Pelajari Wonderware InTouch Autodidak Donny dan Mega Juarai HMI Design IARC 2014
Berbekal pengetahuan tentang software Wonderware InTouch hasil belajar mandiri (autodidak), dua mahasiswa PTIIK; Donny Wicaksono (Siskom/2011) dan Mega Sukma Nur Saputra (Siskom/2011) berhasil menjuarai kategori Human Machine Interface (HMI) Design dalam Industrial Automation and Robotic Competition (IARC) 2014 (25 27/8).
IARC sendiri ada delapan kategori yang dilombakan. Kami coba ambil kategori HMI Design dan alhamdulillah dapat juara, jelas Donny.
Dalam kompetisi yang diselenggarakan di Gedung Robotika tersebut, PTIIK mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti beberapa kategori perlombaan. Namun selain Donny dan Mega masih belum beruntung untuk dapat menjadi juara. Pada kategori HMI Design terdapat lima finalis kategori HMI Design perwakilan berbagai universitas di Indonesia. Pada kategori tersebut setiap peserta wajib memecahkan suatu persoalan yangberkaitan dengan aplikasi otomasi industri, dengan pemrograman menggunakan software Wonderware InTouch 10.1. Seperti diketahui HMI adalah suatu sistem yang menghubungkan manusia dengan teknologi mesin. HMI dapat berupa pengendali dan visualisasi status rangkaian teknologi mesin secara manual maupun visualisasi komputer yang bersifat real time.
Awalnya kami tidak tahu tentang HMI ini. Kemudian kami ikut workshop yang diselenggarakan oleh IARC. Dari situ kami mendapat info bahwa kompetisi HMI menggunakan Wonderware InTouch. Setelah itu kami cari tahu dan belajar sendiri tentang software tersebut sekitar satu bulanan, jelas Donny.
Donny mengungkapkan bahwa pada kesempatan tersebut dirinya bersama Mega harus membuat desain simulasi suatu rangkaian teknologi mesin pabrik kopi. Dimana desain rangkaian mesin tersebut mulai dari penempatan bahan-bahan pembuatan kopi, sepeti kopi, air dan bahan pelengkap lainnya. Kemudian pencampuran bahan tersebut dengan takaran tertentu dan pemanasan kopi dengan suhu yang telah ditentukan. Hingga penyaluran ke tangki penuang yang memasukkan produk kopi ke setiap kemasan yang siap dipasarkan.
Kebetulan juga saat magang PKL di PJB Paiton saya ditempatkan di bagian monitoring. Disana juga menggunakan teknologi HMI jadi saya juga belajar dari situ. Saat kompetisi kami buat sistemnya semirip mungkin dengan yang pernah saya lihat di tempat magang, jelas Mega.
Setiap peserta diberikan alokasi waktu 120 menit untuk membuat HMI Desain yang sesuai dengan persoalan yang diberikan. Setelahnya peserta harus mempresentasikan dan mendemokan hasil desainnya di depan dewan juri IARC 2014 yang terdiri dari KaProdi dan dosen dari D3 Elektro ITS. Kriteria penilaian pada kategori tersebut memperhatikan (1) fungsional desain, apakah program yang dibuat peserta dapat memecahkan kasus yang diberikan dan berfungsi dengan baik saat diuji, (2) waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan program, (3) efisiensi jumlah memory, dan (4) struktur desain dan tampilan program yang mudah dipahami oleh pengguna.
Dari kriteria penilaian tersebut karya Donny dan Mega dinobatkan sebagai karya dengan nilai tertinggi. Donny dan Mega mengaku senang dapat memperoleh gelar juara I dalam kompetisi tersebut. Selain itu, banyak manfaat, pengetahuan baru dan pengalaman berarti yang diperolehnya.
Disana kami juga dapat kenalan baru, pengetahuan dan pengalaman baru. Dengan ikut kompetisi itu kami juga dapat kesempatan untuk menerapkan teori tentang Interaksi Manusia dan Komputer yang kami peroleh di perkuliahan. Jadi menerapkan ilmu yang kita tahu selama ini sebagai teori ke kondisi riil, ungkap Donny.
Donny berpesan bagi rekan rekannya yang berminat untuk mengikuti kompetisi serupa dapat mulai membekali diri dengan mempelajari berbagai macam software yang banyak digunakan di perusahaan perusahaan. Selain itu, perlu juga mempelajari berbagai bisnis proses yang biasa diterapkan di perusahaan. Hal tersebut diungkapkan Donny dan Mega akan sangat membantu dalam membuat desain program HMI yang baik. [dna]