a 3D visualization based on GIS spatial data using Unity3D” yang disampaikan oleh Febri Abdullah sebagai perwakilan dari Lab. Game FILKOM UB. [dna]